Selamat membaca!
Mereka keluar dari restoran 15 menit kemudian setelah menghabiskan makanan-makanan yang mereka pesan. Keduanya tidak punya tujuan kemanapun selain pulang ke rumah.
Hari ini kedua kakak beradik itu sedang libur. Vian yang biasanya pergi hunting foto setiap akhir pekan, memilih untuk rehat sejenak dari kegiatan favoritnya itu. Sementara Agus memilih menghabiskan waktu di rumah.
"Kamu tadi kemana, sih?" Agus masih penasaran dengan kepergian adiknya yang tiba-tiba saat mereka hendak memasuki restoran ibunya. Adiknya, sih, bilang dia tadi cuma melihat-lihat sekitar saja.
"Oh, itu. Kan tadi aku udah bilang cuma lihat-lihat aja, mas."
Sepertinya Vian lupa jika kakaknya ini orang yang peka, walaupun tidak banyak omong. Agus hanya mengiyakan saja jawaban adiknya yang dia tahu itu cuma alasan belaka. Masalahnya, kalaupun memang hanya ingin melihat-lihat kenapa dia tidak bilang dulu ke Agus yang saat itu pergi dengannya.
Agus memilih untuk tidak bertanya lagi, karena memang bercerita mengenai kehidupan pribadi bukanlah kebiasaan mereka dari dulu. Meskipun dia tahu bahwa adiknya sedang menutupi sesuatu.
💜💜💜
"Kak!" Abraham melambaikan tangan pada puterinya yang celingak-celinguk mencari keberadaannya.
"Kak?" Tanya Violet setelah mendudukan bokongnya di hadapan orang tuanya.
"Iya, kakak. Siapa tahu mama kamu mau kasih adik nanti" ucapnya asal.
"Oh, kalian mau nambahin member baru di keluarga kita, nih, ceritanya?"
"Jangan ngaco!" Ucap Berlian ketus pada suaminya.
Abraham hanya bisa tertawa geli melihat reaksi istrinya. "Kamu habis ini balik lagi ke butik, Vi?"
"Iya, pa. Kenapa?"
"Ngga usah aja! Kita jalan-jalan keliling mall" ucapan yang langsung di setujui mamanya.
"Iya, kita shopping abisin duit papa!"
"Yang, kamu mau belanja sebanyak apapun uang aku ngga akan habis" balas suaminya jumawa.
"Yaudah kalo gitu ayo kita liburan lagi! Aku mau ke korea"
"Korea mana dulu? Selatan apa utara? Salah masuk negara di rudal kita nanti"
Berlian memutar kedua bola matanya. Kenapa lawakan suaminya tidak ada peningkatan, sih? "Korea selatan lah!"
"Anything for you my dear!" Abraham merangkul pundak isterinya sambil menanamkan kecupan di dahi wanita yang masih terlihat cantik di umur hampir setengah abad.
"Seriously kalian? Honeymoon lagi?" Tanya Vio yang semakin lama merasa jengah dengan kemesraan orang tuanya yang tidak tahu tempat.
"Iri bilang bos!" Ledek papanya semakin membuat dia kesal.
Vio menggeram, "whatever!"
"Pokoknya habis makan siang aku balik ke butik. Masih ada kerjaan yang harus aku selesain"
Percakapan mereka terpotong saat pelayan membawakan pesanan. Setelah semua pesanan lengkap, mereka mengucap terima kasih dan kembali melanjutkan obrolan yang tertunda.
"Talking about south korea, klien aku kali ini berasal dari sana, loh"
"Oh ya?" Tanya mamanya tertarik
"Iya, dia janda. Sudah punya 2 anak laki-laki. Ini pernikahan keduanya setelah suami pertamanya meninggal karena kecelakaan"
"Geez, I feel bad for her"
"Makanya aku harus balik lagi ke butik untuk ngerjain pesanannya. Dia request supaya baju-bajunya cuma dikerjain sama aku aja"
"Dia hanya percaya kalau pesanannya itu dikerjain sama kamu?"
"Ya begitulah"
"Kesempatan bagus itu" ucap papanya masuk dalam pembicaraan. "Kalau kamu bisa menjaga kepercayaan pelanggan-pelanggan kamu dengan hasil pesanan yang memuaskan, mereka pasti bakalan jadi pelanggan tetap, dan ngga menutup kemungkinan mereka bakal mempromosikan butik kamu ke teman-teman atau keluarga mereka"
"Promosi gratis jadinya" ucap Vio yang menghasilkan tawa ketiga orang itu.
Tbc.
I purple you💜
Aku rela banget sumpah klo banyak yang voment🙈
Ig: catypattinson10
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer
عاطفيةBagaimana rasanya menjadi wanita dengan paras cantik, otak cerdas, karir bagus, dan memiliki latar belakang keluarga yang baik. Pasti akan ada banyak pria yang rela mengantre untuk menjadi kekasihmu, bukan? Tetapi trauma yang dirasakan oleh Violet C...