Selamat membaca!
Vio mangkir dari pekerjaannya yang harus membeli bahan-bahan untuk butik dan malah menonton event lomba menyanyi bersama Agus hingga acara itu selesai.
Sasha yang mencari dimana keberadaan bosnya harus mengitari toko-toko untuk menemukan Vio. Wanita itu sampai kesal sendiri karena tidak biasanya Vio seperti ini, panggilannya bahkan tidak wanita itu angkat. Akhirnya Sasha hanya mengirim pesan ke bosnya bahwa dia balik ke butik duluan. Vio kembali beberapa jam kemudian dengan semua belanjaan yang ada dalam genggaman tangannya ketika langit sudah berwarna jingga. Dan dia tetap tidak tahu kemana bosnya pergi, Vio tidak mau cerita. Dia hanya tahu bahwa bosnya diantar pulang dengan mobil alphard warna hitam.
Latter did she know bahwa Vio baru saja bersenang-senang dengan oppa mata sipit yang dia sebut tempo lalu.
Hari ini, Vio kembali akan menghabiskan waktunya bersama dengan Agus seperti yang sudah mereka janjikan minggu lalu.
"Siap?"
"Siap!"
Agus tertawa kecil melihat tingkah Violet yang sedikit gugup namun juga bersemangat. Mereka baru saja keluar dari restoran, tadi Agus menjemputnya. Sebelum mereka berangkat ke studio pria itu, Agus mengajak Violet untuk makan siang terlebih dulu. Tentu saja kali ini dia yang bayar.
"Aku tau kamu super excited, tapi seatbelt-nya jangan lupa dipasang" Vio tidak tahu seperti apa urutan kejadiannya, belum juga dia sadar dengan ucapan pria itu, kini wajah Agus sudah berada sangat dekat dengan wajahnya.
Agus meraih seatbelt itu, kemudian melingkarkannya di tubuh Violet.
Vio menangkap adegan yang sedang Agus lakukan seperti slow motion. Mengapa seakan-akan dia merasa waktu bergerak sangat lambat?
Jantung Vio berdebar kuat saat dia merasakan hembusan napas Agus menerpa telinganya, menghadirkan rasa geli yang menjalar hingga ke satu titik di tubuhnya.
Nyatanya, bukan waktu yang bergerak sangat lambat, melainkan Agus yang sengaja memperlambat gerakannya. Dia bahkan berhenti sebentar untuk meneliti wajah Violet dari jarak yang sangat dekat. Agus dapat merasakan ketegangan dari wanita yang ada di hadapannya. Ketika Violet menoleh dan wajah mereka bertemu, Agus tak kuasa untuk meraup bibir tebal wanita itu ke dalam cumbuan yang menggelora.
Namun dia tidak bisa melakukan itu. Tidak di saat mereka belum mempunyai hubungan yang jelas.
Agus mendekati Violet bukan untuk dijadikan wanita sekali pakai. Dia menginginkan lebih, bukan hanya sekedar one night stand, dan Violet lebih dari sekedar berharga untuk dijadikan hubungan satu malam.
"Mas?" Violet berkata pelan, suaranya lebih mirip seperti rintihan.
Agus meneguk ludahnya kasar dan segera menarik diri dari Violet.
Sebelumnya tidak pernah seperti ini, dia hampir saja lepas kendali kepada Violet. Mungkinkah karena pengaruh jarak diantara mereka? Itu yang terdekat sejak pertemuan pertama mereka. Atau mungkin Agus masih terbayang dengan ucapan Violet tempo lalu ketika wanita itu bilang bahwa dia sedang berendam?
Agus menggelengkan kepalanya, mencoba untuk mengenyahkan bayangan laknat itu dari otaknya.
Dengan perasaan berkecamuk, dia melajukan mobilnya.
💜💜💜
"Jadi kamu penulis lagu?"
"Penulis, produser, komposer" jawab Agus menjelaskan lebih detail mengenai pekerjaannya.
"It looks cozy" Vio meneliti ruangan sebesar 4×4 yang dipenuhi dengan perabotan yang tidak dia ketahui namanya selain piano dan gitar. Ruangan yang didominasi warna gelap dengan dipadu lampu led berwarna ungu yang dipasang disetiap sudut tembok hingga melingkari langit-langit atap itu sangat menggambarkan seperti apa sosok yang berdiri di dekatnya ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/252867176-288-k685491.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer
Lãng mạnBagaimana rasanya menjadi wanita dengan paras cantik, otak cerdas, karir bagus, dan memiliki latar belakang keluarga yang baik. Pasti akan ada banyak pria yang rela mengantre untuk menjadi kekasihmu, bukan? Tetapi trauma yang dirasakan oleh Violet C...