Selamat membaca!
Akhir-akhir ini wajah kedua orang tuanya terlihat murung. Papanya yang biasa melemparkan candaan hampir di situasi apapun, kini lebih banyak diam. Mamanya memang pendiam, dan tidak banyak bersuara jika memang tidak ada hal yang ingin disampaikan. Namun kali ini, diam mamanya itu menandakan bahwa ada sesuatu yang tidak baik.
Awalnya Vio pikir orang tuanya sedang bertengkar, namun jika dilihat dari bagaimana papanya yang sudah cinta akut kepada mamanya, dan tidak bisa jika lelaki paruh baya itu didiamkan oleh Berlian lebih dari dua hari, sepertinya masalah yang orang tuanya hadapi lebih rumit dari sekedar pertengkaran biasa.
Saat tahu kalau papanya sedang stres karena masalah hotel, awalnya Vio bersikap tidak peduli karena sejak awal dia memang sudah meneguhkan hati untuk tidak ikut campur apapun yang berkaitan dengan perhotelan. Biar itu menjadi urusan papanya, omnya dan sepupu-sepupunya saja.
Namun perasaan tidak tega memenuhi dadanya ketika dia lihat semakin hari aura papanya semakin tidak enak saja. Dia tidak bisa melihat papanya yang biasanya ceria tiba-tiba berubah menjadi sesosok raga tanpa jiwa. Dan ketika Violet tahu kenyataan yang sesungguhnya, hatinya mencelus seketika. Hotel menjadi sepi karena kelakuan salah satu oknum tidak bertanggung jawab yang bekerja di sana.
Beberapa minggu lalu, ramai diberitakan diseluruh stasiun tv nasional bahwa terjadi pembunuhan disalah satu kamar hotel Rathúil. Pelakunya adalah seorang office boy yang bekerja di hotel keluarga mereka. Setelah ditelusuri kronologinya, ternyata OB itu memiliki gangguan mental. Dia tiba-tiba saja membunuh seorang wanita tidak bersalah di dalam kamarnya, yang entah dari mana dia dapatkan key card cadangan kamar yang ditempati oleh wanita tersebut.
Alhasil, akibat kejadian itu munculah berbagai rumor tentang hotel Rathúil yang kata masyarakat tidak becus dalam memilih pekerja sehingga bisa meloloskan seorang psikopat, sampai rumor bahwa pemilik hotel sengaja mengambil tumbal dengan mengorbankan pegawai mereka sebagai pelaku agar hotel tetap ramai.
Awal-awal insiden itu terjadi, banyak yang terkesan cuek dan memilih untuk menetap di hotel, tetapi ketika rumor itu menyerbak, semakin hari semakin banyak yang check out dan juga tidak sedikit orang yang membatalkan pemesanan.
Mereka ketakutan. Apalagi setiap kali mereka menelpon room service, dan ketika OB datang ke kamar mereka untuk membawakan pesanan, mereka akan seketika menjadi waspada dan menatap OB dari atas sampai bawah.
Segala cara sudah dilakukan untuk mengembalikan citra baik hotel Rathúil, namun itu semua tidak berpengaruh ketika segala rumor masih menjadi sumber masalahnya.
Jika dibiarkan terus seperti ini, lama-lama hotel akan terbengkalai karena sepi pengunjung.
Omnya menyarankan untuk melakukan promosi dan mengeluarkan terobosan baru untuk menarik minat pengunjung, tetapi semua itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sementara dana yang ada sudah dihabiskan untuk membuka cabang hotel baru yang didirikan di Bali, yang mana hotel tersebut dikelola oleh kakak sepupu Violet--Evander--yang juga kena imbas dari rumor yang ada.
Abraham dan Gerald sudah berusaha untuk mengajukan kerja sama dengan rekan-rekan yang mereka kenal. Namun dengan kejadian yang ada, mereka semua menolak. Tidak ingin mengambil resiko dengan menanamkan modal besar untuk hotel Rathúil tanpa tahu apakah modal mereka akan berbalik atau tidak.
Di tengah kemelutan yang terjadi, ada satu perusahaan yang menerima tawaran kerja sama Abraham dan Gerald, tapi seperti kerja sama pada umumnya, orang itu memiliki syarat.
"Masalahnya belum selesai, pa, ma?" Vio menarik satu kursi dan ikut duduk di meja makan bersama kedua orang tuanya.
"Loh, kamu belum tidur sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer
RomanceBagaimana rasanya menjadi wanita dengan paras cantik, otak cerdas, karir bagus, dan memiliki latar belakang keluarga yang baik. Pasti akan ada banyak pria yang rela mengantre untuk menjadi kekasihmu, bukan? Tetapi trauma yang dirasakan oleh Violet C...