Healer 37

273 25 0
                                    

Selamat membaca!

Agus sudah pernah merasakan situasi seperti ini sebelumnya, canggung dan terintimidasi. Well, sebenarnya dia tidak benar-benar terintimidasi karena pak tua yang ada di hadapannya ini tidak benar-benar membencinya.

Dia tahu karena dia bisa melihat binar bahagia di mata pria tua itu yang sengaja ditutupi oleh sikap sok menakutkannya, padahal tidak benar-benar menakutkan.

"Jadi sekarang hubungan kalian udah resmi?"

"Iya om"

"Sejak kapan?"

"Sejak malam tahun baru itu"

Agus dapat melihat bola mata Abraham dan Berlian membesar karena terkejut, secara refleks kepala mereka berdua menoleh ke arah Violet.

"Kok ngga cerita?" Teriak Abraham.

"Belum sempet" jawab Vio gagap, "lagian masa yang kaya gitu harus aku ceritain juga, sih?"

"Harus! Biar papa tau orang kaya apa yang berhubungan sama anak papa"

"Ya, papa kan udah kenal juga siapa orangnya"

"Ngga bisa gitu! Harusnya dari PDKT udah dikasih tau"

Sementara Vio dan papanya berdebat, Agus dan Berlian hanya bisa menggelengkan kepala mereka saja.

Berlian menghentikan suaminya sebelum pria tua itu semakin bertingkah menyebalkan. "Udahlah, yang penting sekarang Vio dan Agus udah mengakui hubungan mereka. Kamu ngga berencana untuk pisahin mereka berdua cuma karena masalah ini, kan?"

"Ngga" jawabnya ketus. "Trus sekarang kamu mau apa?" Tanya pria itu menatap Agus.

"Saya mau izin ajak Vio keluar om, tante"

"Kamu kalo mau minta ijin saya buat ajak vio jalan sekarang telat! Kemarin-kemarin kemana aja?"

Agus menggaruk kepalanya yang tidak gatal, " maaf om"

"Rencananya kamu mau bawa Vio kemana?"

"Maaf om saya ngga bisa kasih tau, ini surprise"

Mata Abraham kembali molotot mendengar jawaban Agus. "Heh! Ngga usah sok romantis kamu, cepet kasih tau saya kamu mau ajak Vio kemana? Biar kalo kamu macem-macem bisa langsung saya samperin"

Berlian mencubit pinggang suaminya kencang yang membuat pria itu mengaduh kesakitan. "It's okay Gus, kamu bisa ajak Vio pergi, kok. Asal jangan lupa dikembalikan, ya"

"Mama apasih" rungut Vio malu.

Agus mendengkus geli, "siap tante, terima kasih. Kami pergi dulu, ya"

💜💜💜

Vio berdeham untuk menormalkan kembali wajahnya yang sejak tadi tersenyum seperti orang bodoh. "Jadi kita mau kemana?"

Agus tidak menjawab, dia hanya menatap lekat kekasihnya dengan senyum tertahan.

Vio mengguncang lengan Agus yang kembali membuat pria itu menoleh kepadanya, namun tetap hanya senyuman yang diberikan pria itu dengan sedikit gelengan.

Tidak menjawab pertanyaannya, Vio dibuat kesal juga khawatir. Pasalnya dia takut jika dia akan salah kostum.

Sebelum berangkat tadi, Agus hanya menyampaikan bahwa mereka akan pergi makan malam dan dia harus mengenakan pakaian formal.

Disinilah dia, memakai long dress hitam pas badan dengan aksen tali dari rantai tipis yang menghiasi pundaknya. Lalu, penampilan perempuan itu dipermanis dengan anting berbentuk persegi panjang bermatakan berlian diseluruh permukaannya yang menggantung indah dikedua telinga Vio, rambut coklat keemasannya yang sengaja dibuat bergelombang juga menambah kesan anggun yang tak terbantahkan.

HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang