Selamat membaca!
Taman luas dengan rumput hijau yang digunting rapih itu tadinya terlihat lapang, namun sekarang sudah dirubah menjadi pesta bak negeri dongeng.
Putih dan ungu menjadi nuansa dari tempat yang kini terlihat sangat romantis. Di depan sana terlihat kursi-kursi dan meja-meja yang disusun melingkar di bawah tenda putih yang bagian atas dan tiangnya dihias bunga berwarna putih dan ungu. Tidak jauh disamping kanan dari tenda yang banyak diisi kursi tadi, terdapat meja memanjang yang di atasnya tersedia berbagai jenis makanan. Diantara meja dan kursi melingkar itu, terdapat jarak sekitar 3 langkah yang sepanjang jalannya ditaburi bunga, jalan itu menuju pada pelaminan yang terlihat sangat cantik nan elegan. Pelaminan dengan panggung kecil berlantai putih, di belakangnya terdapat tiang membentuk U terbalik yang dilingkari oleh bunga-bunga, dan dibagian atas tiang itu terdapat inisial V&A dengan warna silver. Tempat itu adalah pusat utama dari segala hal yang ada disini, tempat itu yang kemudian menjadi tempat dimana Vio dan Agus akan mengucapkan janji suci mereka.
Di ruang make up, Vio tidak bisa menahan rasa exicited dan gugup yang menjadi satu. Kedua tangannya sedari tadi mengapit, sementara bibir terus tersenyum tertahan, dalam hati dia merapalkan doa agar pernikahannya dengan Agus dilancarkan, dan semoga yang kali ini bertahan hingga selamanya.
Abraham masuk ke dalam ruangan itu, ketika melihat putrinya ia tak kuasa menahan air mata. Dulu ketika Vio pertama kali menikah, ia pun menitikan air mata. Namun, kedua air mata dalam kejadian yang sama itu berbeda makna. Jika dulu ia menangis karena tidak rela menyerahkan Vio yang masih sangat muda untuk menjalani pernikahan bisnis, kini dia menangis bahagia karena anaknya sudah menemukan cinta sejatinya. Dan semoga Tuhan memberikan bahagia dalam pernikahan kedua anaknya ini.
Berlian yang sejak tadi menemani Vio di ruang make up, menghampiri suaminya ketika pria itu memasuki ruangan. Bisa dia lihat pria yang selama ini terlihat tangguh, mengeluarkan air matanya. Selama mengenal Abraham, Berlian tahu bahwa suaminya itu bukan tipikal laki-laki yang cengeng. Seumur hidup baru tiga kali dia melihat Abraham menangis, yaitu ketika Vio menikah utnuk pertama kali, kedua ketika mereka mendapati kabar buruk tentang Vio yang menjadi korban KDRT mantan suaminya, dan ketiga saat ini.
Langsung saja Berlian menyapu air mata suaminya, lalu memberikan ciuman di pipi pria itu yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Abraham membalas dengan mencium bibir istrinya yang memakai lipstik red wine hari ini.
Vio sudah selesai dirias, kedua orang tuanya menghampirinya. Mereka menggenggam masing-masing tangannya.
"Pa" Ucapnya melihat Abraham dengan berkaca-kaca. Tangan yang digenggam papanya berakhir dicium oleh pria paruh baya itu.
Menoleh ke kiri, dia melihat mamanya. "Ma". Tangan yang digenggam mamanya berada di dada wanita itu. "Jangan nangis, sayang make up-nya." Vio tertawa mendengar celetukan mamanya.
Mereka merekam gambar terlebih dahulu bersama sang videographer untuk didokumentasikan, sebelum akhirnya mereka keluar untuk melangsungkan acara sakral tersebut.
Kedua belah pihak keluarga dan para sahabat telah duduk di kursi mereka masing-masing. Pengantin pria kita hari ini juga telah berdiri di atas pelaminan bersama dengan Pendeta.
Ketika dari ujung sana dia melihat wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya sedang berjalan di aisle dengan menggandeng lengan ayahnya. Agus tak bisa mengalihkan pandangan dari Violet yang terlihat sangat manis pagi ini.
Wanita itu mengenakan gaun off shoulder dengan bagian belakang yang panjang, menyapu bunga-bunga yang bertebaran di bawah ketika dia berjalan, rambutnya yang lurus bergelombang diikat setengah dan diberi hiasan sebagai pemanis.
Seakan waktu berjalan dengan lambat, Agus menanti di atas sana dengan jantung berdegup kencang setiap kali Violet melangkahkan kakinya semakin dekat dengan dirinya. Ketika wanitanya sampai dan dia menerima tangan Violet yang diserahkan Abraham, Agus tak kuasa menahan air matanya. Sementara Violet ternyata sudah banjir sedari tadi.
"Saya serahkan anak saya satu-satunya kepada kamu karena saya percaya" Abraham menyampaikan beberapa patah kata sebelum dia duduk bersama istrinya, orang tua juga adik Agus di bawah sana. "Saya percaya kamu laki-laki yang baik dan bertanggung jawab. Tolong jaga putri saya, jangan sakiti dia baik itu fisiknya maupun perasaannya. Dan jika suatu saat kamu merasa sudah tidak sanggup untuk membahagiakannya, kembalikan dia pada saya"
Agus menggeleng tegas pada kalimat terkahir Abraham. Dia sudah berjanji bahkan sebelum sumpah pernikahan diucapkan, bahwa dia akan menjaga, mencintai dan membahagiakan Violet seumur hidupnya. Sementara Violet yang mendengar itu malah semakin terisak. Dia tahu, memang sesayang itu orang tuanya kepadanya, dan Violet amat sangat bersyukur memiliki Abraham dan Berlian sebagai orang tuanya.
Di atas panggung kecil itu, Violet dan Agus berdiri berhadapan. Dengan dibimbing oleh Pendeta dan disaksikan oleh banyak pasang mata, mereka mengucapkan janji pernikahan mereka. Bahwa mereka akan saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing, menemani dikala sakit dan sehat, dalam senang dan sedih, dan saling mencintai hingga Tuhan memisahkan mereka.
"Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri, silakan cium pasangan kalian"
Agus meraih wajah Violet dengan kedua tangannya, dia tatapi dulu wanita yang kini sudah menjadi istrinya.
Istri.
Kata itu seolah melambungkan hatinya setiap kali disebut.
Agus menghela napas lega, sebelum kemudian dia kecup dengan khidmat bibir istrinya.
Akhirnya setelah perjalanan panjang mereka, mereka sampai pada titik ini. Namun ini bukanlah akhir dari perjalanan cinta mereka, masih akan ada kisah Violet dan Agus kedepannya, masih akan ada cobaan dan ujian untuk kehidupan rumah tangga mereka nantinya. Tetapi itu semua tak lantas membuat mereka takut, justru sudah mereka tekadkan dalam hati bahwa mereka akan menghadapi itu semua bersama.
End.
Lanjut ekstra part?
Ngomong2, aku udah pernah bilang belom sih, kalo orang tuanya violet aku ngebayanginnya jeremy thomas dan istrinya?
Ig: catypattinson10
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer
Любовные романыBagaimana rasanya menjadi wanita dengan paras cantik, otak cerdas, karir bagus, dan memiliki latar belakang keluarga yang baik. Pasti akan ada banyak pria yang rela mengantre untuk menjadi kekasihmu, bukan? Tetapi trauma yang dirasakan oleh Violet C...