Selamat membaca!
Bergelung bertahun-tahun dalam trauma yang membuat hidupnya mati dan tidak bermakna. Vio tidak menyangka saat seperti ini akan terjadi.
Setelah kejadian itu, tak sekalipun hadir dalam benaknya bahwa dia akan dilamar oleh seseorang yang dia cintai dan mencintainya. Ini seperti yang dia bayangkan ketika masih remaja dulu. Makan malam yang manis dan romantis, lalu setelah itu kekasihnya akan mengeluarkan cincin berlian dari saku celananya dan berkata "Will you marry me?"
Bayangan itu pupus ketika dia menikah karena hasil perjodohan bisnis, dan yang lebih parahnya lagi pernikahan itu berakhir dengan sangat tragis.
Namun, kini mimpi itu seolah jadi kenyataan.
Apa lagi yang dia tunggu?
Apa lagi yang membuatnya ragu?
Dia mencari-cari celah dalam hatinya. Apakah masih ada rasa takut itu? Apakah masih ada keraguan untuk menjadikan Agus sebagai pendamping hidupnya?
Vio memegang dadanya, dan jawabannya adalah tidak. Tidak ada lagi rasa takut dan ragu itu ketika bersama Agus. Dia ingin mengahbiskan sisa hidup bersama laki-laki itu, bergantung padanya dan menjadikan Agus satu-satunya sandaran ketika dia butuh.
Jadi saat Vio menatap cincin bermata satu yang berkilau itu dan wajah Agus secara bergantian, Vio mengatakan satu kata yang membuat Agus menghembuskan napas lega seolah semua beban yang ada di pundaknya terangkat. "Yes"
Lelaki itu berdiri dari kursinya, tersenyum haru dia berjalan ke arah Violet dan langsung memeluk wanita itu erat. Menanamkan kecupan berkali-kali ke kepala wanita itu.
💜💜💜
Abraham dan Berlian sudah tahu bahwa tadi malam anak mereka telah dilamar oleh kekasihnya. Sepulang dari makan malam, Agus dan Vio langsung mengumumkan pada mereka berdua, yang mana itu membuat kedua orang tuanya menahan tangis bahagia.
Secara jantan Agus mengatakan kepada Abraham dan Berlian bahwa dia ingin memperistri Violet, dan itu membuat Abraham put all his respect towards him.
Pria tua itu langsung menepuk pundak Agus dua kali dengan tersenyum bangga, seusai Agus mengungkapkan niatnya.
Keduanya tidak ingin berlama-lama menghabiskan waktu tanpa tujuan. Jadi setelah lamaran tidak resmi itu berlangsung, mereka segera membicarakan tentang pernikahan.
Tapi sebelum melompat terlalu jauh, ada satu hal krusial yang harus mereka hadapi, yaitu memberi tahu keluarga Agus bahwa mereka berdua sudah ingin sama-sama serius dalam hubungan ini.
Dan tentu itu bukan hal yang mudah, mengingat adik Agus memiliki rasa untuk calon istrinya dan ibunya yang lebih mendukung perasaan adiknya ketimbang dirinya sendiri.
Namun itu tidak akan menyurutkannya dalam berjuang untuk menjalani hal yang baik ini.
Maka pagi ini, Agus berniat membawa Violet ke rumah ibunya untuk menyatakan niatnya. Tapi sebelum itu Agus mengajak Vio ke rumahnya dulu untuk mengambil beberapa barang.
Vio menunggu di kamar Agus selagi laki-laki itu menyiapkan segala yang dia butuhkan.
Agus memakai topinya lalu mengajak Violet pergi. "Yuk"
Perempuan itu mengangguk dan bangkit dari duduknya, tapi kemudian tertegun sesaat ketika menyadari sesuatu.
Topi yang Agus kenakan, sepertinya dia mengenalnya. Topi berwarna hitam dengan bordiran berinisial V dibagian sampingnya itu mirip dengan miliknya.
Seketika ingatannya kembali pada kejadian dimana dia kehilangan topinya. Saat itu di bandara, dia tidak sengaja menabrak seseorang karena buru-buru ingin ke toilet.
Vio tersenyum, nyatanya takdir benar-benar sangat indah dan penuh kejutan. Dia tidak menyangka bahwa laki-laki itu adalah Agus, dia tidak tahu karena seingatnya kala itu Agus mengenakan masker.
"Boleh aku lihat kamu pakai masker?"
"Hah?"
"Tolong, pakai aja tanpa banyak tanya"
Alis Agus mengkerut bingung, tapi tetap menuruti perintah Violet.
Semakin bingung ketika melihat Vio tersenyum sendiri. "Sayang, kamu kenapa?" Tanyanya sambil melepas masker.
Vio menggeleng, sedetik kemudian memeluk pinggang pria itu dan mengecup bibirnya singkat.
Dan Agus tambah bingung lagi melihat tingkah Vio seperti ini, tapi diam saja dan menurut ketika Vio menuntunnya berjalan keluar.
Tbc.
Ig: catypattinson10
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer
RomanceBagaimana rasanya menjadi wanita dengan paras cantik, otak cerdas, karir bagus, dan memiliki latar belakang keluarga yang baik. Pasti akan ada banyak pria yang rela mengantre untuk menjadi kekasihmu, bukan? Tetapi trauma yang dirasakan oleh Violet C...