Selamat membaca!
Agus tidak menyetok bahan-bahan di kulkas beberapa hari terakhir karena kegalauannya itu. Jangankan memikirkan bahan makanan, untuk makannya saja dia tidak berselera.
Memang benar ya, disaat hati tidak baik-baik saja, semua hal yang kau lakukanpun terasa tidak benar.
Tidur tidak nyenyak, makan tidak enak, bekerjapun jadi tidak fokus. Bukannya berlebihan, tapi memang begitu realita yang Agus rasakan.
Beruntung si pelipur lara datang kembali ke kehidupannya, jadi dia bisa menjalankan hidupnya dengan normal lagi.
"Mas, ada sesuatu yang mau aku omongin"
Agus yang baru selesai mencuci piring duduk kembali di kursi meja makan yang bersebrangan dengan Violet. "Mau ngomong apa?"
Vio menghela napas panajng.
Sudah saatnya dia memberitahu Agus tentang hal ini. Hal yang membuatnya rendah diri, hal yang membuatnya trauma dan merasa takut akan sebuah hubungan dan sentuhan intim dari lawan jenis. Pria ini harus mengetahui tentangnya secara utuh demi kebaikan hubungan mereka kedepannya. "Ada hal yang harus aku kasih tau, dan mungkin kamu akan berubah pikiran setelah mendengarnya"
Yah, siapa tahu Agus tidak ingin menikahi janda kan?
"Kenapa? Kamu pembunuh bayaran?"
Vio berdecak kesal, "aku serius mas!"
Agus terkekeh melihat wajah kesal Violet. "Oke-oke, apa?"
"Aku pernah menikah"
Vio menunggu reaksi pria itu, namun Agus hanya menatapnya dengan wajah datar.
"Terus? Kamu pikir aku peduli kamu pernah menikah atau ngga?"
Demi Tuhan! Bolehkah dia meninju wajah pria di hadapannya? Butuh keberanian yang besar bagi Vio untuk mengungkapkan hal itu, tapi Agus malah menanggapinya santai.
"Kamu ngga mau nanya kenapa aku bisa bercerai?"
Agus menggeleng, kali ini mukanya serius. "Itu bukan ranah aku, Vi"
"Oke, kalau kamu ngga mau nanya aku yang akan kasih tau" Vio menarik napas lagi, lebih panjang dari sebelumnya. "Aku korban KDRT"
Kali ini Vio dapat melihat perubahan wajah Agus, bola mata pria itu membelalak untuk beberapa saat sebelum kemudian matanya berkedip beberapa kali.
"Kami menikah karena perjodohan" Vio melanjutkan ceritanya, "demi menyelamatkan bisnis keluarga yang hampir hancur saat itu"
"Aku ngga mencintai dia, tapi aku juga ngga mau menjadikan pernikahan sebagai permainan. Jadi aku serius menjalankan kewajibanku sebagai istri, tapi ternyata dia cuma menganggap aku sebagai pemuas nafsunya aja"
"Dia akan pukul aku kalau aku ngga nurut dan ngga jarang juga dia melakukan kekerasan seksual, memaksakan diri disaat aku sama sekali belum siap. Butuh waktu lama buat aku untuk lepas dari orang itu karena dia selalu mengancam akan menarik dana yang orang tuanya kasih untuk bisnis keluargaku"
Agus baru sadar kalau dia mengetatkan rahangnya sejak pertama kali mendengar cerita Violet. Bagaimana bisa ada pria yang tega memukul wanita, terlebih ini istrinya sendiri? Walaupun memang menikah karena dijodohkan, tapi seorang suami tidak pantas berlaku kasar terhadap istrinya.
"Waktu kita jalan-jalan ke luar kota kemarin, aku ngga sengaja lihat dia dan traumaku yang kukira sudah hilang ternyata kembali lagi. Terus aku ingat kamu, aku takut kamu akan seperti dia-"
"Ngga akan" Agus menjawab cepat dan tegas. "Seumur hidupku, aku ngga pernah mukul perempuan dan aku ngga akan pukul kamu apalagi sampai memperkosa kamu seperti yang dilakukan mantan suami sialan kamu itu"
Vio tersenyum geli melihat reaksi spontan yang dikeluarkan Agus dan bagaimana wajah pria itu yang terlihat akan meledak selama mendengarkan ceritanya tadi.
"Maaf aku sempat berpikiran kaya gitu tentang kamu" Vio menunduk melihat tautan jemarinya di atas meja makan, ada rasa malu menyergap dirinya setelah dia mengatakan kepada pria itu bahwa dia memiliki ketakutan akan Agus yang mungkin berubah seperti mantan suaminya.
"Mas, butuh waktu yang panjang buat aku untuk menjalin hubungan lagi dengan seseorang. Aku harap kamu bisa memaklumi semua sikapku kedepannya dan maaf, aku ngga tahu sampai kapan aku bisa berhubungan badan lagi"
Agus menghela napas pelan, sedikit kesal mendengar pernyataan terakhir Violet. "Kamu ngga berpikir aku dekati kamu hanya karena tubuh kamu aja kan Vi?"
Vio menggeleng cepat. "Bukan gitu maksud aku. Kamu ngga akan jalanin hubungan normal seperti orang pada umumnya dengan aku mas"
"Hubungan normal seperti orang pada umumnya apa yang kamu maksud? Banyak kok orang lain jalanin hubungan tanpa melibatkan seks, dan aku bisa jalanin hubungan seperti itu. Jadi kamu ngga usah terlalu mikirin hal-hal seperti itu"
"Kalau kamu pikir aku akan berubah pikiran setelah mendengar cerita kamu barusan, kamu salah Vi. Aku justru semakin ingin bersama kamu, aku akan terima semua masa lalu kamu dan aku bisa pastiin trauma itu akan hilang ketika kamu sama aku"
Vio meneteskan air matanya yang sudah menggenang sejak tadi. Terharu mendengar sumpah yang Agus ucapkan untuknya.
"Kamu cukup percaya sama aku dan jangan mikir macam-macam. Oh! Satu lagi, kalau ada apa-apa cerita, aku jangan didiamkan, dasar wanita!"
Vio terbahak mendengarnya, "maaf-maaf, aku ngga akan gitu lagi"
Ah, pria ini, cepat sekali merubah mood-nya dalam satu waktu.
Tbc
Ig: catypattinson10

KAMU SEDANG MEMBACA
Healer
RomanceBagaimana rasanya menjadi wanita dengan paras cantik, otak cerdas, karir bagus, dan memiliki latar belakang keluarga yang baik. Pasti akan ada banyak pria yang rela mengantre untuk menjadi kekasihmu, bukan? Tetapi trauma yang dirasakan oleh Violet C...