Selamat membaca!
Abraham menatap tak percaya pada tangan lihai Agus yang sedang memasak makanan untuk makan malam mereka di dapur.
Sebelumnya mereka sedang berdiskusi untuk menu makan malam, ingin delivery saja atau makan di luar. Namun karena kelelahan bermain di pantai, mereka semua terlalu malas untuk keluar rumah lagi. Pada akhirnya Agus menawarkan diri untuk membuatkan mereka semua makanan korea.
Abraham menatap remeh dia pada awalnya, tapi sekarang lihatlah wajah pria tua itu, seperti badut bodoh yang menganga takjub.
"Wah, Agus calon suami idaman, ya" puji Berlian tulus yang sejak tadi tersenyum melihat kepiawaian Agus dalam memasak.
"Baru bisa masak aja langsung disebut suami idaman" itu suara seorang pria tua yang tidak terima melihat istrinya memuji laki-laki lain.
"Ya, kan jarang, pa, cowok bisa masak"
"Rian bisa"
"Dia kan memang kuliahnya ambil jurusan itu"
"Terus menurut papa calon suami idaman itu yang kaya gimana?" Tanya Violet pada akhirnya karena terlalu jengah melihat sikap papanya.
"Yang bertanggung jawab dan bisa menjaga keluarganya" jeda pria paruh baya itu, lalu ia layangkan tatapannya kepada Agus. "Kita baru sekali ini ketemu, saya belum tau kamu aslinya kaya gimana. Jadi, saya belum bisa menyimpulkan kamu ini calon suami idaman atau bukan"
Agus seperti tahu kalau percakapan ini tidak akan berhenti sampai disini. Dia lalu menghentikan sebentar kegiatannya untuk menatap Abraham dengan seksama.
Mengetahui bahwa Agus menyimak pembicaraannya, Abraham menegapkan tubuh di meja bar, lalu bersedekap sambil menatap Agus penuh peringatan. "Kalau kamu memang serius dengan anak saya, kamu harus menyayangi dan memperlakukan dia dengan baik"
Setelah mengatakan itu, Abraham berlalu begitu saja dari sana.
"Jangan terlalu tertekan sama apa yang dibilang suami saya ya, Gus. Dia kadang-kadang memang suka begitu"
Agus tersenyum maklum, "iya, tante"
"Ngomong-ngomong kamu bisa masak belajar dari mana?"
"Saya dulu sering perhatiin eomma saya masak, tan, selebihnya liat resep di internet"
"Wah! Hebat dong, ya, bisa masak. Saya aja yang perempuan ngga bisa masak, paling cuma bisa beberapa makanan simpel aja, sih"
"Berarti itu termasuk bisa dong, tan, biarpun cuma beberapa" sanggahnya yang membuat Berlian tertawa kecil.
"Tapi Vio bisa masak, loh, soalnya kan dia sempat kuliah di luar negeri dulu"
Agus sudah tau kalau Violet bisa masak, dia lebih terkejut dengan informasi yang kedua. "Oh, jadi Vio pernah kuliah di luar negeri, ya?"
"Iya, di Prancis ambil jurusan fashion. Terus abis itu pulang dan ... kerja"
Agus hanya manggut-manggut saja tanpa menyadari perubahan raut wajah Berlian.
"Yaudah, saya tinggal, ya"
Selepas Berlian meninggalkan dapur, suasana diantara Violet dan Agus jadi canggung. Violet masih merasa tidak enak hati kepada pria itu atas sikap papanya tadi. Menurutnya, papanya sudah keterlaluan. Mengkonfrontasi Agus disaat mereka belum genap 2 hari tinggal bersama.
Violet tahu papanya sangat menyayanginya dan tidak ingin dia mengalami kejadian buruk untuk kedua kali, tapi tidak seperti ini. Ini terlalu cepat.
"Maafin papa, ya, mas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer
RomanceBagaimana rasanya menjadi wanita dengan paras cantik, otak cerdas, karir bagus, dan memiliki latar belakang keluarga yang baik. Pasti akan ada banyak pria yang rela mengantre untuk menjadi kekasihmu, bukan? Tetapi trauma yang dirasakan oleh Violet C...