Selamat membaca!
Pandangannya kini berubah terhadap pria itu. Pria yang beberapa minggu lalu mengucap janji suci dengannya. Pria yang dia ingat saat pertemuan pertama sebagai pria yang lembut dan memperlakukan dirinya seperti seorang ratu, kini tak dia temukan lagi hal itu dalam diri suaminya.
Adrian berubah. Menjadi seorang pria kasar dan otoriter, yang akan langsung menghukum Violet jika dia tidak menurut.
Hukuman yang benar-benar membuat ia gemetar hanya dengan mengingatnya.
Setelah kejadian itu, Vio berusaha untuk tidak membangkang lagi kepada suaminya. Dia juga tidak pernah membahas perihal pekerjaan ataupun cita-citanya lagi. Dia selalu menuruti perintah Adrian, bukan karena dia menghormati suaminya, tapi lebih karena takut.
Namun walaupun takut, Vio masih menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. Dia tetap memasakan dan menyiapkan segala kebutuhan pria itu, tapi untuk kegiatan ranjang Vio masih trauma dengan perlakuan Adrian terakhir kali kepadanya.
Jadi ketika Adrian meminta, Vio menolak dengan mengatakan bahwa dia lelah. Namun justru hal itu kembali memancing kemarahan pria berumur 31 tahun itu.
Vio kembali diperlakukan kasar. Pukulan dan tamparan kerap dilayangkan laki-laki itu pada tubuh Violet. Adrian bahkan mengambil beberapa benda yang Vio tidak ketahui namanya apa.
Dengan kedua tangan diikat kebelakang, Vio yang membungkuk di atas meja melayangkan tanya dengan nada suara yang jika siapapun mendengarnya pasti akan merasakan kehancuran wanita itu. "Apa sampai harus seperti ini Adrian? Kamu akan perlakuin aku seperti pelacur setiap kali aku menolak permintaan kamu?"
Adrian masa bodo dengan pertanyaan itu, dia bahkan tidak peduli melihat kaki Violet yang gemetar karena sudah tidak kuasa menahan sakit.
"Kamu masih marah karna aku minta kerja?"
"Aku ngga pernah marah Violet" jawabnya dengan napas memburu.
"Terus kenapa kamu tiba-tiba begini?"
Tiba-tiba saja wajah Violet terdongak ke atas karena Adiran menarik rambutnya dengan kasar. Dia terkesiap, lebih terkejut lagi setelah mendengar pernyataan lelaki itu.
"This is me, Violet, this is me! Aku ngga pernah berubah. Aku ngga pernah menjadi Adrian yang lembut seperti yang kamu tau di awal pertemuan kita" Adrian melepaskan genggamannya pada rambut Violet secara kasar, hingga dagu wanita itu terbentur oleh meja.
"Sejak awal aku seperti ini, dan sejak awal aku ngga pernah punya niat untuk menikah sama sekali. Tapi setelah aku pikir-pikir, ngga ada salahnya aku menerima perjodohan ini, karna dengan menikah sama kamu, aku ngga perlu terikat kontrak dengan wanita manapun. Aku akan mempunyai budak dengan waktu yang ngga terbatas. Dengan begitu kita sama-sama untung kan sayang? Kamu untung karna keluargaku menyelamatkan bisnis keluargamu yang hampir hancur itu, dan aku untung karna aku bisa punya submissive tanpa harus mengeluarkan usaha ekstra"
"Memilih perempuan yang sesuai dengan kriteriaku, kemudian menyeleksi mereka dengan melakukan pengecekan latar belakang dan pengecekan kesehatan. Setelah satu terpilih, aku juga masih harus membuat perjanjian dengan slave-ku, menandatangani kontrak dengannya. Tapi kamu," Adrian menjeda ucapannya, sambil jemarinya menyusuri luka di bokong Violet yang sedari tadi dia cambuk dengan tali tambang. "Aku tau latar belakang kamu seperti apa, kamu bersih. Kamu bahkan masih perawan saat kita menikah, dan yang paling penting kamu ngga akan bisa berontak ataupun menolak semua keputusanku"
Vio terlalu terkejut untuk berbicara, semua informasi yang diberikan Adrian membuat telinganya berdengung seperti dikelilingi lebah.
Dia terlalu naif, menyangka bahwa Adrian sangat baik karena mau membantu keluarganya padahal pria itu tidak mendapatkan keuntungan apa-apa selain bisa menikahinya. Namun Vio salah, pria itu justru memanfaatkan dirinya untuk menjadi submissive karena Adrian tau, kalau akhirnya Vio menolak maka pria itu akan meminta keluarganya untuk membatalkan kesepakatan yang sudah mereka buat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Healer
RomanceBagaimana rasanya menjadi wanita dengan paras cantik, otak cerdas, karir bagus, dan memiliki latar belakang keluarga yang baik. Pasti akan ada banyak pria yang rela mengantre untuk menjadi kekasihmu, bukan? Tetapi trauma yang dirasakan oleh Violet C...