Song: When The Love Falls by Yiruma
Selamat membaca!
Pria itu mengatakan menginginkannya, tapi dalam hal apa? Apa yang dia inginkan darinya? Lalu apa yang akan terjadi padanya setelah pria itu mendapatkan yang dia inginkan?
Jika hanya sekedar menginginkan, Vio tidak bisa langsung mempercayai Agus begitu saja, kan? Bagaimana jika nanti dia hanya akan dimanfaatkan?
Tidak. Dia sudah pernah merasakannya, kan, dulu? Jadi dia tidak boleh terjatuh pada lubang yang sama. Dia tidak boleh luluh kepada Agus hanya karena pria itu bilang menginginkannya.
"Jangan mikir macem-macem"
Vio tersentak dari lamunannya. Agus sudah kembali ke hadapannya dengan membawa minuman dan juga cemilan untuknya di meja.
Setelah kejadian itu, Agus tidak menemuinya lagi atau bahkan menghubunginya selama dua hari. Namun tadi siang, pria itu datang ke butik untuk menjemputnya, lalu mereka berakhir di sini, di rumah pria itu yang selalu bisa membuat Vio berdecak kagum setiap kali melihat interiornya.
"Mikirin apa, hm?" Pria itu menggeser duduknya sampai bersebelahan dengan Violet.
"Ngga mikirin apa-apa"
Agus mengulurkan telapak tangannya ke arah wanita itu. Sambil menatap Violet, dia meminta izin. "Boleh?"
Violet terlihat ragu awalnya, namun pada akhirnya dia menyatukan telapak tangan mereka. Jari-jarinya yang tidak seberapa besar itu terlihat sangat pas saat berkaitan dengan jemari pria itu yang besar dan panjang.
Agus tersenyum puas. Dia belajar dari pengalaman bahwa Violet seringkali terkejut bahkan sampai tremor akibat sentuhan tiba-tiba.
Dia lalu membawa genggaman tangan mereka ke atas pahanya dan mengusap lembut punggung tangan Violet dengan ibu jarinya. "Kalau punya uneg-uneg, tuh, keluarin, jangan dipendam aja"
"Kalau aku bilang nanti mas kabur"
"Kenapa? Kamu psikopat?" Ujarnya berkelakar, membuat Vio tertawa kecil.
"Ngga lucu!" Sentak Violet ketus.
Agus tersenyum miring. "Ngga lucu tapi kamu ketawa"
"Aku, kan, cuma menghargai lawakan garing kamu aja"
Mereka membiarkan hening menguasai walau hanya sekejap, hingga Violet melontarkan pertanyaan yang cukup sulit untuk Agus jawab.
"Mas, why do you want me?"
Agus terlihat berpikir sebentar, memilah kata-katanya sebelum menjawab. "Aku pernah pacaran satu kali, dulu waktu sekolah. Cuma bertahan 9 bulan terus putus. Setelah itu aku ngga pernah kepikiran untuk menjalin hubungan lagi sama siapapun. Paling aku cuma, ya ... you know?"
Vio mengangguk, dia paham sama apa yang dimaksud pria itu, dan itu hal yang cukup wajar bagi seorang pria dewasa yang tinggal di kota metropolitan seperti ini.
"Waktu aku lihat kamu pertama kali, aku penasaran sama kamu. Lama-lama aku jadi tertarik, dan pada akhirnya rasa tertarik itu membuat aku jadi menginginkan kamu, tapi keinginan itu bukan untuk sentuhan fisik semata. Lebih dari itu, I want you emotionally"
Agus menggenggam tangan Violet semakin erat. "Aku tau ini terlalu cepat, jadi aku ngga akan langsung minta supaya kita jalin hubungan sekarang. Kita bisa gunain waktu sebanyak apapun yang kamu mau untuk saling mengenal satu sama lain." Agus terkekeh pelan. Mengingat Violet adalah orang pertama yang membuatnya mengutarakan perasaannya, bahkan dengan keluarganya pun Agus tidak pernah membicarakan apapaun yang menyangkut tentang apa yang dia rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer
RomanceBagaimana rasanya menjadi wanita dengan paras cantik, otak cerdas, karir bagus, dan memiliki latar belakang keluarga yang baik. Pasti akan ada banyak pria yang rela mengantre untuk menjadi kekasihmu, bukan? Tetapi trauma yang dirasakan oleh Violet C...