Chapter 8

206 20 4
                                    


Guinevere Baroque adalah putri dari kerajaan Baroque, saat ini ia sedang menemani kakaknya Lancelot untuk rapat dengan kerajaan Moniyan.

Sebenarnya ia tidak ingin ikut dan tetap ingin berada di istana Baroque untuk mencoba sihir baru kemudian menguji coba nya pada kakaknya Lancelot ketika ia sudah pulang nantinya, akan tetapi kakaknya sangat memaksa agar Guinevere ikut dengannya ke kerajaan Moniyan.

Setelah berjam-jam lamanya akhirnya rapat itu pun kini telah selesai, baru saja ingin pergi dari sana tiba-tiba Silvanna berlari menghampirinya.

"Guinevere!" Silvanna memanggil Guinevere dari kejauhan kemudian berlari untuk menghampirinya, menyadari bahwa ada yang memanggil dirinya Guinevere pun menoleh mencari asal suara tersebut.

Silvanna pun berhenti tepat di depan Guinevere kemudian menyapanya, "Hai Guin apa kabarmu? Sudah lama kita tidak bertemu ya" sapa Silvanna.

"Hah? Kau siapa? Bagaimana kau tahu namaku?" Guinevere kebingungan, ia tak mengenali Silvanna dengan penampilannya yang seperti itu.

"Astaga dasar pikun, ini aku Silvanna" ucap Silvanna pada Guinevere, Setelah berusaha mengingat selama beberapa saat akhirnya Guinevere pun mulai mengingat siapa Silvanna itu.

"Ah Silvanna! Ahaha kabarku baik-baik saja, aku jadi sulit mengenali dirimu karna penampilan mu berbeda dari yang dulu" kata Guinevere pada Silvanna.

"Haha benarkah? Sepertinya tidak ada perubahan pada diriku" Silvanna menatap Guinevere yang kini terlihat bersikap lebih dewasa daripada saat terakhir kali mereka bertemu.

"Ya... Dulu saat terakhir kali kita bertemu kau benar-benar terlihat seperti kesatria, sedangkan saat ini kau terlihat sangat cantik apalagi dengan mengenakan gaun itu" ujar Guinevere.

"Ini ya? Aku di paksa untuk mengenakan ini jadi ya mau bagaimana lagi" keluh Silvanna, "Ah iya apa kau mau ku ajak berkeliling?" Lanjut Silvanna.

"Humm... Baiklah ayo, aku akan mengikutimu" kemudian Silvanna pun melangkah mengajak Guinevere berkeliling dan menjelaskan apa saja yang sudah mereka lewati dan tempat apa saja itu.

Saat sampai di tempat latihan pasukan Imperial Knight Silvanna meninggalkan Guinevere karna ingin pergi ke kamar mandi sebentar, Guinevere hanya berdiri dan menatap orang-orang yang sedang berlatih itu.

Tak lama kemudian ada seorang yang mendekatinya, ya itu adalah Harith.

"Permisi, apakah anda putri Guinevere dari kerajaan Baroque?" Tanya Harith pada Guinevere, Guinevere yang mendengar suara seseorang itupun kemudian menoleh.

"Iya, kau siapa?" Guinevere masih merasa asing pada salah seorang pasukan Lightborn Chevaliers itu.

"Saya Harith dari pasukan Lightborn Chevaliers" kata Harith sambil melontarkan senyumannya pada Guinevere.

"Dan yang disana juga pasukan Lightborn Chevaliers, ada Alucard, Granger, Tigreal, dan juga Fanny" Harith menunjuk ke arah mereka sembari menyebutkan namanya.

"Ah begitu ya, bolehkah aku menghampiri mereka untuk langsung berkenalan dengan mereka?" Tanya Guinevere pada harith.

"Tentu saja!" Ucap Harith, "Mari ikuti saya" lanjutnya.

Saat Guinevere datang menghampiri mereka, mereka pun menghentikan latihannya dan memberikan hormat pada Guinevere.

"Eh? Kalian jangan begitu, anggap saja aku seperti teman biasa kalian. Ah iya siapa nama kalian?" Guinevere lebih fokus menatap Fanny karena ia terlihat sangat cantik meskipun hanya seorang kesatria dan bukan Putri sepertinya.

"Saya Fanny" ucap Fanny yang sadar bahwa sedari tadi Guinevere menatapnya.

"Tigreal... Putri..."

"Granger"

"Saya Alucard pemimpin pasukan Lightborn Chevaliers!" Jawab Alucard dengan bangganya.

"Dasar payah, pemimpin pasukan Lightborn Chevaliers kan Silvanna" batin Fanny.

"Benarkah? Setahuku pemimpin pasukan Lightborn Chevaliers adalah Silvanna" ucap Guinevere sambil menahan tawanya.

Alucard terdiam "astaga kukira dia belum tahu" batin Alucard.

"Guinevere! Maaf apa kau menunggu lama?" Tiba-tiba saja Silvanna berteriak dari kejauhan kemudian berlari menghampiri Guinevere.

"Tidak kok, tenang saja. Jangan terburu-buru" ucap Guinevere pada Silvanna sambil tersenyum ke arahnya.

"Tadi aku sekalian mengganti pakaian, aku tidak nyaman bila harus mengenakan gaun seperti itu" keluh Silvanna.

"Aku mengerti bagaimana perasaanmu, ya bagaimana lagi walau kau adalah seorang bangsawan tapi sejak dulu kau tidak pernah menunjukkan perilaku kebangsawanan mu itu" ujar Guinevere.

"Ahaha iya, mau lanjut berkeliling?" Silvanna menanyakan itu pada Guinevere karna sepertinya mereka sudah terlalu lama di sana.

"Sepertinya tidak, lebih baik kau ikut mereka berlatih. Lagipula sebentar lagi aku akan kembali, sebelum kembali aku ingin pergi ke taman istana ini dan bermain di sana seperti dulu. Kau berlatih saja bersama teman-teman ya" kemudian Guinevere pun melangkah pergi meninggalkan mereka sembari melambaikan tangan.

Silvanna hanya tersenyum menatap Guinevere yang mulai pergi dari sana, setelah Guinevere tidak terlihat lagi Silvanna pun menghampiri teman-teman nya dan ikut berlatih.

Sedangkan di suatu tempat Natalia sedang duduk di atas pohon sambil menyandarkan tubuhnya pada batang pohon tersebut, ia menatap ke arah istana kerajaan Moniyan yang dapat terlihat jelas dari atas sana.

"Siapa yang menyukaiku ya?... Tidak mungkin, ini pasti bohong. Granger hanya menggunakan kebohongan itu agar aku tidak memberitahukan semua pada Silvanna" gumam Natalia dengan perasaan kesal.

"Cih, aku akan mengatakan semua yang keluar dari mulut Granger itu nanti malah, lihat saja nanti... Granger..." Natalia pun mulai menghilang dari tempatnya dan berjalan menuju sungai yang tak jauh dari sana.

"Bodoh, aku lupa untuk mandi" batin Natalia saat berada dalam perjalanan menuju ke sungai itu.

Sesampainya di sungai itu ia pun mulai membuka bajunya dan memasukkan tubuhnya ke dalam air, beruntungnya disana sangat sepi dan tidak banyak orang yang mengetahui akan tempat itu.

Lagipula jika ada pun Natalia bisa dengan mudah menghilang agar tubuhnya tidak terlihat oleh siapapun.

"Astaga aku kan tidak membawa baju ganti atau perlengkapan untuk mandi lainnya" batinnya setelah ia menceburkan diri ke dalam sungai.

"Ah iya mungkin aku menggosok tubuhku dengan daun itu saja" kemudian Natalia pun membuat tubuhnya tidak terlihat untuk mengambil daun itu, setelah mendapatkannya ia pun masuk kembali ke dalam air dan mulai membersihkan diri.

Sungguh yang Natalia rasakan adalah ketenangan dimana ia bisa sendiri dan menenangkan dirinya bersama alam, air di pedesaan yang masih terlihat jernih dan terasa sedikit dingin itu membuat Natalia mulai melupakan semua yang tadinya ia pikirkan terus menerus.

"Nah selesai, aku tidak ingin berendam berlama-lama" kemudian Natalia pun memakai kembali pakaiannya dan mulai pergi dari sungai itu.

Saat dalam perjalanan ia melihat seseorang yang sangat asing baginya, tiba-tiba saja orang itu berada tepat di belakangnya membuat Natalia terkejut.

Orang itu memegang tangan Natalia, jika sudah seperti itu menghilang pun akan sia-sia, "Hey siapa kau ini!" Bentak Natalia.

Saat orang itu mulai menunjukkan wajahnya hal itupun membuat Natalia terdiam sejenak, "k-kau kan..."

Silvanna : The Royal KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang