Chapter 26

158 19 0
                                    


Dyrroth memeluk tubuh Ruby yang masih gemetar itu, sepertinya ia masih tak percaya dengan apa yang di lakukan nya pada Ruby.

Ia berusaha tuk menenangkan Ruby "Shhh... Udah gapapa kok, ku tanggung jawab" Ruby memeluknya dengan erat masih merasa tak percaya dengan yang tadi terjadi padanya.

"Tadi sakit ya?" Tanya Dyrroth pada Ruby, ia hanya mengangguk sebagai jawaban 'iya'.

Mungkin tadi ia terlalu kasar pada Ruby "Maaf ya" kemudian ia pun mengusap kepala Ruby dan mencium keningnya.

"Lebih baik kau tidur okay? Istirahatkan tubuhmu terlebih dahulu" Dyrroth memeluk Ruby kemudian memejamkan matanya.

"Aku hanya takut jika nanti keluargamu akan marah padaku karena anak kita nanti adalah seorang manusia..." Batin Ruby.

Dyrroth yang mendengar isi hati Ruby hanya bisa diam saja, tapi ia yakin bahwa anaknya nanti akan menjadi seperti dirinya.

Ruby mengambil selimut tuk menutupi tubuhnya dan juga Dyrroth, ia segera memejamkan matanya dan memeluk Dyrroth kemudian segera tidur.

Merasa bahwa Ruby sudah tidur dengan lelap Dyrroth segera bangkit dari tempat tidurnya dan langsung menggunakan pakaian miliknya, lalu ia pun segera berjalan menuju ruang singgasana tuk menghampiri Alice.

Setelah ini Dyrroth hanya perlu untuk menikahi Ruby dan segera menjalankan tugasnya untuk menyerang Moniyan Empire, sesampainya di ruang singgasana disana sedang ada Helcurt yang tengah bicara pada Alice.

Helcurt menyadari kedatangan Dyrroth itu kemudian menoleh ke arahnya dan menyapanya "Oh hi Dyrroth, kenapa kau tidak tidur?" Ia bertanya.

"Alice, aku sudah melakukannya" ucap Dyrroth pada Alice tanpa menghiraukan Helcurt disana, ya ia hanya ingin membicarakan hal yang menurutnya penting saja.

"Wah... Baguslah kalau begitu, dengan ini mungkin ia akan membiarkanmu menyerang Moniyan Empire tempat tinggalnya sendiri" ucap Alice sembari meminum segelas air yang berada di tangan kanannya "ah ya sekarang kau boleh kembali, aku sedang ada urusan dengan Helcurt" lanjutnya.

"Baiklah" Dyrroth pun pergi dari sana dan meninggalkan Helcurt serta Alice disana, entahlah sebenarnya apa yang sedang mereka bicarakan.

Setelah merasa bahwa Dyrroth sudah benar-benar pergi dari sana Helcurt pun melanjutkan percakapan mereka tadi, sebelum itu ia menanyakan sesuatu pada Alice "Apakah Dyrroth masih saja begitu?"

"Ya begitulah" jawab Alice kemudian mengangkat kaki kanannya dan meletakkannya di atas kaki kirinya, "Jadi apa pasukan kita sudah siap untuk menyerang Moniyan?"

"Ya, kita tinggal menunggu Dyrroth siap" ucap Helcurt padanya, tentu saja Dyrroth sangat di butuhkan kali ini karena hanya Dyrroth lah yang pasti bisa mengalahkan Moniyan Empire.

Dyrroth melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar, ia melihat Ruby yang tertidur dengan lelap di atas ranjang.

"Ruby..." Ia kembali mendekati Ruby kemudian merebahkan dirinya di atas ranjang lalu memeluk tubuh Ruby, sepertinya dia merasa sedikit kedinginan.

"Maaf ya, aku terlalu kasar" Dyrroth bergumam.

...

Pagi kini telah tiba, Ruby terbangun dari tidurnya dan melihat adanya Dyrroth di sana sedang tertidur pulas.

Rasanya seperti ingin kabur dari sana akan tetapi ia takut jika dirinya hamil bagaimana dengan ayah dari anaknya nanti? Mungkin ia harus tetap berada disana walau sebenarnya ia tak menginginkan hal tersebut.

Namun hatinya sudah bisa menerima kehadiran Dyrroth sejak awal jadi ia merasa mungkin itu tidak apa-apa, dia mengecup kening Dyrroth kemudian meninggalkannya untuk mandi pagi.

"Krek"
Saat pintu terbuka Dyrroth pun langsung terbangun dari tidurnya dan melihat Ruby sedang berdiri di depan pintu hendak keluar dari kamarnya, ia mengira bahwa Ruby mungkin akan kabur dari sana.

"Mau kemana?" Tanya Dyrroth pada Ruby yang masih setia berdiri di depan pintu merasa bersalah karena sudah membangunkan Dyrroth dari tidurnya.

"Aku hanya ingin mandi pagi, maaf jika aku membangunkan mu" ia menunduk dengan perasaan takut jika Dyrroth akan memarahinya.

"Ke sungai? Aku ikut, kita bisa mandi bersama sekarang" Dyrroth tersenyum ke arah Ruby membuat hatinya berdebar kencang.

"Eh?..."

"Yasudah ayo kita kesana, mau teleport atau jalan kaki aja?"

"Jalan kaki saja agar ku bisa menghirup udara segar di pagi hari" Ruby pun mendekati Dyrroth dan memegang tangannya kemudian menariknya.

"Bagaimana dengan peralatan mandinya? Baju ganti?" Entahlah Dyrroth kali ini benar-benar menjadi sangat cerewet.

Ruby menoleh ke arahnya "ah iya, kau yang ambilkan ya hehe" dalam sekejap mata semua yang di perlukan oleh mereka kini sudah berada di tangannya.

"Nah sudah, ayo berangkat" Ruby pun mengangguk kemudian mereka berjalan menuju sungai yang tak jauh dari istana Abyys.

Selena melihat kepergian mereka berdua dari kejauhan, sesaat ia berfikir apakah Dyrroth benar-benar melupakan kakaknya yaitu Silvanna?

Sepertinya memang begitu karena setelah sebagian ingatannya di hapus oleh Alice, Dyrroth bertingkah laku berbeda dari biasanya namun tidak jauh dari sifat aslinya.

"Selena!" Panggil Alice dari dalam ruang singgasana, ia pun bergegas menghampiri Alice dan bertanya "kenapa?"

"Apa kau akan ikut bersama Dyrroth dan yang lainnya untuk menyerang Moniyan Empire?" Alice bertanya pada Selena.

"Sepertinya tidak, aku tidak akan ikut. Bagaimana menurutmu dengan Ruby? Apa dia juga akan kau suruh ikut untuk menyerang tempat kelahirannya sendiri?" Selena sebenarnya tidak mau ikut karena memiliki sebuah janji dengan Moskov untuk bertemu di suatu tempat.

"Ruby ya? Hm..." Alice berfikir sejenak "Mungkin nanti, ia belum seutuhnya menjadi bagian dari kita"

"Sekarang apa boleh aku pergi? Aku memiliki janji dengan seseorang" Selena meminta izin untuk pergi dari hadapan Alice.

"Tentu saja, aku tahu kau pasti ingin bertemu dengan Moskov, kan?" Selena mengangguk kemudian melangkahkan kakinya pergi dari sana meninggalkan Alice.

Sedangkan Ruby dan Dyrroth kini sedang merendam dirinya di dalam sungai, Ruby merasa kesal pada Dyrroth karena terus memperhatikannya.

"Jangan liat-liat ih!" Ia membentak Dyrroth.

"Ahaha, sudahlah ayo kita mandi. Mau ku bantu membersihkan tubuhmu?" Tanya Dyrroth pada Ruby.

"Tidak perlu, aku ini bisa sendiri"

"Kalau begitu bisakah kau membantuku? Tolong ya" Dyrroth memasang wajah memelas, hal itu membuat Ruby jadi bingung harus melakukan apa.

"Anu gimana ya..." Ruby menghela nafas "Baiklah"

"Yey!" Dyrroth menjerit kegirangan, padahal hanya itu saja tapi ia sudah merasa sangat senang hanya dengan hal sepele seperti itu.

"Sini heh" kemudian Dyrroth pun mendekati Ruby dan menepuk-nepuk kepalanya sambil membentangkan sebuah senyuman pada Ruby.

"Berhentilah tersenyum seperti itu padaku" Ruby kesal melihat Dyrroth yang terus-menerus tersenyum seperti itu.

"Memangnya kenapa? Apa aku terlihat tampan?" Tanya Dyrroth pada Ruby dengan perasaan bangga.

Silvanna : The Royal KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang