"Selena... Kau kah itu?..." Karina berjalan menghampiri adiknya yang selama bertahun-tahun telah hilang dan sampai saat ini ia masih terus mencarinya, kini Selena tengah berada tepat di depan matanya.Selena tersenyum pada Karina dan langsung menggenggam tangan kakaknya itu "Tentu saja ini aku! Ah iya kak lihatlah bintang itu, bukankah itu terlihat sangat indah?"
Ia berlari sembari menunjukkan jarinya ke arah bintang yang berhamburan di langit malam yang indah itu, Karina senang kini bisa berada di sisi Selena lagi.
"Apakah ini?... Hanya sebuah mimpi?..." Karina masih tak percaya dengan apa yang di lihat langsung olehnya ini.
Karina mendekati Selena dan mendekatkan wajahnya lalu bertanya "Selena? Apa kau ingin pulang... Bersamaku?"
"Ya! Kalau begitu ayo kita pulang!" Jawab Selena dengan penuh semangat, ia pun langsung berlari membuat Karina tertinggal di belakangnya.
"Selena! Awas!" Tak sempat, kini Selena jatuh kedalam jurang dan jika Karina melompat pun nyawa Selena belum pasti dapat tertolong.
Karina membuka matanya perlahan, wajahnya sudah di basahi oleh air mata yang perlahan mengalir dari matanya.
Pagi telah tiba, untungnya itu semua hanyalah sebuah mimpi. Walaupun begitu Karina bisa merasa sedikit senang melihat ada Selena disana.
Karena menjelajahi kota tentunya Karina bisa tidur di mana saja yang ia mau, saat ini ia masih merebahkan tubuhnya di atas rerumputan padang rumput yang sangat luas.
"Hanya mimpi... Huh, lebih baik aku melanjutkan perjalananku sembari mencari makanan untuk diriku" gumam Karina, ia pun mengambil tas yang ia selempang kan pada bahu kirinya.
Berharap bahwa ia akan menemukan Selena dan membawanya pulang, tak ada kata menyerah hingga ia menemukan Selena lagi.
Sudah seharian ia berjalan namun tak mendapatkan informasi apapun, bahkan ia belum makan sejak tadi pagi.
Tubuhnya lemas dan tenaganya mulai hilang, pada akhirnya Karina jatuh pingsan di atas tanah kota yang tak ia kenali.
Sementara itu Granger sedang berjalan pulang menuju istana Moniyan, ia melihat seorang gadis jatuh pingsan tepat di depan matanya.
Karena tak tega Granger pun memutuskan untuk membawa gadis tersebut menuju istana Moniyan, baru saja memasuki gerbang istana Fanny langsung menuduhnya membawa gadis lain.
"Cewe baru lagi tuh?" Tanya Fanny pada Granger.
"Bukan, aku menemukannya jatuh pingsan tepat di dekat istana ini. Sepertinya ia kelelahan jadi ku bawa saja kemari" jelas Granger.
Fanny mengerti keadaannya dan langsung menyuruh Granger agar segera masuk kedalam istana, Granger membawa Karina ke kamar tamu sesuai dengan perintah Silvanna.
Ia tadinya memberi tahu Silvanna terlebih dahulu untuk meminta izin dan Silvanna pun langsung mengerti, kini mereka sedang memanggil Estes untuk memeriksa bagaimana keadaan gadis yang masih terasa asing di mata mereka itu.
Setelah beberapa menit pingsan akhirnya Karina pun mulai membuka matanya dan terkejut karena kini sedang berada di dalam sebuah ruangan yang asing baginya, melihatnya mulai membuka mata Silvanna pun memberanikan diri untuk mendekat.
Karina melihat Silvanna yang mengenakan gaun serta mahkota, "sepertinya ia seorang ratu..." Batinnya
"Apa kau baik-baik saja? Bagaimana bisa kau jatuh pingsan disana? Siapa namamu?" Tanya Silvanna.
"Aku baik-baik saja, sepertinya itu karena aku sedikit kelelahan. Aku... Karina" jawabnya.
"Kau sangat asing bagiku, apa kau berasal dari kota yang jauh dari sini?"
"Ya, aku mengelilingi banyak kota demi mencari adikku" Karina pun berusaha untuk menjelaskan.
"Siapa nama adikmu?" Fanny bertanya juga pada Karina.
"Selena" mendengar nama itu mereka pun sontak terkejut dan diam mematung sejenak, Karina merasa ada yang aneh pada mereka saat ini.
"Apa kalian mengenalnya?" Tanya Karina pada mereka karena ekspresi wajah mereka seakan memang mengenal siapa itu Selena.
"Tentu saja kami mengenalnya, dia adalah wanita tercantik di Abyys. Konon katanya ia dahulu di culik dan di jadikan bawahan oleh Alice, kami tidak tahu pasti sih... Yang jelas kita tak akan bisa pergi ke Abyys karena tempat itu terlalu berbahaya" Natalia pun menjelaskan.
"Baiklah kalau begitu biar aku saja yang pergi ke Abyys!" Karina bangkit dari tempat tidurnya, namun saat ia berdiri tiba-tiba saja keseimbangannya hilang dan langsung terjatuh.
"Kekuatan mu belum kembali, beristirahat lah sejenak disini" ucap Tigreal kemudian membantunya untuk kembali ke atas ranjang.
"Bisakah kalian semua keluar sebentar dan tinggalkan aku bersama Karina hanya berdua dahulu?" Tanya Silvanna pada mereka, mereka pun mengangguk kemudian pergi dari sana meninggalkan mereka hanya berdua saja.
"Dengarkan aku, mungkin lebih baik kau tinggal disini untuk sementara waktu. Tentang Abyys... Mereka akan menyerang kota ini nantinya, mungkin di saat itu juga kau bisa mencari adikmu Selena" ucap Silvanna
"Benarkah? Mengapa Abyys ingin menyerang kota ini?" Karina bertanya.
"Mereka ingin mengambil alih kota ini dan tak akan ku biarkan itu terjadi, walaupun aku belum bisa menjadi ratu yang terbaik bagi Moniyan Empire. Yah... Kalau begitu ini makananmu, aku akan meninggalkanmu dan membiarkan kau istirahat sejenak disini" Silvanna pun bangkit dan melangkahkan kakinya pergi dari sana.
"Kuharap kalian orang baik, semoga saja aku bisa bertemu dengan Selena" gumam Karina.
Ia mengambil sepiring makanan yang di letakkan tepat di atas meja yang berada di samping ranjang tersebut kemudian memakannya perlahan, sudah lama sekali sejak terakhir kali Karina memakan makanan seenak ini.
"Wah... Sudah lama sekali, aku jadi merindukan makanan penutup yang di buatkan oleh Selena khusus untukku... Ya bagaimana lagi, itu dulu..."
Sementara itu Granger saat ini sedang terdiam mematung di sudut ruang singgasana, berfikir apakah Silvanna cemburu atau tidak karena tadi ia menggendong wanita lain.
Silvanna yang baru saja kembali terkejut melihat Granger yang sedang melamun di sudut ruangan, ia pun segera mendekati Granger untuk bertanya apa yang terjadi padanya.
"Granger? Kau kenapa?" Tanya Silvanna
Granger terkejut mendengar suara Silvanna itu dan langsung saja menjawab "Apakah kau cemburu? Apa kau cemburu melihatku menggendong wanita lain tadi?"
Melihat tingkah laku Granger yang seperti itu Silvanna tak kuat untuk menahan tawanya, "Ahaha tentu saja tidak, kau membawanya karena ia jatuh pingsan di depan istana tadi kan? Jadi untuk apa aku cemburu".
"Kukira kau cemburu, kenapa kau tidak cemburu? Sebagai seorang wanita yang mencintaiku seharusnya kau cemburu melihatku seperti itu tadi" ucap Granger.
"Eh?..." Melihat Silvanna kebingungan Granger pun merasa malu dan memutuskan untuk pergi dari sana.
Silvanna hanya menatap Granger yang berlari pergi dari sana dan meninggalkannya sendirian, "Ya bagaimana lagi, aku kan memang tidak cemburu karena niat Granger pada Karina kan baik"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silvanna : The Royal Knight
FantasySiapa sangka seorang gadis bisa menjadi seorang kesatria pemberani dan pantang menyerah, Silvanna menjadi seorang kesatria karena ia ingin menyelamatkan adiknya Dyrroth dan membawanya kembali ke kerajaan. Terus berlatih untuk menjadi kuat agar ia bi...