Chapter 28

147 15 0
                                    


Nana sangat senang karena mendapatkan boneka tikus itu dari Harith, ia pikir Harith hanya akan bersenang-senang sendirian tanpa memikirkannya.

Namun semua itu salah, Harith masih memikirkan akan hal apa yang di sukai oleh Nana dan memberikannya padanya.

Harith melihat Nana yang begitu senang hanya karena ia memberikannya sebuah boneka pun merasa ikut senang, Nana sangat menyukai banyak hal yang tidak banyak di ketahui oleh Harith.

"Ayo masuk Harith!" Nana langsung menarik tangan Harith masuk kedalam rumahnya sedangkan Harith hanya terdiam dan menurut pada Nana saja.

"Molina... Kenapa dia harus mengikuti Nana di saat aku hanya ingin berdua seperti ini..." Harith menatap Molina kesal, ia mengikuti mereka berdua menuju rumah Nana.

Seharian Harith berada disana hingga matahari sudah berada tepat di atas kepala atau bisa di bilang kini sudah siang hari, Harith harus segera kembali ke istana Moniyan dan meninggalkan Nana sendirian.

Tentu saja Nana mengerti mengapa Harith harus pergi secepat itu, akan tetapi ia tak ingin menjadi seorang yang egois.

Harith yang masih ingin berada disana bersama Nana mau tidak mau harus segera pergi karena tugasnya, ia langsung berlari menuju istana Moniyan.

Dalam istana Silvanna merasa sangat bosan hanya duduk di atas singgasana, walau begitu pikirannya selalu saja tertuju pada Granger.

Ia berfikir apakah Granger juga menyukainya? Atau hanya perasaannya saja?

Entahlah suatu saat nanti Granger ataupun Silvanna pasti akan mengatakannya lebih dahulu, tapi jika keduanya malu... Mungkin itu akan sangat sulit.

Sungguh Silvanna merasa bosan walaupun begitu menyenangkan karena bisa halu atau berhalusinasi semua hal tentang Granger, tapi jika hanya duduk terdiam seperti patung disana kan sudah pasti rasanya ingin pergi keluar.

Ya karena merasa tidak ada apapun yang harus ia lakukan lagi kini Silvanna memutuskan untuk pergi ke tempat latihan pasukan Lightborn Chevaliers, ia turun dari singgasana dan berjalan menuju lapangan tempat berlatih mereka yang berada tepat di samping istana Moniyan.

Sesampainya disana mata Silvanna langsung mengarah pada Granger yang sedang beristirahat sejenak dan merebahkan dirinya di atas tanah, rasanya sungguh lelah harus terus berlatih apalagi hari ini cuacanya terasa sedikit lebih panas dari biasanya.

Alucard yang menyadari kedatangan Silvanna itu pun langsung mendekati Granger dan berbisik "Ada Silvanna", mendengar hal itu Granger langsung terbangun dari tempatnya dan menoleh ke arah Silvanna.

"Bidadari ku datang di saat yang tepat..." Granger tersenyum sembari menatap Silvanna yang sedang berdiri tak jauh darinya dan merasa sedikit bingung.

Pada akhirnya Silvanna pun memutuskan untuk pergi menghampiri Granger dan juga teman-teman nya yang lain, baru saja melangkahkan kakinya tiba-tiba...

"Bruk!"
Harith yang baru saja sampai ke tempat berlatih sembari berlari itu menabrak Silvanna hingga dirinya terkejut, semua orang terkejut mendengar suara Harith yang terjatuh itu.

Tentu saja Harith merasa takut atas keterlambatan dan juga kecerobohan nya itu, bagaimana jika nanti Silvanna akan memarahinya?

Silvanna mengulurkan tangannya pada Harith sambil bertanya "Apakah kau baik-baik saja?"

"Ya... Aku baik-baik saja" jawab Harith kemudian ia meraih tangan Silvanna dan Silvanna pun segera membantunya untuk berdiri.

Granger yang melihat mereka dari kejauhan itu pun segera melesat cepat dan melepaskan pegangan tangan mereka berdua, tentu saja ia merasa sedikit cemburu walaupun Harith adalah temannya sendiri.

"H-hey Granger! Apa yang kamu lakukan?!" Bentak Silvanna.

"Huh kau tidak pernah mengerti bagaimana perasaanku" Granger menatap Silvanna dengan raut wajah cemberut kemudian berjalan pergi dari sana.

Natalia dan yang lainnya hanya bisa melihat drama cinta mereka dari kejauhan, "Tingkah laku Granger sangatlah aneh" bisik Natalia pada Fanny

Fanny pun mengangguk dan menahan tawanya, sedangkan Granger saat ini benar-benar merasa kesal karena Silvanna yang tidak peka itu.

Granger memutuskan untuk pergi menuju rumah Benedetta agar bisa menenangkan dirinya walau hanya beberapa saat saja, yang terpenting adalah agar dirinya bisa merasa sedikit lebih tenang.

Sesampainya disana betapa terkejutnya Granger melihat rumah Benedetta yang sudah terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya, ia melihat Benedetta sedang sibuk menyapu halaman rumahnya.

Benedetta menyadari akan kedatangan Granger tersebut kemudian melambaikan tangannya "Kemarilah Granger!" Panggilnya pada Granger.

"Ah iya..." Granger pun segera menghampirinya

"Darimana saja kau? Sudah beberapa minggu terakhir kamu tidak pernah kesini?" tanya Benedetta pada Granger

Baru saja ingin menjawab Benedetta melanjutkan ucapannya "Ah ya... Ku tau pasti sedang terjadi sesuatu kan hingga kau datang kesini?"

Granger mengangguk kemudian menjelaskan semua yang terjadi padanya sebelumnya.

Silvanna kembali ke singgasana dan duduk terdiam disana berfikir apa yang terjadi pada Granger, mungkinkah ia sedang sakit atau terluka karena latihan?

Baru saja berfikir seperti itu Natalia langsung muncul tepat berada di sampingnya dan berkata "Granger cemburu"

Hal itu tak membuat Silvanna terkejut karena sudah terbiasa dengan Natalia yang sering kali muncul tiba-tiba, "Hah?" Tanya Silvanna bingung.

"Kau tadi kan memegang tangan Harith, tentu saja Granger cemburu" Natalia mencoba menjelaskan.

"Oh" Silvanna hanya mengangguk kemudian ia pun mulai melamun kembali

"Yasudah lah, aku akan pergi mengikuti Granger. Sampai jumpa" Natalia pun menghilang lalu melesat pergi mencari kemana Granger pergi.

"Ya... Pergilah" jawab Silvanna

Sebenarnya Natalia tahu Granger sangat sering datang kerumah Benedetta di saat-saat seperti ini, jadi ia memutuskan untuk pergi ke rumah Benedetta terlebih dahulu.

Sesampai nya disana ia melihat Granger dan Benedetta yang sedang duduk di kursi taman sambil berbincang-bincang, seperti yang biasa seorang Natalia lakukan ia pun menguping.

"Kau cemburu? Astaga Granger, menurutku kau lebih baik langsung saja menyatakan perasaanmu pada Silvanna di bandingkan harus memendam cinta dalam diam" Benedetta berusaha untuk memberikannya saran.

"Memendam cinta dalam diam memanglah terkadang akan lebih baik namun jika hatimu tidak sanggup itu malah akan membuat hatimu terasa sangat sakit"

Granger mengangguk paham "Ya... Bagaimana lagi, aku juga malu untuk mengungkapkan perasaanku padanya".

Ia berhenti sejenak untuk mengambil nafas "Bagaimana jika nanti kami tidak di restui oleh orang tua nya? Atau bagaimana jika ia sudah di jodohkan terlebih dahulu?"

"Makannya lebih baik kau nyatakan saja perasaanmu itu pada Silvanna terlebih dahulu kemudian jika sudah saatnya kau lamar dia" Benedetta menghela nafas panjang.

"Lamar aja lah langsung lama kali la" Natalia pun mulai menunjukkan dirinya dan berdiri tepat di belakang mereka berdua, mereka berdua pun sontak terkejut melihatnya.

"Cih dasar tukang nguping" Granger menatap Natalia tajam

"Dih dih gw kan daritadi emang udah disini"

Silvanna : The Royal KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang