Chapter 22

161 17 2
                                    


Saat berada di tempat Benedetta kini Silvanna pun mulai merasa lapar "Granger!" Ia memanggil Granger untuk mengajaknya kembali ke istana Moniyan.

"Apa kau akan kembali Silvanna?" Tanya Benedetta pada Silvanna kemudian ia pun mengangguk, tak lama kemudian Granger pun menghampirinya.

"Ayo kita kembali, aku sudah merasa lapar... Ah ya Benedetta kau pasti juga merasa lapar bukan? Ikutlah kami ke istana Moniyan. Kau pasti belum pernah kesana bukan?" Benedetta mengangguk, namun ia menolak untuk ikut mereka berdua ke istana Moniyan.

"Kalian saja yang pergi kesana, aku akan makan di rumahku sendiri..." Sebenarnya Benedetta ingin mengajak mereka berdua tuk makan di rumahnya namun ia merasa sedikit malu.

Yah rumah milik Benedetta memanglah hanya gubuk biasa namun Silvanna tak perduli akan hal itu, akan tetapi Benedetta berfikir mungkin saja seorang Putri sepertinya tidak mungkin mau masuk kedalam gubuk miliknya.

Saat melangkah pergi dari sana Silvanna sempat menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya kemudian menjerit dari kejauhan "Benedetta! Besok pagi bersiaplah karena aku akan menyuruh seseorang untuk merenovasi rumahmu okay?" Kemudian Silvanna pun melambaikan tangan kemudian meninggalkan tempat itu bersama dengan Granger.

Benedetta pun tersenyum senang mendengar apa yang di ucapkan oleh Silvanna "Terimakasih banyak Putri!" Jeritnya kemudian Silvanna merasa sedikit senang karena Benedetta senang akan hal itu.

Dalam perjalanan Silvanna terus saja mengoceh hal itu membuat Granger sangat senang dan rasanya seperti akan melayang dan hatinya serasa berbunga bunga.

Mulai tak kuasa menahan detak jantungnya yang berdegup sangat kencang "Silvanna bisakah kau berhenti?"

Dirinya pun terdiam merasa bersalah karena terus saja berbicara dan sepertinya Granger risih padanya, seketika ia pun langsung mencium bibir Silvanna sesaat namun hal itu dapat membuat Silvanna salah tingkah.

"Nah sekarang kau sudah tidak berisik lagi bukan? Katakan saja bahwa kau terus mengoceh agar aku mencium dirimu" kata Granger dengan pedenya.

"Heh sejak kapan!?" Silvanna pun langsung mencium Granger, "lihat bukan? Bahkan tanpa mengoceh aku berani tuk langsung mencium dirimu"

Kemudian Silvanna pun menarik tangan Granger dan membawanya pergi menuju istana Moniyan, sesampainya disana mereka langsung pergi menuju ruang makan dan betapa terkejutnya Silvanna melihat Fanny yang hanya mengaduk-aduk makanannya dan terlihat seperti tidak memiliki nafsu makan.

Ia pun bergegas menghampirinya dan menanyakan apa yang terjadi pada Fanny, setelah mendapatkan penjelasan dan Fanny kembali ke kamarnya kini Silvanna bisa makan dengan tenang kemudian kembali ke kamarnya dan merebahkan dirinya di atas ranjang.

"Toktoktok"
Terdengar suara seseorang tengah mengetuk pintu kamar Silvanna, ia pun langsung menyuruh agar orang itu langsung masuk ke kamarnya "Masuklah"

Kemudian seorang pelayan pun masuk dan memberitahu pada Silvanna bahwa ia mendapatkan surat dari istana Baroque "Putri... Anda mendapatkan sebuah surat dari kerajaan Baroque".

"Berikan itu padaku dan kini kau boleh pergi" Pelayan itu pun langsung memberikan surat tersebut pada Silvanna dan keluar dari kamarnya tak lupa ia menutup pintu kamar Silvanna.

"Apa lagi ini..." Batin Silvanna, ia pun membuka surat tersebut dan membacanya.

Yang terhormat Ratu Silvanna, saya Guinevere Baroque mengundang anda untuk makan malam bersama. Saya mohon kehadiran anda, jika perlu anda boleh mengajak pasukan Lightborn Chevaliers.

Salam hangat Guinevere.

"Ratu? Astaga aku masih merasa belum terbiasa dengan kata-kata itu meskipun aku kini memang telah menjadi seorang ratu" Silvanna bergumam kecil, ia pun memutuskan tuk keluar dari kamarnya untuk menghampiri para pasukan Lightborn Chevaliers untuk memberi tahu isi surat tersebut.

Baru saja membuka pintu ternyata ada sosok Granger yang tengah berdiri di ambang pintu dan hanya diam mematung, Silvanna pun merasa sedikit aneh "Granger apa kau baik-baik saja?"

Granger langsung mendorong tubuh Silvanna dan langsung menutup pintu kamar milik Silvanna, ia mendorong Silvanna hingga jatuh ke atas ranjangnya.

Kemudian Granger mendekatkan wajahnya pada wajah Silvanna "Kenapa kau hanya berprilaku seperti itu pada Fanny? Aku juga ingin kau melakukan itu padaku"

"Hey Granger ini terlalu dekat! Lagipula jika posisi kita seperti ini... Jika ada orang yang melihatnya pasti mereka akan salah sangka!" Silvanna pun mendorong Granger dan berdiri kemudian menatapnya dengan tajam.

"Wah... Tontonan asik nih..." Batin Natalia yang sedang duduk di jendela kamar Silvanna dengan keadaan sedang menghilang agar dirinya tak terlihat, sebenarnya ia baru saja kembali dari bukit tempat ia biasanya menenangkan diri.

Awalnya Natalia ingin menghampiri Silvanna dengan melewati jendela kamarnya namun saat ia hendak masuk dirinya terkejut melihat apa yang ada di depannya dan pada akhirnya memutuskan tuk menghilang dan mengawasi mereka... Lagi.

"Maaf" karena merasa bersalah Granger pun memutuskan untuk meminta maaf.

Silvanna menghela nafas panjang kemudian mengusap kepala Granger "Hey, apa yang kau maksud dengan perlakuan itu... Adalah sebuah pelukan dariku?" Ia pun bertanya.

Granger mengangguk perlahan dan menatap Silvanna seperti seorang anak kecil kemudian memeluknya, Silvanna pun juga memeluknya sembari memainkan rambut Granger.

"Apa-apaan ini aku tidak mengerti sama sekali apa yang di maksud oleh mereka berdua" Natalia yang bingung dengan apa yang di maksud oleh mereka berdua pun kini merasa mulai kesal namun tak ingin pergi dari sana.

Setelah merasa apa yang di inginkan nya sudah ia dapatkan Granger pun melepaskan pelukannya dan menatap kertas surat yang di pegang olehnya "Apa itu?"

"Ah iya ini! Kita mendapatkan surat dari istana Baroque untuk makan malam bersama, kau beri tahu pasukan Lightborn Chevaliers yang lain ya" Silvanna diam sejenak kemudian menatap ke arah jendela "Dan kau Natalia, kau juga ikut"

Natalia terkejut kemudian menampakkan dirinya "b-bagaimana kau tahu aku berada disana?"

Bahkan Granger pun ikut terkejut karena ia sendiri tidak tahu bahwa ada Natalia di sana namun bagaimana Silvanna bisa tahu tentang itu?

"Mudah saja, karena kau duduk dan menghalangi jendela jadi di saat angin kencang berhembus di luar sana aku tak merasakan angin itu masuk sedikitpun" jawab Silvanna tidak mau ribet kemudian pergi dari kamarnya menuju kamar Fanny dan para pasukan Lightborn Chevaliers.

"Oey! Mana mungkin karena itu! Aku tidak percaya!" Ucap Natalia sambil berlari menghampiri Silvanna

"Terserah padamu jika kau tidak percaya, atau kau bisa memikirkannya sendiri" setelah beberapa saat akhirnya Silvanna sampai ke kamar pasukan Lightborn Chevaliers.

"Alucard, Harith, Tigreal, nanti malam kita ada acara makan malam bersama di istana Baroque" mereka pun mengangguk kemudian Silvanna pun mengetuk pintu kamar Fanny dan masuk kesana.

"Fanny, malam ini kita ada acara makan malam bersama di kerajaan Baroque... Apa kau mau ikut? Atau jika mood mu belum membaik kau bisa tetap di sini" Fanny pun mengangguk kemudian menjawabnya.

"Aku akan ikut..."

Silvanna : The Royal KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang