Selena terkejut mendengar suara jeritan yang sangat keras dari dalam kamar Dyrroth, ia berfikir sebenarnya apa yang terjadi padanya itu.Ia mendekati kamar Dyrroth dan mendekatkan telinganya pada pintu kamar itu kemudian mendengarkan apa yang terjadi.
Dirinya merasa sedikit khawatir pada Dyrroth karena ia seperti menjerit kesakitan didalam sana karena sesuatu, dan saat suara jeritan Dyrroth berhenti terdengar ada suara seseorang jatuh di dalam sana.
"Bugh"
Dyrroth terjatuh dan tak sadarkan diri, Alice yang melihat itu langsung menyuruh Thamuz untuk meletakkan Dyrroth di atas ranjangnya."Apa dia kehilangan seluruh ingatannya atau hanya sebagian?" Tanya Thamuz pada Alice sembari menggendong Dyrroth dan meletakkannya di atas ranjang.
"Aku hanya menghapus semua tentang Silvanna saja dan menyisakan yang lainnya" jawab Alice.
"A-apa? Menghapus ingatan Dyrroth?..." Batin Selena, ia pun mulai melangkah pergi ketika mendengar langkah kaki yang berjalan keluar dari kamar Dyrroth.
Selena yang melangkah pergi dsri sana tiba-tiba di hentikan oleh Alice, Alice memanggilnya dan membuat Selena harus berhenti dan menoleh ke arahnya.
"Selena!" Panggil Alice pada Selena yang tengah berjalan menjauh dari sana.
"Ya Alice?" Jawab Selena dengan berusaha tenang agar ia tak di curigai karna telah menguping pembicaraan mereka tadi.
"Kau ingin pergi kemana?" Tanya Alice pada Selena.
"Aku ingin bertemu kekasihku, Moskov" jawab Selena kemudian dengan cepat pergi dari sana meninggalkan Alice dan Thamuz.
"Thamuz, apa menurutmu dia tadi menguping pembicaraan kita?" Alice menatap Thamuz yang berdiri tepat di sebelahnya.
"Dari gerak-gerik nya sepertinya ia tidak mendengar apa yang kita bicarakan tadi di dalam kamar Dyrroth" jawab Thamuz.
Kemudian mereka berdua pun pergi dari sana, sedangkan Selena merasa tenang karena Alice dan Thamuz tidak mencurigainya.
Ia pun berlari menuju hutan dan mencari Moskov untuk menceritakan apa yang baru saja di dengar olehnya, hutan itu luas jadi tidak mudah bagi Selena untuk menemukan Moskov dengan mudah.
"Moskov!" Jerit Selena memanggil Moskov, Moskov yang memiliki pendengaran yang sangat kuat itu pun melesat secepat mungkin menuju asal suara itu.
Dia mengenali suara ini, ya itu suara Selena maka dari itu ia pun segera menghampirinya.
"Hai cantik, apa kau mencariku?" Ujar Moskov yang kini sudah berdiri tepar di belakang Selena.
"Aku ingin bicara, ini sangat penting" Selena menatap Moskov dengan serius, Moskov mengerti kemudian memegang tangan Selena dan membawanya menuju dahan pohon tertinggi untuk duduk disana.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Moskov pada Selena, ia bingung karena Selena menunjukkan ekspresi panik.
"Tadi aku mendengar suara jeritan dari dalam kamar Dyrroth, sepertinya ia menjerit kesakitan. Kemudian aku mendengar Alice berkata bahwa ia menghapus ingatan Dyrroth tentang kakaknya Silvanna" ucap Selena pada Moskov.
"Ya aku tahu kenapa Alice melakukan itu pada Dyrroth, karena Dyrroth adalah pangeran kegelapan dan tidak mungkin ia pergi dari istana Abyys. Jika ia kembali berubah menjadi manusia dan ikut bersama Silvanna untuk pergi ke istana Moniyan bagaimana dengan Abyys dan keinginan Alice untuk menghancurkan Moniyan?" Kata Moskov sambil mengelus-elus telapak tangan Selena.
"Benar juga ya... Uhm... Itu urusan mereka aku malas memikirkan nya, hal itu malah membuat pikiran ku semakin kacau" Selena memeluk Moskov dan memejamkan matanya.
"Selena, sepertinya kau lelah... Beristirahat disini jika kau mau, aku akan menemanimu disini" Moskov menatap Selena dan mengusap wajahnya perlahan.
"Tentu saja... Aku merasa nyaman saat berada di sisimu... Moskov" Selena menyandarkan tubuhnya pada Moskov dan Moskov hanya bisa diam dan menenangkan Selena.
Sungguh menyenangkan bukan? Hanya berdua di tempat yang sepi bersama orang yang kau cintai, bersandar di bahunya dan ia hanya diam kemudian mengusap kepalamu perlahan.
Sore hari yang indah, menatap matahari terbenam dengan ditemani oleh seorang yang istimewa.
Tak lama kemudian hari pun mulai gelap menandakan bahwa sore sudah berganti dengan malam, Moskov membangunkan Selena yang tertidur lelap itu.
"Selena, bangun lah... Kita akan pergi makan malam ke restoran, apa kau mau? Sepertinya kau belum makan" ucap Moskov seraya berusaha membangunkan Selena.
Selena membuka matanya perlahan kemudian menatap Moskov, ia masih merasa sangat mengantuk.
"Gendong..." Kata Selena perlahan, Moskov tahu pasti ia masih sangat mengantuk hingga malas untuk berjalan.
"Baiklah ratuku yang cantik" kemudian Moskov menggendong Selena dan melesat cepat menuju restoran yang tak jauh dari sana.
Sesampainya disana Moskov meletakkan Selena di kursi yang tepat berada di depannya kemudian ia duduk di depan Selena dan memanggil pelayan untuk memesan makanan.
Saat ingin memesan Moskov menanyakan terlebih dahulu pada Selena apa yang ingin ia makan.
"Mau makan apa?" Tanya Moskov walau ia tahu jawaban Selena pasti sama dengan jawaban para wanita pada umumnya.
"Terserah dirimu saja" dan benar saja jawaban Selena adalah 'terserah' sama seperti wanita lain ketika di ajak makan bersama dengan lelakinya.
"Bagaimana kalau ini?" Kata Moskov sambil menunjukkan buku menu pada Selena, Selena pun hanya mengangguk dan menurut pada Moskov.
Sambil menunggu makanannya Selena memejamkan mata dan melanjutkan tidurnya, Moskov hanya bisa membiarkannya karna ia tahu bahwa gadisnya pasti sedang merasa kelelahan.
Beberapa saat kemudian pesanan mereka pun di antar kan ke meja makan mereka, Moskov pun membangunkan Selena agar memakan makanan yang sudah berada di hadapan mereka.
"Selena ayo bangun... Makanannya sudah berada tepat di hadapanmu loh" Selena pun membuka matanya dan menyuruh Moskov untuk menyuapinya.
"Suapin, aku masih merasa mengantuk jadi rasanya sangat malas untuk aku memakan makanan itu" kata Selena pada Moskov.
Moskov pun menyuapi Selena dengan perlahan dan penuh kasih sayang, perlahan Selena mengunyah makanan itu walaupun rasanya ia ingin melanjutkan tidurnya saja.
Kemudian makanan itu pun kini sudah habis dan mereka tidak perlu membayar ketika pelayan itu melihat Selena, siapa yang tidak kenal Selena wanita tercantik dari kerajaan Abyys ini walau terkadang bisa berubah menjadi terlihat menyeramkan dan ganas.
Moskov pun mulai menggendong Selena lagi dan membawanya menuju istana Abyys, meski biasanya ia akan melesat dengan cepat akan tetapi kali ini Moskov lebih memilih untuk berjalan dengan santai.
Mereka pun sampai ke istana Abyys, pengawal membiarkan Moskov untuk masuk.
Saat masuk Moskov melihat Dyrroth tengah berdiri sendirian di halaman istana, "Oy Dyrroth bagaimana dengan Silvanna?" Bisik Moskov pada Dyrroth.
"Siapa yang kau maksud Moskov?" Tanya Dyrroth pada Moskov.
"Ah tidak, lupakan saja" ucap Moskov kemudian membawa Selena ke kamarnya dan meletakkan tubuh Selena ke atas ranjangnya.
"Ternyata benar Dyrroth hanya melupakan tentang Silvanna" batin Moskov.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silvanna : The Royal Knight
FantasySiapa sangka seorang gadis bisa menjadi seorang kesatria pemberani dan pantang menyerah, Silvanna menjadi seorang kesatria karena ia ingin menyelamatkan adiknya Dyrroth dan membawanya kembali ke kerajaan. Terus berlatih untuk menjadi kuat agar ia bi...