Chapter 32

153 16 1
                                    

Selena berjalan menuju ke arah kamar Ruby sembari membawa sarapan untuk Ruby, ia di tugaskan untuk membantu keseharian Ruby selama Ruby mengandung oleh Dyrroth.

Daripada merasa bosan tak ada hal yang bisa di lakukan olehnya maka Selena pun menuruti perintah Dyrroth, kini Selena berada tepat di depan pintu kamar Ruby.

Karena tidak sopan bila langsung masuk kedalam kamar seseorang maka Selena pun mengetuk pintu tersebut, setelah mendapatkan jawaban "Masuklah" ia pun segera membuka pintu dan masuk kedalam kamar tersebut.

Saat memasuki kamar tersebut ia langsung di sapa oleh seseorang yang sedang berbaring di atas ranjangnya, ya itu adalah Ruby.

"Wah Selena, selamat pagi" ucapnya seraya membentangkan senyum manisnya pada Selena.

"Ah ya... Pagi... Ini sarapan untukmu hari ini, aku akan menemanimu disini karena Dyrroth tak ingin kau sendirian" kemudian Selena pun memberikan semangkok makanan untuk Ruby dan langsung duduk di tepi ranjang Ruby.

Ruby mulai menyuapkan sedikit demi sedikit makanan kedalam mulutnya, sedangkan Selena sedang melamun berfikir sesuatu yang ia rasakan semalam.

"Mengapa setiap melihat bulan, rasanya aku merindukan sesuatu" gumamnya, Ruby yang mendengar gumaman Selena itu pun langsung menoleh ke arahnya.

"Hum... Mungkinkah kau memiliki seseorang yang berarti buatmu namun kalian sudah lama tak bertemu?" Tanya Ruby pada Selena, Selena terkejut mendengar Ruby yang bertanya seperti itu.

"Eh?"

"Aku tadi bergumam ya saat melamun, ya... Mungkin saja sih aku juga tak mengerti" Selena berusaha menjelaskan apa yang sedang di rasakan olehnya pada Ruby.

"Sudahlah jangan di pikirkan, sekarang ayo temani aku untuk meletakkan mangkok ini kembali ke dapur" Ruby pun bangkit dari tempat tidurnya, Selena pun segera mengambil mangkok itu dan melarang Ruby.

"Biar aku saja, lagipula Dyrroth menyuruh mu agar tetap disini" ucap Selena, ia kemudian melangkahkan kakinya pergi dari sana dan tak lupa ia menutup pintu kamar Ruby terlebih dahulu.

Sesaat Ruby berfikir jika di istana ini memiliki sangat banyak pelayan mengapa Dyrroth hanya menyuruh Selena yang merawatnya? Mungkinkah karena Dyrroth memberikan kepercayaan nya untuk menjaga Ruby hanya pada Selena?

Selena berjalan menuju dapur sendirian, istana di Abyys memang selalu terlihat sepi dan membosankan baginya namun itu adalah tempat tinggalnya.

Sesampainya di dapur ia segera meletakkan mangkok serta gelas yang baru saja digunakan oleh Ruby itu, saat ingin kembali ke kamar Ruby untuk menemaninya tiba-tiba saja Dyrroth berada tepat di belakangnya.

Itu tak membuat dirinya terkejut karena Dyrroth sudah biasa hilang atau muncul secara tiba-tiba di dekatnya jadi itu sudah tak mudah untuk membuatnya terkejut, Dyrroth berkata bahwa sekarang ia yang akan mengurus Ruby sendiri dan membiarkan Selena pergi kemanapun yang ia mau.

Sebelum itu Dyrroth berkata bahwa Alice memanggilnya ke ruang singgasana untuk menanyakan sesuatu, Selena pun bergegas pergi menuju ruang singgasana untuk menemui Alice.

"Ada perlu apa?" Ucap Selena sambil membuka pintu ruang singgasana milik Alice, ia langsung berjalan mendekat ke arah Alice.

"Aku hanya ingin bertanya, untuk penyerangan pada Moniyan Empire... Apa kau ingin ikut?" Alice bertanya pada Selena "Moskov juga akan ikut kok" lanjutnya.

"Ya ya aku akan ikut, hanya ingin membicarakan soal itu kan? Kalau sudah aku akan pergi keluar" Selena pun pergi dari sana meninggalkan Alice, ia berjalan melewati begitu banyak kerumunan orang-orang di Abyys yang sedang terpesona melihatnya.

Siapa yang tak senang bila melihat putri kerajaan yang cantik jelita keluar dari istana sendirian tanpa pengawalan siapapun dan berjalan sendirian itu?

Banyak orang yang mengetahui bahwasanya Selena adalah seorang gadis tercantik di Abyys, tak ada seorang wanita pun yang dapat menyainginya.

Tapi karna Selena yang terkadang berkata "Aku hanya memiliki waktu untuk pria tampan" itu membuat banyak pria tak berani mendekatinya, kecuali para pria yang pd dan merasa bahwa dirinya adalah seorang pria tampan yang di inginkan oleh Selena.

Langkahnya terhenti ketika melihat prianya yaitu Moskov sedang menggendong seorang anak kecil untuk membantunya mengambil buah apel, setelah anak itu mendapatkan apa yang di inginkan olehnya Moskov pun menurunkan nya.

Anak itu pun merasa senang dan berterimakasih pada Moskov kemudian lari dan pergi meninggalkannya, ya walaupun mereka adalah seorang iblis namun tetap saja jika dengan bangsa mereka sendiri mereka menjadi sangat baik hati dan ramah.

Walaupun itu sangat jarang terjadi sih, bagaimana pun mereka tetaplah seorang iblis yang di perintahkan untuk menghancurkan bangsa lain oleh Alice.

"Moskov!" Selena langsung berlari menghampiri Moskov kemudian memeluknya, Moskov sudah terbiasa akan hal itu... Namun...

"Astaga Selena, apa kau yang membuat kerumunan sebanyak itu? Wah... Mereka mulai pergi, sepertinya mereka tak kuat melihatmu memelukku seperti itu" ucap Moskov seraya mengusap kepala Selena.

"Ntahlah... Aku tak mengerti apa yang terjadi dengan mereka, aku kemari untuk menemui mu! Sayangku~" Selena mencium pipi Moskov, para pria yang masih berkerumun itu pun mulai pergi meninggalkan mereka berdua.

Seperti yang mereka lihat sepertinya Selena sudah menemukan pria tampan miliknya sendiri, jadi ia tak membutuhkan pria lain lagi untuk dirinya.

"Apa kau sudah sarapan? Ingin sarapan bersamaku?" Tanya Moskov pada Selena, Selena pun langsung mengangguk dengan cepat sebagai tanda jawaban iya.

"Baiklah kalau begitu ayo ke resto yang biasa kita kunjungi" Moskov pun langsung berjalan dengan di ikuti oleh Selena di belakangnya, Selena merasa seperti ada yang kurang jadi ia langsung merangkul tangan sang kekasih.

Orang-orang memperhatikan mereka yang terus saja menempel seakan-akan seperti sudah di beri sebuah lem agar mereka terus menempel dan sulit untuk di pisahkan, ya Selena selalu bersikap seperti anak manja di hadapan Moskov.

Moskov hanya bisa membiarkan Selena bertindak semaunya sendiri daripada ia marah pada Moskov nantinya, Moskov masih merasa takut apabila Selena marah padanya.

Walaupun itu sudah lama namun Moskov masih sangat sulit untuk melupakan kejadian di hari itu, ia hanya bisa menurut pada keinginan Selena saja.

Selena itu seperti kucing dan Moskov seperti pemiliknya, ya... Kucing adalah seorang raja sedangkan pemilik hanyalah seorang babu bagi para kucing.

Sesampainya mereka di resto Selena langsung duduk di bangku favorit mereka sejak dulu dan langsung memesan makanan, sesaat ia berfikir tentang apa yang terjadi semalam.

Ia ingin mencoba untuk bertanya pada Moskov siapa tahu ia mengerti jawabannya, "Eeee.... Moskov?" panggil Selena.

"Hm?" Jawabnya seakan memberikan jawaban kenapa.

"Terkadang... Saat aku melihat bulan aku merasa seperti merindukan sesuatu... Menurutmu apa itu?" Ia pun bertanya.

"Mungkin kau merindukanku, ahaha" Moskov pun tertawa kecil.

"Aku sedang serius tahu!" Bentak Selena.

Silvanna : The Royal KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang