Chapter 11

213 25 9
                                    


Alucard hari ini mendapatkan tugas untuk berpatroli, sebenarnya hari ini ia sangat malas akan tetapi bagaimana lagi jika hari ini adalah gilirannya.

"Hari ini lebih panas dari biasanya, inilah yang membuatku malas dan ingin tidur saja di kamarku" gumam Alucard, tak lama kemudian dari kejauhan ia melihat dua orang wanita yang tengah berlari dengan tubuh yang terluka.

Saat di lihat lebih jelas ternyata itu adalah Silvanna dan Natalia, Alucard pun bergegas menghampiri dan berusaha untuk menolong mereka berdua.

"Apa yang terjadi pada kalian? Mengapa kalian bisa sampai terluka seperti ini?" Tanya Alucard pada Natalia.

"Sudah jangan banyak bicara! Cepat gendong saja Silvanna, ia terluka lumayan parah!" Ucap Natalia dengan tatapan serius.

Alucard pun mau tak mau harus menggendong Silvanna dan berlari menuju ke istana Moniyan, walaupun ia takut Miya salah sangka nantinya.

Sesampainya di istana Alucard langsung membawanya menuju kamar milik Silvanna dan meletakkannya di atas ranjang, Natalia sedang memanggil pelayan dan tabib istana.

Silvanna merintih kesakitan, tidak hanya merasakan sakit ia juga masih merasa sedih karena harus kehilangan adiknya lagi.

Alucard keluar dari kamar Silvanna, baru saja keluar Granger langsung menarik tangannya dan menyeretnya menuju tempat yang sepi.

"Hey Granger apa-apaan ini!" Bentak Alucard, Granger langsung mendorong Alucard hal itu pun membuat tubuhnya terbanting keras ke tembok.

"Apa kau mengajakku bertarung hah!?" Alucard kesal pada perlakuan Granger padanya itu, entah apa yang terjadi hingga membuatnya bertingkah aneh.

"Apa yang kau lakukan dengan Silvanna! Kenapa kalian begitu dekat!?" Granger membentak Alucard dengan penuh rasa emosi.

"Ahaha apa kau cemburu melihatku dekat dengannya?" Kata Alucard mengejek.

Beberapa saat yang lalu Granger hendak menemani Alucard untuk berpatroli karena ia merasa bosan, saat melihat Alucard yang tengah menolong Silvanna membuat langkahnya terhenti.

"Mereka terlalu dekat, itu benar-benar terlalu dekat..." Batin Granger kemudian mengepalkan tangannya.

Saat Alucard berlari menuju istana Moniyan Granger pun mulai mengikutinya, walaupun rasanya sakit melihat apa yang berada di depannya.

"Cih, lalu kau kira apa hah? Kukira kita ini teman... Apa satu wanita saja kurang bagimu!?" Granger mulai sulit mengontrol emosinya, ia mulai mengeluarkan pistol miliknya.

"Alucard... Walau kau adalah temanku akan tetapi tidak akan ku biarkan kau mendekati pujaan hatiku walaupun aku harus membunuhmu untuk mendapatkannya" batinnya.

"Wow wow... Tenanglah Granger letakkan pistol milikmu itu, aku bisa menjelaskan semuanya" kata Alucard seraya memegang tangan Granger agar menurunkan pistol miliknya.

"Jelaskan." Ucap Granger singkat kemudian menunggu jawaban dari Alucard.

"Tadi aku melihat Natalia yang tengah menopang tubuh Silvanna yang terluka parah saat keluar dari hutan, aku tidak tahu apa yang terjadi pada mereka karna tidak sempat untuk menanyakannya pada mereka" jawab Alucard.

"Lalu?" Granger merasa belum puas dengan jawaban yang di berikan oleh Alucard itu.

"Karena luka Silvanna parah dan Natalia cedera mau tidak mau aku harus menggendongnya dan membawanya secepat mungkin ke istana" lanjut Alucard, Granger sudah merasa puas dengan jawaban Alucard dan akhirnya meninggalkannya tanpa sepatah katapun.

Granger melangkahkan kakinya menuju kamar Silvanna, pelayan yang melihat Granger ingin masuk ke kamar Silvanna berusaha untuk menghentikan langkahnya.

"Maaf sebelumnya... Anda tidak boleh masuk karena Putri Silvanna ma-" pelayan itu pun berhenti bicara saat melihat tatapan tajam Granger.

Ia pun diam dan menganggap bahwa hal itu tidak terjadi dan membiarkan Granger untuk masuk, di dalam sudah tidak ada siapapun kecuali Silvanna yang masih belum sadarkan diri.

Granger mengambil kursi yang seharusnya berada di meja rias milik Silvanna kemudian meletakkannya tepat di samping ranjang Silvanna, ia pun duduk disana dan menatap Silvanna.

"Silvanna..." Granger memegang tangan Silvanna kemudian mengelus telapak tangan Silvanna itu, ia mencium telapak tangan Silvanna sambil memejamkan matanya.

Tanpa sadar ternyata Silvanna sudah siuman, "Granger? Apa yang kau lakukan?" Ucap Silvanna dengan suara yang masih lemah.

"Silvanna? Kau sudah siuman?" Granger pun kembali meletakkan tangan Silvanna dan merasa agak malu.

"Ya... Aku sudah siuman, apa kau mencemaskan ku?" Silvanna menatap Granger yang berusaha untuk membuang muka.

"Tidak, eh... Iya..." Jawab Granger malu-malu, ia ingin menyatakan perasaannya karena hanya ada mereka berdua disana dan jarang sekali mereka bicara hanya berdua.

Akan tetapi Granger merasa bahwa ini bukanlah saat yang tepat untuk menyatakan perasaannya, setelah di pikir kembali sepertinya ia harus mengatakannya pada Silvanna.

"P-putri Silvanna... Sebenarnya a-aku m..me... menyukai mu..." Ucap Granger malu-malu pada Silvanna.

"Benarkah?" Silvanna tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Granger, "Aku juga menyukaimu sejak lama Granger" jawab Silvanna.

Silvanna pun mulai mengubah posisinya menjadi duduk di atas ranjang kemudian memegang kepala Granger dan mendekatkannya pada Silvanna, Silvanna memeluk Granger perlahan.

Granger terdiam, detak jantungnya berdegup dengan sangat kencang tak seperti biasanya.

Natalia yang sebenarnya daritadi menemani Silvanna walau dalam keadaan menghilang itu pun mulai merasa agak jijik walau ia masih penasaran dengan apa yang akan terjadi berikutnya.

"Kalian pikir aku ini apa, aku bisa berada dimana saja tanpa diketahui orang lain loh..." Ucap Natalia pada pembaca kita yang sedang membaca cerita ini.

Natalia pun masih memantau mereka berdua yang masih saja berpelukan seperti itu.

"Silvanna... Ini terlalu dekat..." Ucap Granger pada Silvanna, tiba-tiba saja ia merasakan ada tetesan air mata mengenai tangannya.

"Eh? Silvanna apa kau menangis? Kalau begitu peluk lah aku, tenang saja aku tidak akan memaksamu untuk melepaskan pelukanmu dariku" kata Granger pada Silvanna, ia mengira bahwa Silvanna menangis karna ia menyuruh Silvanna untuk melepaskan pelukannya.

"Tidak, bukan itu... Jadi seharusnya kau sudah tau bahwa aku terluka setelah keluar dari hutan itu dari Natalia atau Alucard bukan?" Ucap Silvanna, Granger pun mengangguk.

"Aku ke perbatasan" mendengar itu Granger pun langsung terkejut di buatnya, "Aku bertemu Aurelius II disana... Tapi Alice membawanya pergi lagi dariku" lanjut Silvanna.

Granger diam dan membiarkan Silvanna untuk mencurahkan seluruh isi hatinya agar ia merasa lebih tenang, "jika kau masih ingin menangi, maka menangis lah... Jangan kau tahan semua beban yang ada pada dirimu sendiri" ucap Granger pada Silvanna untuk menenangkannya.

Tiba-tiba Silvanna menarik tangan Granger yang membuatnya langsung terbaring ke atas ranjang milih Silvanna, Granger terkejut sedangkan Silvanna malah memeluknya semakin erat.

Natalia pun langsung menunjukkan dirinya hal itu membuat Silvanna dan Granger berhenti dan terdiam seketika.

"Hey hentikan! Apa kalian akan melakukan itu hah!?" Bentak Natalia pada mereka berdua.

Silvanna : The Royal KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang