BAB 2

3K 320 25
                                    

"(Name), ceritakan kepadaku. Apa yang terjadi?"

(Name) tetap melamun. Membuat Kiyoomi rasa keponya itu meningkat.

"(Name)...."

"....."

"(Name)....istriku..."

"....."

"(Name).... istrinya Kiyoomi..."

"....."

"Sayang?"

"E-eh..Omi?" ucap (Name) yang baru keluar dari lamunannya

Kiyoomi mendekat kearah(Name). Lalu memegang tangan (Name).

"(Name)? Ada apa?"
"Ti-tidak ada..."

Nampak jelas wajah rautnya menandakan bahwa (Name) ada masalah. Melihat itu, Kiyoomi harus membuat (Name) menceritakan kepada nya.

"(Name)? Ceritakan kepadaku. Aku suamimu. Aku berhak mendapatkan curhat mu itu. Masalahmu masalahku, masalahku juga masalahmu"

(Name) tertegun melihat Kiyoomi. Ia sedang mode serius. Wajah yang nampak khawatir itu pun membuat (Name) harus curhat kepada suaminya ini.

"Omi..aku.."ucap (Name) sambil gugup
"Ya?"

(Name) menarik nafasnya, lalu memulai kata-katanya tadi.

"Omi, aku..dulu aku..sangat menyukai mu. Tapi.. entah kenapa rasa itu hilang. Asal aku mendekat denganmu, selalu saja ada firasat buruk. Entah firasat itu mengatakan kau sebentar lagi kejedot dinding, jari kejepit dengan pintu mobil, atau sebagainya" curhat (Name) sambil terus menatap kakinya

Kiyoomi dengan sabar mendengar semua isi curhatan istrinya.

"Entahlah, aku selalu punya firasat buruk. Bagaimana jika kau selingkuh, atau kau menceraikan ku. Makanya, mungkin aku stress dan membuat hal ini terlintas di pikiranku"

"...."

"Aku tau, aku bodoh. Jika aku tak menyukaimu, sejak awal aku menolakmu. Tapi, aku menyukai mu dulu. Hingga sekarang, tapi perasaan nya itu seperti.... seperti..memudar"

Air mata (Name) tak kuat untuk menahannya. Ia menangis di depan Kiyoomi yang masih mendengarkan demua curhatan istrinya.

"Tidak, rasa itu masih ada. Bahkan, sampai sekarang. Kau cuma stress karena pikiranmu. Itu saja, tidak ada apa-apanya. Firasat buruk itu datang saat kita stress. Jadi, kau tak payah takut (Name). Juga, tentang aku menceraikan mu aku tidak akan pernah"ucap Kiyoomi sambil mengelap air mata (Name)

(Name) menatap wajah Kiyoomi. Dengan tangisannya ia memeluk Kiyoomi. Kiyoomi dengan sabar menunggu tangisan (Name) reda.

Kini, masalah (Name) terselesaikan. Dia hanya stres karena ia kerja lebih duluan dari Kiyoomi. Makanya gitu.

"Sudah (Name), besok perlombaan dimana? Masuk TV kan?" tanya Kiyoomi sambil mengubah topik

"Hiks..um..iya, live streaming"

"Aku akan menonton mu"

"Um.. tunggu..apa?"

"Aku akan menonton mu"

(Name) yang terdiam tiba-tiba wajahnya memerah. Kiyoomi ingin menontonnya? Bisa sih, tapi. (Name) mengenakan baju Chef. Baju itu sudah setahun yang lalu. Saat ini bagian dadanya agak ketat. Jadi, ia malu memakai itu depan Kiyoomi.

"Kenapa? Tidak boleh?"

"Bukannya ga boleh sih, cuma.."

"Apa?"

𝐁𝐄 𝐌𝐘 𝐖𝐈𝐅𝐄✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang