BAB 17

1.1K 146 2
                                    

(Name) saat ini sedang berjalan di lorong gedung Stasiun TV. (Name) meminum obat pusing tanpa istirahat.

Sebenarnya (Name) itu sakit, cuman ia lebih memprioritaskan kepentingan nya ini.

Sudah sebulan kemarin ia sudah pusing. Mudah lelah, dan asal mencium parfum atau wangi dari hand sanitizer akan muntah.

(Name) sempat berpikir bahwa ia hamil. Ia ingin ke dokter, hanya saja (Name) kembali berpikir bahwa ini hanya pikirannya saja.

(Name) dan Kiyoomi baru melakukan 'itu' hanya dua kali. Kemarin malam, dan malam tanggal dua puluh sembilan pada bulan kemarin.

(Name) mengusap keringat yang ada di keningnya, dan berjalan kearah dimana semua berkumpul.

Tendou sudah menghubungi (Name). Ia mengatakan bahwa jika ia sakit, tidak usah datang.

(Name) berbohong akan hal itu. Ia mengatakan bahwa ia sehat saja dan pergi ke Stasiun TV.

Walau (Name) telah meminum obat, tetapi (Name) tak beristirahat.

Apa gunanya obat? Jika tidak beristirahat?

Juga, (Name) melanggar peraturan rumah yang disusun oleh Kiyoomi. Ia begadang.

Iya, dia begadang.

(Name) begadang menulis resep dan membaca buku-buku resep yang ia akan coba.

(Name) tidur saat jam dua atau tiga pagi. Kiyoomi selalu tertidur lelap. Karena (Name) menaruh guling di samping Kiyoomi.

Jadi, Kiyoomi tak sadar bahwa ia begadang.

🌸🌸🌸

"Baiklah! Kalian semua sudah boleh pulang!" ucap Iwaizumi mengakhiri latihan

"Osu!"

Kiyoomi membereskan botol minumnya, dan menaruh kedalam tas. Ia bersiap-siap akan pulang.

"Oh, Sakusa! Tadi handphone mu berbunyi" ucap Iwaizumi

"Oh?"

"Saat kalian melakukan pendinginan, handphone mu berbunyi"

"Oh, baiklah. Terimakasih sudah mengingatkan"

"Aku mempunyai firasat buruk... coba kau telpon"

"Baiklah"

Kiyoomi membuka tasnya kembali, dan merogoh handphone nya. Setelah ia dapat, ia membuka handphone itu.

Ada puluhan pesan masuk. Matanya tertuju kepada nomor yang tidak di kenal.

'Siapa?' batin Kiyoomi

Ia membuka WhatsApp dan menekan nomor yang tidak di kenal. Nomor itu hanya menelpon, tidak mengirim pesan.

Karena Kiyoomi kepo apa yang terjadi, ia memutuskan menelpon. Selama menelpon entah kenapa ia teringat (Name) yang dirumah.

Iwaizumi menatap Kiyoomi dengan gelisah. Walau ia hanya pelatih, ia juga perhatian kepada semua istri yang berada di timnya.

Bukan apa-apa. Hanya saja ia harus melakukan pembagian waktu. Walau suaminya bermain voli, ia tetap ada waktu untuk sang istri dirumah.

Iwaizumi pelatih langka!

Namun, Iwaizumi juga tegas!

Suara sambungan telepon terdengar di telinga Kiyoomi. Hatinya entah kenapa menjadi sangat gelisah.

Tiit!

Suara telepon yang seberang sana mengangkat. Kiyoomi agak lega mendengar nya.

'Ah! Halo? Ini suaminya (Name) kan?'

'Iya? Ini aku. Sakusa Kiyoomi'

'Aku panggil Sakusa saja ya? Ini hal penting!'

'Sepenting apakah?'

'Istrimu! Dia..-'

Tut tut tut..

Nomor yang anda tuju sedang terganggu sinyal. Silahkan hubungi lagi nanti.

Suara operator terdengar. Kiyoomi bahkan terkejut. Kenapa putus? Suara ini adalah manager nya (Name).

Kiyoomi tau itu. Masalahnya, ini ada apa? Sampai manager menelpon Kiyoomi sebanyak lima kali.

"Ada apa?" tanya Iwaizumi

"Tidak tau, telepon nya putus"

"Lebih baik kau ke stasiun!"

"Um..aku pulang sekarang"

Kiyoomi mematikan handphone nya, dan memasukkan kedalam tas. Ia memakai sepatunya, dan berangkat menuju stasiun TV.

Hatinya gelisah, keringat panas dingin membasahi wajahnya. Pikirannya kosong saat ini. Ia tertuju ke satu hal.

(Name).

🌸🌸🌸

Bersambung!

Gomen telat, Author baru sembuh^^

𝐁𝐄 𝐌𝐘 𝐖𝐈𝐅𝐄✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang