BAB 16

1.1K 159 4
                                    

(Name) menghela nafasnya dengan kesal. Pagi ini ia harus berusaha keras untuk mengangkat lengan kekar Kiyoomi.

Tangan kekar itu melilit di pinggang (Name), dan kepalanya ia sembunyikan di ceruk leher (Name).

'Geli..' batin (Name)

"Omiiii, bangunnn. Hari ini ada latihan kan?" tanya (Name)

"Eugh--. Ini masih pagi (Name)... jangan bangunkan aku dulu.."

Kiyoomi menarik selimutnya, dan menyelimuti tubuh polos dirinya dan tubuh polos (Name). (Name) mendengar itu menghela nafasnya. Memang Kiyoomi ini bisa malas juga ya.

"..."

"..."

"OMI! LIAT ITU SARANG LABA-LABA AAAAA" teriak (Name) sambil menunjuk di ujung dinding

"HAH?! MANA!" balas Kiyoomi

Kiyoomi melihat kearah yang di tunjuk (Name) dan terlihat sarang laba-laba yang terbentuk rapi.

'Habis ini bersih-bersih deh..' batin (Name)

'Lupa taruh lem laba-laba...biar dia ga buat rumah lagi..' batin Kiyoomi

(Name) menarik selimutnya, dan berpura-pura tertidur. Ia yakin, saat ini, detik ini, nafas ini, akan di suruh oleh Kiyoomi untuk membersihkan rumah selagi ia latihan.

Padahal (Name) saat ini sedang mager!

"(Name)..." panggil Kiyoomi

"..."

"(Name).. jangan berpura-pura tertidur.."

"Omiii, aku magerrr"

"Giliran masak ga mager gitu?"

"Tapi kan...aku...ahhh! Mager! Masak itu hobiku!"

"Membersihkan dari debu dan kotor sdalah hobiku. Itu juga menjadi hobimu. Karena kau istriku"

"Hehe.."

(Name) menatap Kiyoomi dengan cengengesan. Walau (Name) mager sekalipun,ia akan mengerjakan tugasnya sebagai istri yang baik.

Bersih-bersih memang sudah biasa bagi (Name). Apalagi seorang Chef. Setelah memasak biasanya ia membereskan semua peralatan kan?

🌸🌸🌸
"

Hahh...sudah beres!" ucap (Name) sambil berkacak pinggang

Akhirnya semua sudut ruangan telah bersih. Di ujung dinding, (Name) menaruh kapur. Agar hewan-hewan kecil tak berkerumun disana.

Seperti semut.

(Name) melihat kearah jam dinding nya, sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Kiyoomi telah pergi sejak tadi pagi. (Name) bersiap-siap untuk berangkat ke Stasiun TV. Ia akan membuat masakan baru.

(Name) memegangi perutnya. Perutnya terasa sangat sakit dan terasa seperti kram .

(Name) mengingat, bahwa ia tadi malam melakukan 'itu' dengan Kiyoomi. Membersihkan rumah ini saja harus dengan tenaga ekstra.

Perutnya, kepalanya terasa pusing, juga matanya seperti berkunang-kunang. Ia memutuskan tak pergi ke Stasiun TV, hanya saja ia akan merepotkan orang disana.

Soalnya, hari ini (Name) ada janjian Livestream di TV nanti. (Name) menatap kearah jam dinding. Ia masih ragu-ragu untuk ini. Apa ia akan pergi? Atau tidak?

Baiklah, (Name) memutuskan untuk pergi. Ia akan meminum obat pusing,dan nantinya ia menaiki sepeda.

Kiyoomi sudah menyuruh nya menaiki mobil saja, sedangkan Kiyoomi akan menaiki sepeda motor untuk ke gym.

Namun, (Name) menolak. Ia lebih suka menaiki sepeda. Karena sepedanya ini sudah sangat lama ia naiki.

Tak pernah rusak.

Dulu, kakek (Name) adalah orang kaya yang paling kaya di kampungnya. Kakeknya membelikan sepeda untuk (Name) agar bisa ia pergi sekolah dengan sepeda. Tak harus berjalan kaki lagi.

Dulu, orang yang mempunyai sepeda itulah yang disebut orang kaya. Jajanan (Name) saat dulu adalah kentang rebus dan pisang rebus.

Lalu, seminggu setelah kakeknya membelikan sepeda untuk (Name). Kakek (Name) meninggal. (Name) sangat sedih.

Semua orang berada di kampung halaman juga merasa turut berdukacita. Karena kakek (Name) adalah orang yang ramah.

Kakek (Name) juga sering sekali menghargai masakan (Name) saat SD dulu.

(Name) tiba-tiba tak dapat membendung air matanya, ia menangis. Ia mengingat kenangan itu semua.

Memori yang tak bisa di hapus.

(Name) mengambil handuknya, tanpa mempedulikan rasa sakit bekas melakukan'itu' dan melupakan rasa pusingnya.

Ia akan ke stasiun TV saat ini, detik ini juga. (Name) saat ini memprioritaskan kepentingan nya sendiri daripada kesehatan nya sendiri.

🌸🌸🌸

Bersambung!(。•̀ᴗ-)✧
Gomen telat, authornya sakit :')

𝐁𝐄 𝐌𝐘 𝐖𝐈𝐅𝐄✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang