"Kau datang bersama hujan. Tidak salah, jika aku pergi untuk selamanya atau hadir seperti pelangi sehabis hujan."
***
"Astaga, Abang! Anneth telat sekolah," teriak Anneth sambil tergesa-gesa turun ke bawah untuk mandi.
Ha-ha-ha
Sam tertawa melihat kelakuan adiknya yang sudah amnesia. Ia tidak ingat jika hari ini adalah hari Minggu. Entah karena terlalu capek dengan masalah atau terlalu rajin ingin bersekolah.
Drt ... Drt ... Drt ...
Cha Ta Ucha
Neth, gue tunggu Lo di Taman Lavender jam 09.00, jangan lupa Lo dandan yang rapi. GAK ADA PENOLAKAN!
Acara apa?
Udah, Lo turuti apa kata gue. Lo nanya lagi, gue READ.
Y
Muka yang kusut, Anneth kembali ke kamar untuk bersiap. Sam sempat menanyakan ada apa, tetapi Anneth hanya menggeleng.
Selesai berpakaian rapi, ia berpamitan. Sam mengerutkan keningnya. "Tumben amat Lo pake dress. Eh, bagus sih. Keliatan kek anak cewek." dengan mengacungkan kedua jempol nya.
BUK!!
Lemparan bantal sofa mengenai Sam. Anneth langsung pergi.
Gue yang kena lagi! Durhaka Lo sama Abang.
Karena lokasi taman dekat, ia memutuskan untuk berjalan kaki. Sesampainya di sana, terdapat hiasan yang sangat indah. Terdapat balon, bunga rantai dikelilingi lampu dan bentuk Love di sekitar tempat duduk.
Anneth memanggil Charrisa tetapi tidak ada jawaban.
"Hi!" seseorang yang menyapa dibelakang Anneth.
Deg!
Deven? batin Anneth yang tidak menyangka. Seharusnya Charrisa yang muncul, kenapa harus Deven?
Dengan santai dan dingin Anneth menjawab. "Mau apa Lo? Gue nggak ada waktu, gue mau ketemu sama Ucha bukan sama Lo."
"Ini ide gue. Gue sengaja ngasih tau Lo lewat Charrisa karena kalau gue, pasti Lo nggak akan datang. Dan--"
Anneth memotong pembicaraan. "To the point' aja. Gue nggak suka basa-basi."
Deven berlutut dihadapan Anneth sambil menggenggam kedua tangannya. "Maafin gue dan izinin gue untuk memperbaiki semua---"
"Memperbaiki dan mengulangi kesalahan yang sama seperti masa lalu, iya?!" Anneth menukas tangannya hingga terlepas. "Gue pulang, bye!"
Hujan deras pun tiba ketika Anneth beranjak pergi. Akan tetapi, Charrisa mencegahnya agar bisa kembali kepada Deven.
"Neth, gue mohon Lo jangan pergi!" teriak Charrisa yang menghentikan langkahnya.
Anneth membalikkan badan. "Setelah semua yang pernah dia lakukan ke Lo sampai masuk rumah sakit, apa gue harus kembali? Tentu saja, nggak Cha!"
"Gue sebenarnya sembuh, Neth. Gue nggak sakit apalagi kena mental. Alasan gue hanya untuk menguji saudara gue yaitu Deven. Denger--"
"Sebelum Lo bilang, gue udah tau. Kalau Lo mau ketemu gue hanya untuk ini, gue pergi aja. Buang waktu berharga gue. Lo itu sahabat gue dan gue anggap seperti adik gue, tetapi Lo malah membela yang jelas-jelas sudah tidak percaya sama lo. Gue kecewa sama Lo, Cha!" potong Anneth dan pergi meninggalkan mereka.
Dengan penuh tangisan, Anneth pergi bersama hujan deras. Deven hanya terdiam dengan rasa penyesalan. "Kenapa gue bodoh? Maafin gue Anneth, gue mau kembali seperti sedia kala! "
Sebenarnya gue mau mengulang semuanya, tetapi rasa sakit hati gue nggak bisa nerima. Gue udah terlanjur jatuh ke masa lalu. Gue nggak bisa lupain semuanya! batin Anneth yang menjawab perkataan Deven. Meskipun dari kejauhan, Anneth mendengar sekilas.
Charrisa yang tidak tega, mengantar Deven untuk kembali ke rumahnya. Deven menolak dan tetap di sana, tetapi Charrisa terus memaksa.
Anneth yang sudah basah kuyup, tiba di rumah dan pergi ke kamar dengan mata yang sembab.
"Dek, Lo kenapa!" teriak Sam yang melihat Anneth dengan kasihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPECIAL - [LOVE ANNETH]
Short StorySPECIAL - [LOVE ANNETH] "Aku bukan manusia yang terlahir sempurna karena tidak ada orang yang sempurna kecuali Yang Maha Kuasa. Dengan kehadiran dirimu, aku semakin yakin. Bahwa kamu adalah orang yang baik dan menjadikannya terbaik untukku." - Anne...