"Orang lain menderita, tetapi lupa diri karena ego untuk kesenangan sendiri. Apa banyak yang mengalami?"
***
Charrisa berubah pikiran, ia beranjak dari kamarnya dan pergi menemui Joa dan Deven.
Senyuman yang lebar dengan muka pada 2 sisi terdapat pada wajah Joa. Memang, Deven melihat serasa kasihan, tetapi tidak tahu dibalik semua itu. Joa mendesak dan terus menghasut Deven agar bisa menjadi miliknya.
"Ven, maaf, ya ... Gara-gara kehadiran aku, semuanya berantakan. Apa kita sudahi saja semuanya? Aku nggak mau sahabat kamu dan Anneth makin membenci kamu, hanya gara-gara aku." ucap Joa sambil menangis dan beranjak untuk pergi.
Apa gue coba buka hati buat Joa? Kasian, dia udah menolong gue. Anneth bagaimana? Dia memang special buat gue, tetapi dia tidak peduli. Mendingan gue milih Joa aja di hidup gue. Mama juga dekat sama Joa. - Kata Deven dalam hati.
Langkah Joa terhenti karena Deven menarik tangannya. "Tunggu, Jo, kita lanjutkan saja hubungan ini. Aku nggak mau, orang yang sudah bantu aku tersakiti orang lain."
Joa mencoba untuk menghindar. "Tapi, Dev-"
PLAK!
Tamparan keras mengenai pipi Joa yang memerah. Joa meringis kesakitan.
"Joa! Lo tega, ya, sama sahabat sendiri. Anneth itu cinta dan sayang sama Deven, kenapa Lo rebut? Sekarang, Anneth udah pindah keluar negeri. Gara-gara siap? Gara-gara Lo! Lo-"
Gue harus terus kesakitan dan diam, supaya Deven makin sayang sama gue. - Ucap Joa dalam hati.
"Cukup Charrisa! Ini keinginan gue, Lo nggak berhak atas semua ini. Anneth pergi juga bukan kesalahan Joa. Karena apa? Gue udah sakit hati sama Anneth. Mendingan, Lo pergi jauh-jauh dari gue!" potong Deven yang kembali membentak.
Deven membawa pergi Joa dan meninggalkan Charrisa. Joa terus berakting nangis. Joa berlari ke taman dan di susul oleh Deven.
"Lepasin gue, Ven! Gue udah jadi orang yang merusak kebahagiaan sahabat gue sendiri. Mendingan, Lo tampar dan sakitin aja gue. Biar Lo bisa puas dan bahagia dengan Anneth," ucap Joa yang beranjak menangis dengan keras.
Deven mencoba menenangkan Joa dan mengatakan itu bukan salahnya. Deven semakin perihatin dan gadis yang mengikuti dari belakang semakin emosi.
Gadis itu membawa ke tepi kolam dan mengguyurnya dengan air. Siapa lagi kalau bukan Charrisa.
"Lo itu, ya, gada kapok-kapoknya. Untung gue masih kasihan sama Lo!" bentak Charrisa yang mendorong dengan kecil.
Namun, Joa berkesempatan dengan berpura-pura di dorong keras dan tercebur ke kolam dalam itu. Deven yang melihatnya pun langsung menolong Joa.
Gue terpaksa kayak gini. Gue nggak kuat, rasanya lemas. - Kata Joa dalam hati.
Bertahan Joa, gue ada di samping Lo. - Ucap Deven dalam hati dengan paniknya.
"Lo tega ya! Kalau Lo benci boleh, tetapi nggak kayak gini caranya. Sekali lagi Lo kayak gini, jangan harap gue bisa maafin Lo!" tegas Deven dengan penuh amarah kepada Charrisa.
Meskipun Charrisa mencoba menjelaskan, tetapi tidak di dengar oleh Deven. Akhirnya, Charrisa pulang dengan perasaan yang bersalah.
Padahal, gue nggak bermaksud untuk nyelakain Joa. Gue hanya terbakar emosi, apa gue salah? Mendingan gue diam saja di kamar. Lebih baik untuk diam. - Ucap Charrisa dalam hati sambil menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPECIAL - [LOVE ANNETH]
Krótkie OpowiadaniaSPECIAL - [LOVE ANNETH] "Aku bukan manusia yang terlahir sempurna karena tidak ada orang yang sempurna kecuali Yang Maha Kuasa. Dengan kehadiran dirimu, aku semakin yakin. Bahwa kamu adalah orang yang baik dan menjadikannya terbaik untukku." - Anne...