Seperti biasa, Mack dan Charrisa melakukan aksinya. Tidak peduli dengan ocehan sekitar mengenai mereka berdua. Sahabatnya pun sudah jauh dan tidak saling berkomunikasi.
BRUK!
Buku berhamburan. Seorang gadis berkacamata itu tidak sengaja menabrak pria yang berada di depannya. Ya, dia adalah Deven.
Anneth, apa Lo masih hidup? Eh, nggak mungkin ... Anneth kan udah nggak ada, halu aja Lo, Dev, Sadar! - Ucap Deven dalam hati yang terus memandangi gadis itu.
"Maaf, kak. Saya tidak sengaja, permisi," sahut gadis berkacamata tersebut yang buru-buru mencari ruang kepala sekolah.
Deven hanya diam dan terus memandangi gadis tersebut. Gadis itu mondar-mandir mencari ruangan tersebut. Sehingga, sahabatnya berteriak dan mengajaknya ke ruangan kepala sekolah. Mereka memberi salam saat masuk dan guru tersebut mengantarkan ke kelas mereka.
Pelajaran akan dimulai, mereka berdua mulai masuk ke kelas tersebut. Alangkah terkejutnya, murid sekelas melongo melihat gadis itu. Ia sangat mirip dengan temannya dan pria itu menjadi popular bagi kaum hawa di sana.
Gila, sih, damage nya uwuw banget. Gue rasanya pengen deket dan miliki dia. Lebih ganteng daripada Deven, tetapi nggak masalah dong, kalau gue nganggep Deven buat simpanan gue?- Kata Khatlien dalam hatinya.
"Hallo, semuanya. Nama saya Nathalia Putri Ederlyna, saya siswa pindahan dari Amerika. Semoga kita bisa berteman dengan baik," salamnya pada teman-teman sambil tersenyum manis.
Itu, 'kan, cewek yang nabrak gue tadi. Jadi, namanya Nathalia. - Ucap Deven dalam hatinya.
"Nama gue Nathaniel Nico Asapta, sahabat Lia dari Amerika juga," ucapnya dengan sedikit dingin.
"Baik, kalian berdua bisa duduk dibelakang Deven dan Khatlien." titah Bu Yesi pada Nathan dan Lia.
Pelajaran pun dimulai. Di kondisi seperti itu, mereka berdua aktif menjawab semua pertanyaan dengan cepat dan benar. Begitu banyak bisikan yang membicarakan mereka karena kepintarannya. Karena waktu sudah habis, mereka pun beristirahat.
"Nathan, ikut Lia yuk! Lia laper pengen makan," manja Lia pada Nathan.
"Bukannya Lia bawa bekal, ya?" tanya Nathan yang sibuk dengan bukunya. "Makan aja yang ada, Bunda bisa marah, lho. Nanti yang disalahin malah Nathan."
"Tapi--"
"Udah makan aja yang Bunda siapin, nanti Nathan beliin Lia ice cream, deh."
"Beneran, ya, awas kalau bohong!"
Nathan hanya mengangguk dan Lia memakan bekalnya. Di keheningan itu, Nashwa, Joa, Friden dan Gogo menghampirinya. Mereka mengajak berkenalan dan saling menyapa satu sama lain. Nathan dan Lia hanya mengiyakan. Begitu juga dengan Khatlien dan Deven.
Istirahat pun selesai dan Bu Yesi mengumumkan untuk acara besok yang sudah dipersiapkan pada hari sebelumnya. Oleh karena itu, waktu ini dipakai untuk latihan saja sampai pulang sekolah. Ketika melihat mereka sedang bernyanyi, Nathan dan Lia mencoba untuk menikmati alunan itu.
Gue harus mempunyai rencana baru, supaya Khatlien dengan Nathan dan Deven jadi milik gue. - Ucap seorang gadis dalam hatinya yang tersenyum miring.
Nathan berdiri dan mulai keluar, tetapi dicegah oleh Lia. "Nathan mau kemana? Lia ikut, boleh, yah?"
"Ck, udah Lia diem disini. Masa Nathan mau ke toilet aja Lia ikut." protes Nathan pada Lia.
"Emang Nathan tau toiletnya dimana?" tanya Lia yang membuat Nathan diam. "Kok diam? Nggak tau, ya, 'kan?"
"Udah, ah, Lia berisik terus! Nggak usah ikutin, Nathan cuman mau ke toilet sambil liat-liat suasana sekolah." ujar Nathan yang pergi meninggalkan Lia.
"Nggak seru, Nathan malah ngambek dan ninggalin Lia. Emang nggak boleh, ya, kalau Lia ikut Nathan ke toilet?" pikir Lia yang mulai kembali duduk.
Khatlien malah bergegas pergi dan mengikuti Nathan karena saking penasarannya dengan dia. Deven yang sempat mencegah pun, jawabannya karena ingin ke toilet saja.
Aneh banget itu anak, nggak biasanya buru-buru kayak gitu. - Kata Deven dalam hatinya yang sebal.
Daripada nggak ada teman, Deven mengajak ngobrol Lia. Tetap saja, Deven berasa berbicara pada tembok.
Ck! Cuek banget sih jadi cewek! - Ucap Deven dalam hatinya.
Akan tetapi, Deven tidak menyerah dan ia terus mengganggu sampa-sampai Lia marah.
"Ganggu saya saja, biasa diem nggak! Saya doain semoga kamu nggak punya temen SEUMUR HIDUP, biar nggak ada temen sekalian!" geram Lia yang emosinya sudah memuncak.
"Gue doain juga, semoga Lo jadi pendamping hidup gue SEUMUR HIDUP!" ketus Deven yang tidak ingin kalah dengan ucapan Lia.
Akhirnya, Lia pergi meninggalkan kelas dan mencari Nathan.
Menarik juga buat gue. - Kata Deven dalam hatinya yang tersenyum bahagianya.
Friden dan Gogo pun membuyarkan semuanya karena saking lucunya Deven menjahili Lia.
Arrgghhh! Dia lagi dia lagi, gue punya saingan juga buat ngedapetin Deven. Awas kau Lia, tunggu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPECIAL - [LOVE ANNETH]
Historia CortaSPECIAL - [LOVE ANNETH] "Aku bukan manusia yang terlahir sempurna karena tidak ada orang yang sempurna kecuali Yang Maha Kuasa. Dengan kehadiran dirimu, aku semakin yakin. Bahwa kamu adalah orang yang baik dan menjadikannya terbaik untukku." - Anne...