Part 9 | Berita

125 16 1
                                    

Persiapan Anneth dan Mackie sudah siap. Dengan kerapihan yang memukau, keduanya menjadi pusat perhatian. Dari gaya rambut hingga sampai cara berjalan membuat kaum hawa terlena. Ketika Anneth tersandung, Mack dengan cepat menolongnya sehingga keduanya terjatuh.

Dengan jarak dan kontak mata yang cukup dekat membuat kaum hawa iri terhadap Anneth. Akan tetapi, momen tersebut dijadikan bahan untuk Marsha kembali kepada Deven. Kumpulan foto Anneth dan Mackie tertangkap banyak olehnya.

Marsha tersenyum tajam dan akan melakukan rencana baru. Setelah sadar, Anneth dan Mackie kembali semula dan berjalan menuju kantor kepala sekolah.

Sesampainya disana, Mackie tidak satu kelas dengan Anneth. Di sisi lain, Anneth merasa senang agar tidak diganggu oleh Mackie, tetapi ia ingat akan permintaan dan janjinya. Mackie hanya tersenyum dan memberi kode kalau dia tidak apa-apa.

Keduanya masuk ke kelas masing-masing untuk memulai pelajaran. Anneth bingung karena Deven belum datang juga. Saat tiba waktunya, Bu guru memperkenalkan murid baru. Akan tetapi, murid baru itu masuk bersama Deven.

PEREMPUAN.

Jelas sekali ada perasaan yang tidak enak pada Anneth. Sorot matanya terfokus pada beth nama yang ada pada gadis itu.

Khatlien Amalia P? Itu kan nama yang disebutkan Deven waktu di rumah pohon. Apa jangan-jangan, dia adalah orangnya? - kata Anneth yang hatinya mulai bergejolak.

Gadis itu mulai memperkenalkan diri dan mengatakan bahwa dia adalah "Sahabat dekat" Deven dari KECIL, Anneth terkejut dan terdiam saja. Bukan hanya dekat tetapi mereka duduk sebangku karena Khatlien yang meminta.

Kalau Anneth marah, gimana, ya? Dari wajahnya saja sudah kembali cuek. - Bicaranya dalam hati.

Pelajaran pun dimulai dan itu mengganggu pikiran Anneth. Ia tidak fokus saat pelajaran demi pelajaran. Ketika di tanya, beruntung Anneth bisa menjawab dengan cepat dan lantang.

Karena pelajaran sudah selesai dan free, Deven mengajak Anneth untuk pergi ke kantin. Saat keduanya akan berjalan, langkah itu terhenti karena Khatlien mengajak Deven untuk pergi ke taman. Saat keduanya berbicara, tangan Khatlien memegang tangan Deven dan kepala menyender pada bahunya. Jelas, Anneth merasa menjadi orang ketiga dalam sebuah hubungan.

SESAK.

Anneth kuat, Anneth bisa. Tahan Neth...- Bicaranya.

"ANNETH!"

Teriak seorang pria yang berada di depan pintu. Dengan tatapan kecewa, Anneth pergi menghampirinya dan mengajak  pergi meninggalkan Deven. Mackie heran dengan raut wajah Anneth.

Namun, Mack mengetahui kenapa Anneth begitu. Tatapannya tertuju pada Deven meskipun ia belum mengenalnya. Deven akhirnya melepaskan tangan Kathlien dan pergi untuk mencari Anneth. Sayang, Deven tidak bisa mengetahui dimana Anneth karena Kathlien terus mengikuti Deven.

"Deven! Sini ikut aku pergi ke taman, inget apa yang papa kamu bilang," sahut Khatlien yang kembali memegang tangannya.

Deven hanya pasrah dan mengikuti Khatlien. Sebenarnya, Deven masih bertanya-tanya soal cowok yang memanggil Anneth. Ia tahu kalau Anneth marah.

Siapa sih itu cewek? Ganggu aja! Mereka kan baru kenal. Lagian juga, masih bagus aku daripada dia. - Kathlien dengan sombongnya berbicara dalam hati.

"Saatnya memulai rencana. Ayo, guys!"

Mereka bertiga pergi ke belakang sekolah untuk membuat sesuatu rancangan yang bagus. Dengan mengirimkan sebuah kertas semuanya akan beres dan sukses.

"Akhirnya, gue akan mendapatkan apa yang gue mau!"

Saat kondisi taman sedang sunyi, pergerakan dimulai dan menghampiri Anneth. Ketika Anneth melihatnya ke belakang, pandangannya sudah kabur dan menjadi gelap.

SPECIAL - [LOVE ANNETH] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang