Anneth hanya melihat Deven dengan santai. Membaca buku sambil menopangkan kakinya di kursi sebelah.
Tak heran jika dia merubah semuanya karena misi. Semua murid mengarah pada Deven menuju Anneth.
"Bangun Lo!" teriak Deven sambil melemparkan buku yang dibaca Anneth.
Anneth berdiri.
PLAK!
Tamparan mendarat di pipi kiri Anneth. Semua terlihat histeris, tetapi Anneth hanya diam saja dan tidak segan untuk memberikan pipi kanan. Menurutnya itu hal biasa semenjak ia belatih bela diri.
"Apa?" satu kata yang Anneth lontarkan membuat Deven merasa panas.
Dengan nafas yang memburu, Deven membentak. "Masih tanya apa? Lo sadar nggak sih, Lo udah bikin pacar gue kesakitan akibat ulah Lo yang jelas-jelas Joa mengatakan MAAF!"
Anneth hanya ber 'o' ria. Dia meninggalkan Deven tetapi tangannya di genggam.
Anneth menepis tangan Deven. "Emang dia mati akibat tendangan gue? Nggak, 'kan?"
Dengan mengepalkan tangan, seseorang menghampiri mereka berdua.
"Dasar wanita Jalang yang nggak punya hati nurani!"
PLAK!
Lagi-lagi tamparan yang Anneth dapat.
Sabar Neth! Mereka juga manusia sepertimu, batinnya. Kemudian ia kembali duduk tanpa sepatah kata.
Karena bel berbunyi dan akan memulai pelajaran hingga akhir.
Tersenyum.
Setelah lama belajar, akhirnya bel pulang pun berbunyi. Anneth tidak pulang begitu saja karena ia ada tugas piket. Tidak disangka, ia bertugas dengan Joa dkk. Banyak tatapan sinis yang di dapatkan, tetapi cuek yang ada dalam dirinya.
BRUK!
Air yang ada dalam ember tumpah. Anneth menghela nafas.
"Maaf, saya sengaja. Silahkan dikerjakan ulang!" kata Joa yang tersenyum miring dengan gengnya.
Anneth memilih untuk pergi.
SREK!!
Jaket yang digunakan oleh Anneth di tarik hingga sobek.
"Bisa diem nggak Lo pada," kata Anneth yang berusaha sabar.
"Hellow! Kita bukan benda yang kerjanya diam diri. Nggak kayak Lo yang nggak punya harga diri!" tegas Joa dengan senyum kemenangan.
"Kasian ... UPS!
Ha-ha-ha
PLAK!
Pipi mulus Joa tertampar oleh Anneth.
"Beraninya kau!" teriak Joa. "Habisi dia!" suruh Joa pada teman-temannya.
Anneth hanya mengambil ancang-ancang.
BUGH!
BUGH!
BUGH!
KREK!
Teriakan mereka yang membuat Deven dkk menghampirinya.
"JOA!"
Dengan sigap Deven dkk membantu semuanya.
Kesempatan yang bagus!
"Sakit, Dev! Hiks ... Hiks ... Hiks Dia ngatain aku jalang," ucapnya dengan berpura-pura.
Nashwa menatapnya tajam. "Teman macam apa yang mengatakan sesama wanita itu jalang!"
PLAK!
"Emang Lo adalah jalang. Pantes aja kelakuannya kek jalang!" bentak Friden yang setelah menampar Anneth.
Anneth menendang Friden hingga terlempar ke meja. "Coba ulangi! Jalangan siapa, mereka yang pergi ke hotel dan bermabukan dengan musik disko sedangkan sahabatnya masuk rumah sakit akibat mereka!"
Dengan melemparkan banyak foto kepada mereka.
"Hiks ... Hiks ... Hiks, sekarang dia fitnah aku. Apa salahku, Dev?" tangisnya membuat ia pergi.
PLAK!
"Ini hanya editan!" Deven merobek semua foto itu dan melemparnya ke muka Anneth.
BUGH!
"Jangan pernah Lo tampar adik gue! Karena hanya laki-laki lemah yang bermain fisik dengan seorang perempuan," tegas Sama pada Deven yang membuat sudut bibirnya sedikit berdarah.
Sam membawa Anneth pergi. Sebelum meninggalkan kelas, ia membalikkan badan dan memberikan peringatan. "Lo semua akan menyesal, terutama Lo Deven! Hanya demi JOA kekasih kebenaran Lo, Lo sama sekali nggak peduli dengan saudaramu CHARISA. Sahabat pengkhianat!"
Sam melanjutkan langkahnya untuk pulang. Disepanjang perjalanan, Anneth menangis karena tidak menyangka jika Deven yang masih dicintanya melakukan hal seperti itu.
"Gue ke kamar, bang. Capek pengen Istirahat." kata Anneth berbohong.
"Jangan dipikirin soal tadi, anggap saja hanya mimpi." nasehat Sam pada Anneth.
Gue tau kalo itu bukan karena capek, Neth. Gue akan bongkar semuanya. batin Sam.
***
Di sisi lain, Deven teringat dengan kata kata Sam. Dengan tatapan kosong, Joa yang berbicara pun tidak di dengarkan.
"Makasih, ya, Dev." Joa tersenyum. "Mau masuk dulu, nggak?"
Deven menggeleng. "Gue mau pulang aja."
Deven meninggalkan Joa. Sesampainya di rumah, Ia langsung ke kamar dan membaringkan badannya. Mama yang sendari tersenyum hanya ia cuekkan.
Siapa yang harus ku percaya? Jika Joa, itu tidak mungkin karena dia yang selalu membantuku. Jika Anneth, mungkin dia hanya bersandiwara agar hubunganku rusak. Setelahnya, pasti ia mengejar ku. Arggghhh, bingung sekali. batin Deven yang membuatnya frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPECIAL - [LOVE ANNETH]
Kısa HikayeSPECIAL - [LOVE ANNETH] "Aku bukan manusia yang terlahir sempurna karena tidak ada orang yang sempurna kecuali Yang Maha Kuasa. Dengan kehadiran dirimu, aku semakin yakin. Bahwa kamu adalah orang yang baik dan menjadikannya terbaik untukku." - Anne...