Eps. 3 | Hope?

2.2K 194 10
                                    

Jantung Namjoon berdebar lebih cepat kala rungu nya mengenali suara gelak tawa yang terdengar tak asing. Suara tawa yang sudah sangat lama tak didengar dan membuat perasaan rindu yang tak pernah Namjoon gubris, mendadak merekah seenaknya di dalam hati. Namjoon tak suka perasaan yang dirinya tak bisa kontrol ini.
Dengan mudah Namjoon menemukan yang dicari, matanya langsung saja tertuju pada sosok menawan pujaan banyak orang. Ada perasaan lega sekaligus tak suka saat melihat Seokjin tengah bersenda gurau riang dengan seseorang, seseorang yang tidak mungkin dirinya. Namjoon lega sebab pada akhirnya dia bisa secara langsung melihat pria itu dalam keadaan baik-baik saja. Dan Namjoon tak begitu suka saat mengingat kenyataan bahwa Kim Seokjin tak pernah tertawa seriang itu saat bersamanya.

'Jinnie..' Lirihnya dalam hati.

Wanita yang menjadi tujuan awal Namjoon datang ke sana menatapnya bingung. Bae Joo Hyun, atau yang lebih dikenal dengan nama Irene itu mengernyit mendapati pria di hadapannya bergeming untuk sesaat. "Ada apa, oppa?" Tanyanya penasaran.

Oh, astaga. Namjoon tidak boleh begini sekarang. Sebisa mungkin pria jangkung itu berusaha mengendalikan dirinya, mengembalikan pertahanannya. "Tidak. Tidak ada apa-apa." Sahutnya terdengar datar.

Jawaban Namjoon tentu saja tak membuat Irene puas, wanita itu menoleh untuk melihat hal apa yang mampu membuat Namjoon sampai bersikap tak biasa seperti barusan. "Oh? Kim Seokjin sunbae-nim? Kau mengenalnya?" Tanya Irene yang kembali menatap Namjoon penasaran.

"Apa ada orang yang tak mengenalnya sekarang ini?" Namjoon melempar balik pertanyaan itu dengan baik, dia tak ingin membuat wanita itu mencari tahu lebih jauh.

"Bukan itu maksudku, hah.. Oh? Apa jangan-jangan kau salah satu penggemarnya, ya?"

"Huh? Penggemar apa? Aku hanya sedikit terkejut sebab melihatnya secara langsung seperti ini, biasanya aku hanya melihatnya dari layar televisi."

Irene tak menyahut lagi, wanita itu hanya ber-oh-ria mendengar jawaban Namjoon.

"Jadi, apa dia akan menjadi lawan main mu di drama kali ini?" Namjoon coba mencari tahu, namun berusaha untuk tak terlihat mencolok.

"Eoh, aku dan Seokjin sunbae akan menjadi pasangan di drama ini. Ah.. Aku sedikit gugup, aku bahkan belum sempat menyapanya dengan benar." Sahut Irene seraya meringis.

"Kalau begitu sapalah dulu, aku akan menunggu di sini."

"Ung.. Sepertinya itu nanti saja. Karena kau sudah di sini, jadi lebih baik kita bergegas makan siang? Aku sudah lapar." Irene merengek dengan wajah yang berusaha dibuat lucu. Namun kenyataannya Namjoon tak pernah tertarik pada wajah itu.

Namjoon hanya meresponnya dengan anggukkan singkat, kemudian dia membiarkan saja saat Irene memeluk lengannya dan menariknya keluar dari lokasi shooting. Meski begitu, Namjoon masih menyempatkan diri untuk beberapa kali melirik pada sosok yang tak jauh di sana, sosok sang mantan istri, ibu dari kedua anaknya.






















- Divorce -






Pukul empat sore lebih sedikit, Seokjin sudah pulang kerumahnya, rumah yang ditinggalinya sejak sepuluh tahun lalu memilih angkat kaki dari tempat tinggalnya bersama sang suami. Sebelumnya rumah ini adalah milik mendiang orang tua Seokjin, yang tentu saja sekarang menjadi miliknya sebagai ahli waris semata wayang.

"Mommy~"

Suara riang yang sangat Seokjin kenali itu menyapa nya yang baru saja mendudukkan diri di atas sofa ruang keluarga.

DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang