Seokjin menghela nafas begitu berhasil menyamankan duduknya di belakang kemudi, kemudian dia menoleh pada sang anak yang sudah terduduk di sebelahnya.
"Soobin-ah, tolong jangan bersikap seperti itu di depan daddy mu, dia pasti sedih."
Soobin tak bermaksud kurang ajar, meski kenyataannya dia tak peduli akan dianggap bagaimana. Dia hanya kesal melihat wanita itu ada di sana. "Maaf." Sayutnya seperlunya.
Seokjin tersenyum, berusaha maklum. "Soobin.. Apa kau sudah tahu soal daddy mu dan Irene?"
"Kau sendiri bagaimana? Kau terlihat tak terkejut melihat mereka bersama?" Tanya Soobin.
"Apapun bisa terjadi kan, Kim Soobin?" Sahut Seokjin yang kemudian menghela nafasnya dalam. "Maafkan aku, Soobin. Maafkan mommy mu ini." Ucapnya lirih. Soobin menatapnya bingung.
"Kenapa meminta maaf?"
"Karena keputusanku lah hidup kalian jadi kacau seperti sekarang. Aku terlalu egois di masa lalu. Sungguh, maafkan aku. Kalau saja aku bisa lebih bersabar, mungkin kalian tidak akan melihat daddy kalian bersama dengan orang lain dan menyakiti hati kalian."
"Mom.. Jangan meminta maaf untuk hal seperti itu. Hidupku dan Sunoo baik-baik saja bersamamu. Seperti katamu, kan? Apapun bisa terjadi? Aku tidak masalah hidup seperti ini asal kau bahagia. Jika kau tak egois dan memilih bersabar, mungkin hidup kita akan jauh lebih kacau. Kebahagiaan dan kewarasan mu adalah yang terpenting, mommy."
Seokjin terdiam, berusaha mati-matian menahan air mata haru yang memaksa keluar. Mendengar segala yang dikatakan oleh Soobin barusan menyadarkan Seokjin bahwa anak-anaknya kini telah tumbuh besar dan menjadi dewasa. Namun perasaan bersalah itu tetap ada, bagaimanapun, Seokjin berperan besar dalam kekosongan perjalanan anak-anaknya. Sebagai orang tua, Seokjin pun sebenarnya menginginkan keluarga yang utuh untuk kedua putranya.
•
•
•
- Divorce -
Namjoon mengetuk pintu kamar di mana anak bungsunya berada, itu memang adalah kamar milik Sunoo sejak dulu, tak pernah dirubah sedikit pun. Begitupun dengan kamar Soobin yang masih sama tak tersentuh, terlebih sejak pemuda itu tak lagi pernah mau ikut menginap di sana.
Namjoon membuka pintu perlahan meskipun tak mendapat jawaban dari si empunya ruangan. Dia hanya ingin memastikan keadaan anaknya.
Namjoon bisa melihat Sunoo tengah terduduk di kursi dan menatap lurus ke luar jendela yang menampilkan halaman rumah.
"Kau sudah makan malam, son?" Tanya Namjoon yang mencoba mencairkan suasana. Dia tahu Sunoo pasti masih bertanya-tanya akan hal yang baru saja terjadi beberapa saat lalu.Sunoo tak menjawab pertanyaan sang ayah, melainkan bertanya soal hal lain. Hal yang kandung mengganggu pikirannya. "Siapa wanita tadi, dad? Apa hubunganmu dengannya?" Pertanyaan itu mengudara tanpa Sunoo yang tak menoleh sedikit pun pada sang ayah.
Namjoon menghela nafas, dia tahu cepat atau lambat bahwa dirinya akan menghadapi keadaan seperti ini, meski pada awalnya Namjoon sama sekali tak menginginkan anak-anaknya tahu soal Irene sama sekali. Bagi Namjoon, tak ada yang harus dijelaskan mengenai hubungan antara dirinya dan wanita itu pada mereka.
"Dia hanya teman daddy, sayang. Dia bahkan mengenal mommy mu."Sunoo berdecih samar mendengar jawaban ayahnya, "apa cara bertemanmu sudah berubah sekarang ini, dad? Kau membiarkan dia memeluk lenganmu dan bergelagut manja seperti itu? Sekalipun kau tak peduli, wanita itu tak menganggapnya begitu. Dia akan mengartikannya sebagai hal lain." Kemudian Sunoo menoleh pada sang ayah, menatapnya lurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorce
Fanfiction🎖 #1 - leeruby (Aug, 08 '21) 🎖 #1 - jhope (Mar, 01 '22) 🎖 #2 - txt (Feb, 08 '23) Mengapa mereka berpisah? Dan apakah mereka akan kembali bersama? Mana yang akan di pilih, Keluarga ataukah Ego? BXB MPREG 21+