Seokjin termenung memandangi wajah pucat anak bungsunya, Sunoo masih tertidur, belum menyadari kehadiran ibunya. Tangan Seokjin terangkat, mengelus surai anaknya dengan sayang dan rasa bersalah yang teramat besar.
Bagaimana bisa dirinya sendiri tak tahu kalau sang anak mengidap penyakit mengerikan seperti itu? Apa dia memang terlalu abai sebagai seorang ibu? Apa dia telah gagal? Seokjin pikir semua yang dilakukannya selama ini sudah cukup untuk menjaga anak-anaknya.
Air matanya menitih tanpa permisi, Seokjin berusaha keras menahan isakannya.
"Sunoo-ya.. Mommy mianhae.. Hm? Sunoo mau kan memaafkan mommy?-
-mommy janji, akan lebih memperhatikan mu mulai sekarang, kau dan hyung mu adalah segalanya untuk mommy, maafkan mommy sayang, hiks.. Mianhae.."
Seokjin tertunduk, masih berusaha menahan isakan. Soobin yang baru saja ingin mendekat, menghentikan langkahnya di ambang batas ruangan tunggu dan ruang rawat sang adik. Di belakangnya juga masih ada Namjoon yang ikut memperhatikan sang mantan istri yang begitu terpuruk.
"Bagaimana ini, dad?" Tanya Soobin tiba-tiba, membuat fokus Namjoon beralih padanya. Pria jangkung itu masih menunggu kelanjutan kalimat si sulung.
"Bagaimana Sunoo akan menghadapi ini semua? Aku.. Aku takut." Lirih Soobin.
"Sebagai hyung kau harus bisa menopang dongsaeng mu, Soobin-ah, aku yakin kau bisa. Seokjin dan Sunoo membutuhkan mu."
Soobin berbalik menghadap sang ayah dengan tampang jengah, sungguh dia tak ingin memulai perdebatan, tapi bolehkah dia kesal pada orang tua itu?
"Dad, usiaku masih 20 tahun, aku bisa apa? Ini semua masih di luar batas ku, dad. Aku butuh bantuan! Bantuan mu." Ucap Soobin penuh penekanan, berusaha tak meneriaki sang ayah.
Namjoon menatap dalam netra yang lebih muda, dia bisa melihat kekecewaan disana, rasa lelah, dan harapan yang begitu tipis, membuat hatinya berdenyut nyeri.
"Dad, apa kau masih mencintai mommy ku?"
Namjoon mengerjap dengan pertanyaan tiba-tiba sang anak, pria itu terdiam. Bukan tak ingin menjawab, tapi Namjoon sendiripun tak punya jawabannya, atau lebih tepatnya, dia bingung dengan perasaannya sendiri. Ini sudah 10 tahun, bahkan beberapa saat lalu adalah kontak fisik pertama mereka setelah selama itu. Dan Namjoon masih berusaha mencerna perasaannya.
Benar kata Hoseok, dia hanya cerdas dalam bisnis, bukan dalam hubungan seperti ini.
"Kenapa, dad? Apa posisi mommy ku benar-benar sudah tergantikan oleh wanita muda itu? Hm? Apa karena dia wanita cantik?" Tanya Soobin penuh nada tak suka.
"Soobin-ah.."
"Dad, sebenarnya aku tak ingin mengemis hal ini, tapi.. Sama seperti Sunoo, akupun ingin keluarga ku utuh. Bisakah? Salahkah, dad?" Air mata si sulung terurai, Namjoon kehilangan kata-katanya, lidahnya kelu bukan main. Dia telah gagal menjadi orang tua, dan kini dia benar-benar menyadarinya.
"Aku juga memiliki keinginan yang sama seperti adikku, sangat kuat. Sebelum aku mengetahui kenyataan bahwa orang tuaku benar-benar sudah berpisah. Terlebih dengan kau yang sekarang memiliki kekasih. Hatiku.. Aku belum dapat menerimanya." Lirih Soobin tertunduk, isakkannya berusaha dia redam. Kini pemuda itu benar-benar tak bisa nenyembunyikan rasa pada ayahnya.
Namjoon mendekat dan merengkuh si sulung kedalam pelukan, erat. Rasanya sedikit canggung, karena yang Soobin ingat, terkahir kali dia mendapat pelukan sang ayah adalah beberapa tahun silam, saat di hari ulang tahunnya yang tak dia ingat tepatnya. Itu adalah kali terkahir sebelum ini. Kali terakhir sebelum Soobin memutuskan untuk tak menyukai sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorce
Fanfiction🎖 #1 - leeruby (Aug, 08 '21) 🎖 #1 - jhope (Mar, 01 '22) 🎖 #2 - txt (Feb, 08 '23) Mengapa mereka berpisah? Dan apakah mereka akan kembali bersama? Mana yang akan di pilih, Keluarga ataukah Ego? BXB MPREG 21+