Eps. 30

1.6K 141 10
                                    

Seminggu berlalu, rutinitas orang-orang berjalan normal seperti sebelumnya.

Seokjin bahkan telah kembali beraktivitas di lokasi shooting sejak beberapa waktu lalu, begitu pula dengan Sunoo yang sudah aktif bersekolah seperti biasa. Keadaan hati orang-orang saat itu benar-benar telah baik-baik saja.

"Hyung, makan dulu." Taehyung menghampirinya, membawa dua kotak makan siang yang bukan lagi di dapatkan dari katering di lokasi shooting, melainkan kiriman dari restoran milik Jimin, istri Yoongi, sang bos.

Yoongi benar-benar tidak ingin kejadian seperti kemarin kembali terulang, setidaknya, jika itu dari restoran yang di awasi langsung oleh sang istri, keamanan Seokjin dan Taehyung bisa terjamin, selama proses shooting ini berlangsung.

"Terimakasih, Tae." Seokjin menerima salah satu kotak makan yang di berikan oleh sang manajer. Keduanya makan siang dengan bersisihan di bawah tenda, di sela jam istirahat shooting.

"Sunoo baik-baik saja kan, hyung?" Taehyung memulai percakapan.

"Eoh, dia baik. Aku bersyukur dia tidak menampakan gejala yang parah, meski anak itu jadi lebih cepat merasa lelah dan juga sedikit pucat."

"Aku harap dia tidak menahan dirinya. Maksud ku, lebih baik dia jujur dengan yang dirasakan oleh tubuhnya."

"Eoh, aku sudah membicarakan soal itu padanya. Dia bilang bahwa memang tubuhnya tak merasakan sakit yang berlebihan. Dia akan segera beristirahat jika merasa sudah cukup dengan aktifitas nya, Sunoo makan dan minum obat dengan teratur."

"Dia anak yang pintar."

Seokjin tersenyum, "aku bersyukur dia tahu kapasitas dirinya, dan aku juga bersyukur karena Namjoon kembali. Itu berpengaruh besar untuk Sunoo."

"Bukan hanya Namjoon, hyung. Tapi kau juga. Kalian adalah semangatnya." Taehyung melengkapi.

Seokjin tersenyum, mengangguk penuh haru, jika mengingat betapa banyak nya hal yang telah di lalu dirinya dan keluarga kecilnya. Seokjin hanya berharap, semua akan membaik mulai sekarang.

Ponsel Seokjin berdering, menandakan panggilan masuk, pria itu bergegas menerimanya setelah membaca nama yang tertera pada layar yang menyala.

"Ne?" Sapanya dengan senyum tertahan, tanpa bertanya pun Taehyung tahu dari siapa telepon itu. Pria yang lebih muda ikut tersenyum.

"Kau sudah makan, sayang?"

"Ne, aku sedang makan." Seokjin menyempatkan diri melirik Taehyung malu-malu.

"Ah, syukurlah. Hari ini pulang kerumah, kan?"

"Eoh, besok aku harus mengantar Sunoo ke rumah sakit untuk check up."

"Kalian pulang kerumah ku, ya?"

"Ne?"

"Pulang kerumah ku. Hm? Mau ya?"

"A-apa tidak apa?"

"Tentu saja tidak apa, siapa yang akan mempermasalahkan nya? Aku rindu kalian. Aku merindukan mu."

Seokjin malu sekali, dia bisa melihat Taehyung terkekeh di dekatnya, sang manajer pasti tengah meledeki wajah Seokjin yang sudah bersemu merah jambu.

"A-ah, baiklah. Aku akan kesana malam ini."

"Mau ku jemput?"

"Tidak, tidak perlu. Aku akan pulang malam, Taehyung akan mengantar ku. Sebaiknya kamu kabari anak-anak saja."

"Baiklah, kalau begitu aku akan menjemput Sunoo di sekolahnya dan akan mengabari Soobin."

"Ne.."

DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang