"Kenapa daddy mengajak kami kemari sih? Aku kan penasaran dengan paman tadi." Sunoo terus bersungut-sungut sepanjang perjalanan sang ayah membawanya ke kantin rumah sakit sampai mereka duduk disalah satu meja kosong di sana.
"Kenapa kau penasaran? Kepo sekali sih." Sahut Soobin yang sejak tadi tenang-tenang saja menyantap sarapannya.
"Hyung, apa kau tidak penasaran apa yang akan mommy lakukan berdua saja dengan paman itu? Aku kan hanya ingin mencegah yang harus di cegah, cih. Jinjja." Sunoo mendelik sebal pada dua pria di hadapannya.
"Yak, kau pikir mommy kita akan melakukan apa dengan temannya? Huh? Lebih baik kau lakukan sesuatu pada pikiran mu itu, Kim Sunoo."
"Kau tidak paham, hyung. Kau memang tidak pernah peka!" Sunoo mencebik, beralih pada daddy yang sejak tadi memperhatikan perdebatan kakak beradik itu seraya terkekeh. "Dad, katakan sesuatu. Daddy juga pasti paham maksud ku, kan? Hum?"
"Tenang saja, sayang. Tidak akan ada yang terjadi antara mommy mu dan paman tadi. Mereka hanya sedang membicarakan sedikit soal pekerjaan." Sahut Namjoon, coba menenangkan.
"Tapi haruskah kita meninggalkan mereka berdua? Dilihat sekali juga aku tahu kalau paman itu menyukai mommy ku, cih!"
Pergerakan tangan Namjoon terhenti, pria matang itu tak bodoh untuk tak mengerti kekhawatiran si bungsu, karena kalau boleh jujur pun, Namjoon sama khawatirnya dengan sang anak.
"Yak, kau pikir mommy ku mau dengan nya? Daddy bahkan jauh lebih tampan." Timpal Soobin yang sama sekali tak keberatan untuk mendebat sang adik. Kebanding Sunoo dan Namjoon yang memiliki sifat posesif, Soobin memang lebih mirip dengan Seokjin yang berpikir lurus-lurus saja, meski terkadang jauh di dalam sana orang-orang seperti mereka adalah yang paling sulit di mengerti karena tidak pernah mengutarakan terang-terangan apa yang mereka rasa dan pikirkan. Mereka hanya berusaha membuat segalanya baik-baik saja, semacam pengendalian diri dalam segala kondisi.
Namjoon kembali terkekeh, ucapan sulungnya membuat dirinya sedikit besar kepala. Tidak ada yang lebih menyenangkan memang, dari pada mendapatkan pujian dari yang tersayang.
"Tapi daddy itu sama seperti mu, dia tidak peka. Bisa saja mommy ku berpaling." Lagi, Sunoo mencebik dengan tangan bersedekap di dada.
"Sayang, sudah, ne? Selesaikan makan mu dan kita akan segera kembali ke ruangan mommy. Hm?" Pada akhirnya sang ayah menengahi.
Dengan helaan nafas dalam Sunoo memilih menurut saja. Ketiganya melanjutkan sarapan dalam damai.
•
•
•
- Divorce -
Siang hampir menyingsing, sedang Taehyung baru saja terbangun dari tidur lelapnya yang seperti bayi. Pria itu terkejut kala mendapati dirinya tak berbusana di atas ranjang tunangannya. Ah, Taehyung hampir lupa apa yang terjadi di malam panas tadi.
"Lagi-lagi kami melakukannya dibawah pengaruh alkohol." Taehyung berdecak sebal seraya mengusak surai fluffy nya.
"Sayang?" Taehyung sedikit berteriak memanggil kekasihnya yang nampak bangun lebih dulu. Namun tak ada jawaban.
"Jeon Jungkook?" Panggilnya sekali lagi.
Karena tak kunjung mendapat jawaban, Taehyung segera bangkit dari acara leyeh-leyeh nya untuk mencari si kelinci besar kesayangan.
Sudah dengan memakai celana tarining panjang berwarna abu tua tanpa atasan, Taehyung menemukan yang di carinya tengah asik memasak dengan sepasang earphone yang menyumpal kedua lubang telinga, jangan lupakan senandung merdu yang keluar dari mulut manis si pria Jeon. Selalu bisa membuat seorang Taehyung bertekuk lutut memuja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorce
Fanfiction🎖 #1 - leeruby (Aug, 08 '21) 🎖 #1 - jhope (Mar, 01 '22) 🎖 #2 - txt (Feb, 08 '23) Mengapa mereka berpisah? Dan apakah mereka akan kembali bersama? Mana yang akan di pilih, Keluarga ataukah Ego? BXB MPREG 21+