Yeonjun baru saja tiba di cafetaria kampus nya saat melihat Soobin tengah duduk sendiri di salah satu meja disana, Yeonjun tersenyum sumringah sebab bertemu dengan Soobin seperti ini bukanlah sesuatu yang mudah saat berada di area kampus, terlebih karena keduanya cukup sibuk masing-masing akhir-akhir ini.
Yeonjun menepuk pundak Soobin pelan, membuat pemuda itu berjengit terkejut, namun ada hal yang lebih mengejutkan untuk Yeonjun, membuat senyum nya menguap.
"Soobin-ah? Ada apa?" Tanyanya khawatir, mengambil duduk di sebelah adik tingkatnya.
"A-ah, tidak. Aku hanya sedikit mengantuk." Sahut Soobin yang terus mengusap mata dan wajahnya. Tentu saja jawaban itu tak membuat Yeonjun begitu saja percaya. Dia tahu Soobin menangis.
"Soobin.."
"Hyung, aku harus bergegas ke kelas selanjutnya. Kalau begitu sampai bertemu-" Soobin baru saja berdiri untuk berlalu, namun Yeonjun menahannya. Pemuda bersurai biru itu ikut berdiri dengan tangan yang masih menggenggam erat lengan juniornya.
Yeonjun menatap Soobin lekat, "aku tahu kau bohong soal kelas selanjutnya. Kau menghindariku, Soobin? Apa aku membuat salah?"
"B-bukan begitu-" Soobin bahkan tak menatap lawan bicaranya.
"Kalau begitu tetap disini dan bicara denganku."
Soobin terdiam, tangannya yang lain meremat kuat tali tas selempang nya. Dan pada akhirnya Soobin menurut, dia kembali duduk mengikuti permintaan yang lebih tua.
"Ada apa? Bukankah aku sering bilang untuk cerita padaku jika kau memiliki masalah?"
Soobin tak menyahut, pemuda itu menunduk dalam.
"Maaf jika aku terkesan memaksa, tapi.. Aku sungguh peduli padamu, Soobin. Apa kau masih meragukan ku?"
Yeonjun terkejut saat mendengar pemuda di hadapannya mulai terisak, bahunya naik turun gemetar.
"Soobin, astaga? Ada apa? Maaf, apa aku menyakiti mu? Huh?"
Soobin mengangkat kepalanya, matanya yang berair dan memerah kini terlihat dengan jelas oleh Yeonjun.
"Hyung.. Hiks.."
Yeonjun terpana, dia tahu ini bukan waktunya untuk menggoda, tapi kenapa Soobin bisa terlihat begitu cantik bahkan saat menangis? Namun Yeonjun tak bisa memungkiri rasa sakit dan pilu dalam tatapan itu, hatinya ikut panas dan sesak.
Yeonjun meraih tengkuk Soobin untuk di peluk, membiarkan yang lebih muda menyandarkan kepala di dada nya. Yeonjun mengusap pelan punggung Soobin sampai tangisannya sedikit mereda.
"M-maaf hyung.. Hiks.. Aku tak seharusnya menangis begini. Tapi tolong tunggu sebentar, aku malu jika harus dilihat oleh orang-orang."
Yeonjun tersenyum, merasa gemas kalau saja keadaannya sedang tidak seperti ini. "Menangislah sepuasmu, aku tidak akan kemana-mana." Sahutnya.
- Divorce -
Soobin dan Yeonjun sudah pindah ke taman kampus, meski masih ramai mahasiswa berlalu lalang, tapi setidaknya mereka tidak akan menjadi pusat perhatian di sana.
Soobin sudah berhenti menangis, namun meninggalkan sembab dan kemerahan pada mata cantiknya. Sekali lagi Yeonjun akui bahwa pemuda pujaannya ini memang sangatlah cantik. Tak heran, Soobin pasti mendapatkan itu semua dari mommy nya.
Yeonjun tahu seharusnya dia tidak memuji orang yang tengah bersedih, tapi sungguh, Yeonjun tidak bisa menampiknya.
"Jadi, ada apa? Mau berbagi?" Tanya Yeonjun, mengalihkan pikirannya. Menatap lekat pada sang junior yang masih tak mau menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorce
Fanfiction🎖 #1 - leeruby (Aug, 08 '21) 🎖 #1 - jhope (Mar, 01 '22) 🎖 #2 - txt (Feb, 08 '23) Mengapa mereka berpisah? Dan apakah mereka akan kembali bersama? Mana yang akan di pilih, Keluarga ataukah Ego? BXB MPREG 21+