#20

5 5 0
                                    

"Karena kayaknya kamu mulai jatuh cinta sama Anis."

°°°

Mama menarik cangkir kopinya. Menyeruput dengan tenang tanpa mengindahkan tatapan Aarav yang bingung dan terlihat ingin menyangkal, tapi berujung hanya tertahan di ujung lidah dan memilih bungkam setelahnya.

"Arga Pramono, kamu tau dia, kan?" Aarav mengangguk, tapi setelahnya menggeleng. "Papanya Anis?" katanya ragu.

"Iya. Kecelakaan 17 tahun lalu itu memakan korban lima orang, dengan empat remaja, dan satu lansia. Kecelakaannya persis seperti kecelakaan kamu. Mobilnya disabotase dan dibuat seakan-akan orangtua Ayis ditabrak. Bedanya, kamu ditabrak karena melanggar lalu lintas."

"Mobil aku ... disabotase? Tapi kenapa?"

"Kemungkinan besar, Arga tau kamu mendekati anaknya untuk mencari info lebih lanjut tentang Arga. Melalui anaknya, kamu bisa lebih lancar lagi untuk masuk kawasan privasinya."

"Waktu kecelakaan, kamu mungkin melanggar lalu lintas. Untungnya, Papa udah pasang kamera cctv di mobil kamu. Dan orang suruhan Arga terlihat di sekitar kecelakaan kamu. Mobil yang menabrak kamu juga termasuk orang suruhan Arga."

"Papa mau menindak lanjuti kasus kecelakaan kamu dengan kecelakaan berencana biar kasus kecelakaan 17 tahun lalu itu bisa kembali terkuak di masyarakat. Tapi polisi menolak. Mereka bilang, kamu nyetir ugal-ugalan dan melanggar lalu lintas," jeda, mama memerhatikan Aarav yang memundurkan bahunya. Menyandar dengan raut berpikir keras.

"Hasilnya seperti yang kamu lihat, papa akhirnya mengurus kecelakaan kamu dan memilih tidak menindak lanjuti."

Mata Aarav memejam, mencoba mencerna kata demi kata yang mamanya ucapkan.

Dan pertanyaan yang keluar, "hasil rekaman cctvnya bisa aku lihat, gak, ma?"

Mama menjentikkan jarinya. "Untung aja mama bawa. Sesuai prediksi, kamu pasti penasaran."

Aarav meraih laptop mama, dan mulai melihat kecelakaan tersebut.

"Mobil yang di sekitar lalu lintas itu, semua suruhan Arga. Sesuai rencananya, kamu ditabrak di perempatan dan berakhir menabrak mobil orang suruhan Arga. Karena gak mau orang-orang curiga kalau kecelakaan kamu itu bagian dari rencananya, Arga memberi jaminan kepada mereka dan menambahkan gajinya untuk uang tutup mulut."

"Arga ini juga nyogok media, ya, biar gak memasukkan kecelakaan tersebut sebagai berita harian?"

"Iyap. Beruntungnya, beberapa ada yang video kecelakaan kamu itu dan mempostingnya di beberapa media sosial. Tapi lagi-lagi, Arga berhasil membuat orang yang memposting video tersebut menghapus postingannya."

"Tapi kenapa sampai segitunya? Maksudnya, kecelakaan aku, kan, juga berakhir karena melanggar lalu lintas." Aarav memalingkan wajahnya pada jalanan.

"Karena Arga gak mau ada satu detail pun yang menyangkut kecelakaan tersebut diangkat sebagai isu. Maka dari itu, Arga mengerahkan seluruh koneksinya untung membungkam seluruh pihak, sama seperti kejadian sebelumnya. Arga tau ia berbuat kesalahan."

"Kesalahan?" Aarav menatap mamanya yang mengangkat tangan untuk memberinya sedikit waktu menyeruput kopinya.

"Maaf, mulut mama berbusa ngomong dari tadi." Aarav mengudarakan tawanya dan mengangguk kecil.

"Kesalahannya terletak dibagian mobilnya. Arga gak sadar kalau mobil yang dipakai orang suruhannya memiliki logo yang sama, yang tertempel di bagian depan mobil. Dan beruntungnya, cctv kamu menangkap itu."

Mama menatapnya intens. Kelopak matanya bahkan tidak bergerak beberapa detik sebelum akhirnya mama berkata, "Bersiap, Rav. Peperangan baru akan dimulai. Gak ada yang tau, Anis sekarang deketin kamu untuk tujuan seperti apa. Tapi kamu harus hati-hati. Setelah mama buka kasusnya, Ayis juga sudah harus dijaga dengan ketat."

Love Line || Jung Jaehyun [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang