𝐒𝐩𝐞𝐜𝐢𝐚𝐥 𝐁𝐢𝐫𝐭𝐡𝐝𝐚𝐲 𝐆𝐢𝐟𝐭 [𝐄𝐧𝐝]

743 44 7
                                    

Part ini spesial untuk Bubu🌹
jadi ceritanya bakalan cukup panjang karena aku beneran mau menumpahkan isi hatiku, azekk~

Happy reading!💚

𝐁𝐢𝐫𝐭𝐡𝐝𝐚𝐲 𝐁𝐨𝐲: 𝐉𝐮𝐥𝐲 𝟎𝟏𝐬𝐭, 𝟐𝟎𝟐𝟏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐁𝐢𝐫𝐭𝐡𝐝𝐚𝐲 𝐁𝐨𝐲: 𝐉𝐮𝐥𝐲 𝟎𝟏𝐬𝐭, 𝟐𝟎𝟐𝟏

༻🌹༺

.
.
.



Nana tersenyum melihat dekorasi yang ditata oleh para kerabatnya. Sebenarnya dia ingin ikut membantu, tapi mereka bersikeras melarang Nana karena sudah memasuki hari kelahiran.

"Biar aku bantu." Jaemin bergegas mendekati Nana saat melihat wanita itu mencoba bangkit dari kursi rodanya, dan membantunya duduk di sofa. "Ada yang mau butuhin?"

"Aku cuma mau Taeyong pulang."

Mendengar itu, Jaemin terkekeh hambar. "Aneh banget. Sudah jelas kamu lagi mengandung darah daging bang Taeyong, tapi ada sisi di dalam diri aku yang masih belum bisa nerima kenyataan itu."

Pernyataan Jaemin mengubah suasana sekitar menjadi canggung. Nana tahu benar kalau Jaemin itu tipe yang suka blak-blakan dengan perasaannya, tapi sial, Nana masih belum terbiasa.

"Tapi kamu tenang aja, aku bukan perebut bini orang."

"Hah?! Maksud lo pelakor?" Yuqi bertanya sedikit berteriak karena suara mesin pompa cukup berisik.

"Gue 'kan laki, masa pelakor. Homo dong gue," cibir Jaemin jengkel, sedangkan Yuqi hanya cengengesan di tempatnya.

"Aku lanjut bantuin yang lain. Kalau butuh apa-apa, panggil aku aja." Setelah mendapat ucapan terimakasih dari Nana, Jaemin kembali membantu Jisung dan Jeno.

Tentang pernyataan tadi, Jaemin tidak membual. Dia benar-benar menganggap Nana jodohnya, tapi ternyata bukan. Hal ini membuat Nana merasa bersalah, walau ini sepenuhnya salah Jaemin yang terlalu menaruhkan harapan.

Jika membuat iklan di internet atau banner di jalanan dengan judul 'Jaemin mencari jodoh', adakah yang berminat?

Oh, ayolah! Dia itu Na Jaemin. Satu kedip saja bisa membuat satu juta wanita tergila-gila.

"Halo, Bang?"

Suara Jeno membuyarkan Nana dari lamunan. Sesuai panggilan yang Jeno sebutkan, Nana yakin yang menelpon Jeno saat ini adalah Taeyong.

Untuk beberapa saat, Jeno berbicara dengan suara sangat rendah sampai Nana tidak bisa mendengarnya, ditambah suara pompa mesin yang sedang Yuqi gunakan untuk mengisi balon. Hingga tak lama kemudian, si tinggi itu mendekati Nana.

"Bang Taeyong mau ngomong." Jeno memberikan ponselnya pada Nana dengan wajah yang sedikit muram, lalu dia kembali ke tempatnya.

"Halo?"

Lecture [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang