𝟐.𝟕

660 73 3
                                    

maaf kalo ada typo, kebiasaan nggak pratinjau lagi (人 •͈ᴗ•͈)

selamat merusuh! ԅ(≖‿≖ ԅ)




"Jaem, makan dulu."

"Nanti, dikit lagi."

Gue mendengus. Cowok yang lagi di depan laptop gue itu sudah nolak ajakan makan gue 10 kali.

"Makan dulu," ucap gue sambil nutup laptop dan naruh sepiring makan malam di sebelah laptop.

"Nanti, sedikit lagi selesai."

"Jaem, revisi itu wajar. Kamu nggak perlu ngerasa bersalah," ucap gue pelan, Jaemin ngedengus samar.

"Bukan ngerasa bersalah, aku cuma heran aja padahal formatnya sama dengan skripsi yang kubuat waktu kuliah."

"Mungkin waktu itu kamu hoki, penyidangnya naksir kamu," goda gue. Jaemin terkekeh geli sambil menggelengkan kepala, lalu mulai menyantap makan malam yang gue buat.

"Jadi, kamu nggak mau cerita alesan kamu ngurung diri selama seminggu belakangan?" tanya Jaemin di sela-sela aktifitas makan kami.

"Nggak mau, ya? Ya sudah, gapapa," kata Jaemin lagi melihat gue yang nggak ngasih respon apapun.

Sejak hari itu, gue ngurung diri di kosan. Bedanya kali ini gue nggak keluar sama sekali, apa-apa selalu nyuruh Jisung.

Jaemin sering dateng buat nganterin gue makanan, karena dia takut gue makan mie instant terus.

Masih chattingan sama Yuqi dan Lucas, tapi kalo mereka nanya sesuatu yang menurut gue nggak kayak biasanya, gue nggak jawab karena takutnya mereka di suruh si brengsek itu.

Walaupun gue yakin kalo dia sudah tau keberadaan gue, dia 'kan lumayan hebat di bidang hacking.

"Kamu mau tau sesuatu?" tanya Jaemin lagi. Jangan heran, dia memang nggak pernah kehabisan bahan obrolan.

"Apa?"

"Tapi ini tentang Yeri."

Ugh, no. Gue males banget ngebahas sesuatu yang berkaitan dengan mereka. Apalagi cewek satu itu. Dada gue selalu sakit denger fakta dari dia.

"Nggak, makasihㅡ"

"Aku dan Yeri temen SMA. Dia anak konglomerat, hidup bergelimang harta. Tapi suatu hari Papanya ditangkap karena kasus penggelapan dana dan mirisnya Tuan Suho bunuh diri di sel tahanan."

Gue yang awalnya nggak tertarik untuk dengerin akhirnya jadi penasaran dan terus ngedengerin walaupun mata gue menyorot ke makan malam.

"Fakta lain, Mamanya selingkuh," lanjut Jaemin membuat gue mendecih sarkas.

Sudah biasa orang kaya punya hidup yang miris. Mereka terlalu fokus materi sampai-sampai lupa dengan keharmonisan keluarganya sendiri.

"Mau tau Nyonya Irene berselingkuh dengan siapa?" tanya Jaemin lagi, dan gue ngangguk antusias.

"Tuan Park Bogum," ucap Jaemin dengan nada dan tatapan serius. Seketika kedua mata gue terbelalak.

"Nggak mungkin..."



🌹🌹🌹



"Mau ditemenin?" tawar Jaemin dan gue ngegeleng. Ini masalah keluarga gue dan ada baiknya gue ngurus masalah ini sendiri.

Lecture [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang