𝟐.𝟗

699 72 2
                                    

Hei, dimohon download lagunya dulu untuk pengalaman membaca yang lebih menyentuh.

In Your Time - Lee Suhyun
ost. It's okay to not be okay

Sudah?

Selamat membaca.
Maaf kalo masih belum berasa ಥ‿ಥ






"Selesai. Sekarang kakak istirahat," ucap gue. Dia ngangguk dan nyender ke punggung ranjang di sisi kiri.

"Biarin aja di situ, sini naik," ucap dia saat gue baru aja mau ngebersihin karpet dari beragam alat yang gue pake untuk ngobatin luka kak Taeyong.

Karena bukan situasi yang bagus untuk nolak perintah dia, gue ngangguk paham dan ikut nyender ke punggung ranjang.

"Kamu takut sama saya?" tanya kak Taeyong pelan.

Seketika gue inget omongan Jisung di saat kak Taeyong mandi sore.




"Begitu bang Mark dateng, pak Taeyong langsung aja mukulin dia. Hampir di setiap pukulan, pak Taeyong neriakin nama kakak."

"Neriakin gimana?"

"Kayak

'Kamu mau miliki Nana, 'kan?! Langkahi dulu mayat saya!'

'Berani kamu sentuh Nana seujung jari saja, saya patahkan jari itu!'

'Nana milik saya! Bahkan di dalam mimpi pun saya nggak akan biarin siapapun memiliki Nana, terutama pecundang kayak kamu!'

kurang lebih gitu. Serem banget kalo kakak liat secara langsung. Bener-bener nggak nyangka. Di balik pembawaan pak Taeyong yang datar, ada monster seserem itu."



Gue ngelirik sebuah tangan yang tiba-tiba ngegenggam erat tangan gue, lalu beralih natap pelakunya, kak Taeyong.

"Maaf, saya nggak bermaksud bikin kamu takut. Tapi saya nggak akan diam di saat kehidupan orang terkasih saya diusik. Saya sudah berjanji sama diri saya sendiri untuk selalu menjaga dan ngelindungi kamu."

Ada banyak hal yang mau gue tanyain, tapi gue memilih diam.

"Kalo kamu kira saya berjanji karena terikat perjodohan dan balas budi, kamu salah. Sejak kamu masuk kuliah, saya sudah perhatiin kamu dan tau apa saja yang kamu alami. Terdengar klise, tapi kenyataannya memang sudah selama itu saya memendam rasa sama kamu."

Kak Taeyong mendengus. "Dan yang paling saya nggak suka adalah ngeliat kamu yang terlalu deket dengan Mark. Akhirnya setelah menunggu hampir 4 tahun, saya bisa kasih dia pelajaran."

"J-Jadi baku hantam tadi pelampiasan dendam?" tanya gue yang kaget bukan main. Dia natap gue dan ngangguk.

"Ya. Pelampiasan atas tiap inchi dari kulit kamu yang dia sentuh, pelampiasan atas rasa sakit hati kamu, dan pelampiasan atas rencana licik dia yang berusaha ngerebut kamu dari saya. Kamu milik saya, selamanya begitu."

Perkataannya membuat dada gue sesak. Gue nunduk dan ngegenggam tangan dia yang tadi dengan kedua tangan gue.

"Kakak penuhi semua janji kakak, tapi apa yang kuperbuat? Aku ingkar atas semua janji yang aku ucapin. Aku cuma mentingin perasaan dan trauma aku, sama sekali nggak mikirin perasaan kakak," lirih gue dengan suara serak nahan nangis lalu ngeremas tangannya.

Lecture [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang