Tak diragukan lagi. Ini bencana.
Aula utama restoran seketika menjadi gempar ketika sekelompok gadis yang tampak marah berhamburan keluar dari salah satu pintu perancis.
Mereka mengejar Emily.
Emily buru-buru menyelinap ke balik tubuh Matthias yang tinggi besar dan menjadikannya sebagai tameng.
Salah satu gadis bergaun merah yang penampilannya tampak acak-acakan mendadak menghentikan larinya ketika dia melihat Matthias hingga menyebabkan gadis-gadis lain yang mengikuti di belakangnya saling bertabrakkan.
Matthias mengamati para gadis yang kini berkerumun di hadapan mereka layaknya barikade pasukan penyerang.
"Apa yang terjadi di sini?"
"Dia memukuli temanku tanpa alasan." seru salah seorang gadis sambil menuding Emily yang berdiri di belakang Matthias.
Seisi ruangan sontak berdengung oleh suara orang-orang yang saling berkomentar satu sama lain.
Matthias menoleh memandang Emily dari balik bahu.
"Apakah itu benar?"
Emily menggeleng kuat-kuat.
Ia mengedikkan kepala kearah gerombolan yang marah itu, "Mereka yang menyerangku duluan."
"Karena kau telah menghina kami lebih dulu!" si gadis gaun merah berseru disusul seruan geram dari teman-temannya.
Matthias menghela napas lalu melangkah maju menghampiri mereka, "Aku minta maaf pada kalian atas nama Emily, untuk kerusakan apapun yang telah dia timbulkan, adikku terkadang memang suka bersikap impulsif." Pria itu memasang ekspresi penyesalan di wajahnya.
Namun Emily bisa melihat bahu Matthias menegang yang mengindikasikan pria itu sedang marah besar.
Well, bisa dimengerti, pikir Emily dalam hati.
Jika dirinya bisa selamat dari masalah ini sekarang, ia lebih khawatir pada apa yang akan dilakukan Matthias kepadanya setelah ini.
Menyesal saja tidak cukup, karena Emily sadar dirinya telah menimbulkan kekacauan.
Matthias meraih tangan Emily dan membuat gadis itu berdiri di sisinya lalu berkata kembali, "Tapi aku tak mungkin diam saja bila kalian semua mengeroyok adikku seperti ini, kemudian menjadikannya sebagai bahan lelucon,"
Pria itu melengkungkan seulas senyum sopan namun mematikan di wajahnya. "Jadi aku akan menghargainya, bila kalian semua mau memaafkan Emily,"
"Seperti yang kalian tahu, makan malam ini diadakan oleh Los Newberg Ltd., dan alasan kalian berada di sini adalah karena aku yang telah memasukkan nama keluarga kalian ke dalam daftar perekrutan proyek terbaru mereka."
"Sangat disayangkan bila kerjasama dengan orangtua kalian yang bahkan belum dimulai itu, harus dibatalkan hanya gara-gara masalah ini,"
"Karena aku jelas tak mungkin bekerja sama dengan orang-orang ingin menyakiti adikku."Ekspresi di wajah gadis-gadis itu saat mendengar kata-kata Matthias sungguh tak terlukiskan. Kalau saja situasinya berbeda Emily pasti sudah menertawakan mereka.
Para gadis itu terdiam sembari saling melemparkan tatapan cemas, karena tahu bahwa ucapan Matthias sungguh-sungguh.
Dalam hal ini koneksi Matthias dengan orang tua para gadis itu saja akan membuat mereka berpikir seribu kali tentang tindakan mereka.
Tak diragukan lagi mereka pasti bakal menuruti permintaan Matthias.
Hati Emily mendadak diliputi kehangatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Beast : "Dark Fortress"
Любовные романыSuatu pagi Baron Dimitri Lurie yang tengah diselidiki karena keterlibatannya atas bencana ledakan tambang yang meluluh lantakkan seluruh desa, ditemukan tewas bunuh diri di kamar tidurnya. Kematiannya membuat anak laki-lakinya, Matthias, menyimpan d...