Penjaga gerbang pasti telah mengabarkan kedatangannya, karena ketika Emily turun dari taksi, Lady Clarice telah menyambutnya di depan mansion Lurie.
Selusin pelayan berjajar siaga di sisi kanan dan kiri pintu masuk, mereka serempak membungkukkan badan ketika Emily dan Lady Clarice lewat.
"Lihat dirimu, kau semakin cantik sejak terakhir aku melihatmu."
"Pantas saja putraku sulit berpaling."Ucapan terakhirnya membuat pipi Emily bersemu kemerahan.
"Apa Matthias sudah pulang?""Belum, tapi dia tak akan lama. Bagaimanapun orang yang baru saja tertembak tidak boleh berkeliaran, bukan?"
Kedua mata biru Emily membulat terkejut.
"Anda tahu?"
Lady Clarice mengibaskan tangan di depan wajahnya.
"Aku tidak setuju dengan rencananya, tapi Matthias sangat bertekad."
"Dia telah memikirkannya selama berbulan-bulan bagaimana cara menangkap Anastasia.""Apa kau datang karena mengkhawatirkannya, sayang?"
Emily mengangguk.
"Sebenarnya aku baru saja mengunjungi Whitley di penjara, dia mengatakan hal yang mengerikan."
Ia meraih tangan Lady Clarice, menggenggamnya.
"Dia bilang jika surat wasiat suami anda yang berisi pengakuan atas bencana Midland Care sebenarnya ditulis olehnya."
"Whitley telah melakukan banyak hal yang jahat pada keluarga anda bahkan jauh sebelum Baron Dimitri meninggal!"Lady Clarice tampak sedih tapi raut wajahnya sama sekali tidak terkejut.
"Apa anda juga tahu ini?"tanya Emily hati-hati.
"Dulu saat pertama kali suamiku tahu Whitley mencuri darinya, dia mengampuninya karena merasa kasihan pada istrinya, Kelly yang saat itu sedang hamil."
"Namun suamiku tak lagi memercayakan keuangan mansion padanya."
"Aksesnya terbatas pada pekerjaan kordinasi para pelayan rumah."
"Kurasa di sekitar waktu itu Leonard Beverly mendekati Whitley."
"Dia tahu Whitley sedang butuh uang dan ia memanfaatkannya.""Banyak hal yang aneh terjadi saat itu tapi aku tak pernah menyangka Whitley pelakunya."
"Apa Matthias juga tahu?"
Lady Clarice menghela napas panjang.
"Putraku yang malang."
"Kuharap kau tidak membahas hal ini dengannya."
Sorot mata wanita itu memohon saat ia menatap Emily.
"Bisa dibilang Whitley adalah orang yang mengasuhnya sejak kecil."
"Mungkin itu sebabnya mendiang suamiku tidak memberitahu Matthias skandal korupsi Whitley, karena dia tak mau membuatnya kecewa."Emily mengerutkan kening.
Ini miris sekali, pikirnya muram.
Dia bukan hanya mencuri dari ayahnya tapi dosanya jauh lebih besar daripada itu.Ia tak bisa bayangkan bagaimana reaksi Matthias saat dia tahu jika Whitley yang menulis surat pengakuan ayahnya.
Tepukan ringan pada tangannya mengalihkan perhatian Emily.
"Kita harus berhenti membicarakan hal yang suram, apa kau tahu Light sudah punya anak?""Benarkah?!" Emily tertawa takjub.
Lady Clarice mengangguk semangat.
"Seekor jantan berwarna kastanye, sehat dan sangat enerjik, mereka meramalkan dia kan menjadi penerus ayahnya, Shadow.""Astaga," Emily tertawa sembari menutupi mulutnya.
"Omong-omong, aku ingin melihat Light, sudah lama sekali sejak Matthias melarangku pergi ke istal.""Dia punya alasan yang bagus." tukas Lady Clarice, mengacu pada peristiwa Emily yang hampir jatuh dari atas kuda saat pertama kali menunggangi Light.
"Kali ini berbeda ibu, aku berlatih dengan pelatih pribadi selama berada di Stanford Shire."
"Dia bilang kemampuanku cukup bagus.""Entahlah,"
Lady Clarice berkata ragu."Ayolah ibu, biar kutunjukkan kalau aku benar-benar bisa."
"Ini akan menjadi kejutan bagi Matthias!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Beast : "Dark Fortress"
RomanceSuatu pagi Baron Dimitri Lurie yang tengah diselidiki karena keterlibatannya atas bencana ledakan tambang yang meluluh lantakkan seluruh desa, ditemukan tewas bunuh diri di kamar tidurnya. Kematiannya membuat anak laki-lakinya, Matthias, menyimpan d...