Episode 63 : Hanya Kebenaran

56 7 6
                                    

Saat mengawasi Emily, Matthias hampir dikuasai oleh keinginan untuk berlutut dan memohon maaf namun sebaliknya dia tidak bergeming melihat gadis itu berlari keluar sambil menangis.

Lady Clarice menatap putranya dengan campuran rasa kesal dan kasihan.
"Kau akan membiarkan dia pergi begitu saja?"

Matthias kembali ke kursinya.
Ia duduk sambil dengan tenang memunguti lembaran dokumen di atas meja.
"Lebih baik begini."

Lady Clarice mengembuskan napas pendek. Merasa frustasi karena putranya yang keras kepala.
"Kau akan menyesalinya."
Lalu ia berjalan keluar dari sana meninggalkan Matthias sendiri.

Matthias meremas tumpukan kertas di tangannya.
Aku sudah menyesal, pikirnya muram.
Sekarang yang dia inginkan hanyalah segera membereskan akar dari semua permasalahan ini.
Dia meraih ponsel lalu mencari nomor yang ada dalam daftar kontak khusus.
Teleponnya diangkat pada deringan pertama.

"... mari bertemu."

***

Edgbaston, Lurie's Winter House

"Aku menerima file rekaman cctv yang kau kirimkan,"
Matthias mempersilakan Anastasia duduk di sofa di hadapannya.
"Aku telah menghubungi detektif yang menangani kasusnya, dia bilang itu bisa diajukan sebagai bukti tambahan."

"Terima kasih Matthias," sahut Anastasia senang, "kau yang terbaik!"

Untung saja, pikir Anastasia.
Dulu dia berinisiatif memerintahkan Pedro pergi menemui sopir truk pada hari kecelakaan itu untuk membuat alibi, kini ia bisa menggunakannya dengan baik.
Pantulan cahaya yang berasal dari api di dalam perapian membuat siluet ekspresi wanita itu tampak seperti penyihir jahat dalam cerita dongeng dengan rambutnya yang merah menyala dan sinar mata yang gelap dan kejam.
"Kuharap mereka dapat segera memenjarakan Pedro Lang dan membersihkan namaku dari tuduhan."

Matthias mengangguk kecil.
"Sekarang soal Hawthorne, katakan padaku atas dasar apa kau yakin dia yang telah menulis surat pengakuan atas nama mendiang ayahku?"

Untuk beberapa alasan Matthias yakin Anastasia akan mengatakan apapun untuk membuatnya tertarik bekerja sama, dan wanita itu tahu betul jika satu-satunya hal yang akan membuat Matthias tertarik adalah menangkap orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian ayahnya.
Meskipun Matthias tahu Anastasia sangat mungkin akan berbohong.

"Well, itu adalah yang kudengar dari ayah," jawab Anastasia.
"Katanya paman Trenton ingin menutup kasus kebocoran tambang yang saat itu tengah diselidiki,"
"... karena Hawthorne Contructions adalah pemimpin proyek dia bermaksud menghindari penyelidikan lalu mencari kambing hitam, ayahmu, target yang sempurna, sebab dia pernah menandatangani surat ijin penambangan."

Itu jelas bohong.
Hawthorne hanya pelaksana proyek bersama dengan ketiga klan lain sebagai mitra.
Dan ayahnya bukan orang yang bisa membuat surat ijin tanpa persetujuan dari pimpinan dewan parlemen, yang mana adalah Duke of Beverly, ayah Anastasia.
Jika Anastasia cukup bodoh untuk tidak menyebutkan nama ayahnya sama sekali dalam hal ini, justru itu terlalu mencurigakan.

Matthias bangkit dan menghampiri salah satu bufet berisi koleksi minuman keras dalam botol-botol kristal.
Ia memilih salah satu anggur yang kuat lalu menuangkannya ke dalam dua gelas kaca berleher tinggi, membawa keduanya dan menyodorkan salah satunya kepada Anastasia.

Anastasia tersenyum.
Ia mengangkat gelasnya, bersulang.
"Untuk kebebasanku."
Lalu menenggak habis anggurnya.
"Ini bagus," komentarnya sambil mengamati sisa anggur dalam gelas. "Bordeaux?"
Wanita itu meraih botol anggur lalu mengisi ulang gelasnya hingga penuh lalu menyesap isinya dengan cepat seperti orang kehausan.

Beauty and The Beast : "Dark Fortress"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang