"Aku tidak menyangka kau benar-benar datang, Jeff!" Emily menggeleng takjub.
Setelah meminta ijin kakaknya untuk meninggalkan ballroom sejenak, Emily membawa Jeff ke ruang duduk yang lebih privat yang ada di sayap timur mansion untuk berbincang-bincang.
Emily mengulurkan tangan ke seberang sofa.
"Aku sangat senang kau di sini."'Aku juga.' Jeff berkata dengan bahasa isyarat. Ia mengamati Emily.
'Kau berdandan, terlihat seperti pastri." selorohnya.Emily melontarkan tawa keras yang sama sekali tidak mirip seorang lady lalu menghambur memeluk lelaki itu.
"Rasanya seperti satu abad ... aku merindukanmu."Jeff mengusap punggung gadis itu sebelum melepaskan pelukannya.
'Aku juga merindukanmu. Bagaimana kabarmu?'"Baik, ini cukup mengagumkan sebenarnya. Ada banyak sekali yang ingin kuceritakan padamu ..."
Emily berkata menggebu-gebu.Jeff memiringkan kepala menatapnya. 'Kuduga begitu. Keluargamu?'
'Sangat baik.' Emily menjawab dengan bahasa isyarat.
"Mereka menjagaku. Oh Jeff, aku tak pernah ingat pernah sebahagia ini!"
"Jangan salah paham," sahutnya buru-buru. "Kau juga sangat penting bagiku, Jeff, dan begitu juga semua orang di Emerald." ia menambahkan.
"Hanya saja mereka keluargaku dan ... "'Aku mengerti, Emily.' potong Jeff.
'Aku senang jika kau merasa bahagia.'
lelaki itu memaksakan seulas senyum.Namun Emily terlalu bahagia untuk memperhatikan kecemasan di raut wajah Jeff.
"Ceritakan bagaimana situasi di Emerald! Dan kabar suster kepala, juga anak-anak panti?" cecarnya.'Baik. Mereka menitip salam untukmu.' lalu Jeff kelihatan ragu sebelum ia melanjutkan.
'Sepertinya kau sudah memutuskan?'Emily menurunkan pandangannya, menekuri pola rumit sulaman pada gaunnya.
Untuk sesaat keheningan menyelimuti mereka."Sejak tiba di sini, aku merasa ... seolah di sinilah tempatku." Emily berbicara hati-hati.
Lalu ia tertawa canggung sembari mendongak pada Jeff.
"Aneh bukan? Aku baru mengenal mereka beberapa minggu."Jeff tidak punya pilihan selain membalas senyumnya.
Reaksi Emily sama sekali tidak aneh.
Ia mengenal Emily sebaik garis telapak tangannya.
Hal yang paling didambakan oleh gadis itu sejak lama adalah bertemu dengan keluarga kandungnya.Itulah alasan Emily selalu kabur dari rumah orang tua asuhnya dan kembali ke Emerald setiap kali ia diadopsi.
Meskipun Emily tidak mengungkapkannya secara eksplisit, tapi Jeff tahu Emily ingin tetap berada di Emerald.
Karena seandainya ada anggota kerabat Emily datang menjemputnya suatu hari nanti, mereka akan menemukan dia di sana di tempat ia ditinggalkan.Para pengurus Emerald pun menyerah mengirim Emily pergi, daripada melihatnya berakhir menyia-nyiakan masa remajanya dengan menjadi pemberontak.
Jeff menghela napas mengamati raut bahagia yang terpampang jelas di wajah Emily.
Sekarang mustahil baginya menjelaskan pada Emily tentang surat dari orang yang mengaku ayah kandungnya.
Surat itu mungkin saja akan menghancurkan Emily, dan menghapus seluruh kebahagiaan yang dirasakan gadis itu saat ini.
Sepucuk surat yang ditulis tangan oleh seseorang bernama Robert.
Ia telah menunjukkan isi surat tersebut pada Matthias Lurie, yang mengaku kakak kandung Emily, yang menanggapinya dengan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Beast : "Dark Fortress"
RomanceSuatu pagi Baron Dimitri Lurie yang tengah diselidiki karena keterlibatannya atas bencana ledakan tambang yang meluluh lantakkan seluruh desa, ditemukan tewas bunuh diri di kamar tidurnya. Kematiannya membuat anak laki-lakinya, Matthias, menyimpan d...