Kediaman Hawthorne
Emily menghembuskan napas dalam-dalam. 'Rasanya gugup.'
'Memikirkan pertemuan hari ini.'Kemarin saat baru tiba ia hanya sempat bertukar sapa yang kaku dan canggung dengan Trenton.
Mereka belum berbicara lagi hingga pagi ini ketika Emily dipanggil turun untuk sarapan bersamanya.Emily menyusuri lorong menuju ruang makan yang berada di sayap timur bangunan.
"Selamat pagi?"
Trenton mengangkat wajah dari file yang ditekuninya lalu tersenyum kala melihat Emily masuk.
"Pagi, Emily."
Trenton dengan cepat menandatangani dokumen lalu menyerahkannya pada Pedro Lang yang kemudian pamit pergi dari sana."Silahkan duduk." pria itu memberi isyarat agar Emily menempati kursi di kanan kepala meja.
"Aku senang sekali kau mau tinggal di rumah ini."
"Kuharap tidurmu nyenyak semalam.""Well. Sudah semestinya aku berada di sini." Emily mengangkat bahu.
"Kita ... kerabat."Trenton mengawasinya dengan seksama kemudian berkata,
"Omong-omong, sejak kapan kau tahu hal itu?""Sudah beberapa waktu," akunya.
"Sejak kau datang ke kantorku waktu itu?"
Emily mengangguk. "Ya."
"Lantas mengapa kau menunggu hingga saat ini untuk memberitahuku?"
"Sebab aku mau memastikan sesuatu lebih dulu."
"Lalu apa kesimpulanmu?" tanya kakeknya tenang.
"Apapun motif yang dimiliki Matthias tidak penting, yang dia punya selama ini cuma tuduhan-tuduhan."
Emily merasa tak ada perlunya menjelaskan apa yang dia dengar dari keluarga Lurie.Tujuannya tinggal bersama Trenton supaya dia bisa mengetahui segala sesuatu tentang keluarga Hawthorne, dan masa lalu mereka.
Bukankah setiap kisah selalu punya dua sisi kebenaran?
Emily sudah mendengar versi Matthias, kini saatnya ia mencari tahu versi Hawthorne.Ia hanya berharap hasil penemuannya nanti tidak akan terlalu buruk.
Trenton mengawasi Emily yang duduk gelisah di kursinya.
Fakta jika Emily adalah cucunya bukan hal yang baru baginya, bagaimanapun dia sudah mencurigai hal itu sejak lama.
Namun kepulangan Emily lah yang mengejutkannya.Setelah Emily menghabiskan berminggu-minggu bersama keluarga Lurie, bahkan setelah ia tahu dirinya bukan salah satu dari mereka, siapa yang bisa menyalahkannya jika Trenton berpikiran cucunya itu sedikit banyak sudah dicuci otaknya oleh mereka?
Namun karena sekarang Emily sudah bersamanya, dia berkewajiban memperbaiki kerusakan apapun yang sudah ditimbulkan oleh keluarga terkutuk itu atas cucunya.
"Selama beberapa tahun ini," Trenton memulai, "Matthias Lurie sangat gigih merongrong hidup kami, dia bersikeras menuduh kami bertanggung jawab atas kematian ayahnya."
Trenton menyuruh pelayan membawa hidangan ke meja.
Emily menerima sepotong cinnamon rolls dan segelas minuman tapi menolak hidangan yang lain.
"Sungguh alasan yang mengada-ada dan delusional!" kecamnya.Trenton menumpukan kedua tangannya di atas meja makan.
"Sebagai kawan lama Dimitri, kami sama-sama merasa kehilangan dan menyesalkan kejadian yang menimpanya, tapi bedanya aku dan tiga klan telah melanjutkan hidup kami," ujar Trenton.
"Sementara bagi Matthias waktu sepertinya berhenti pada momen kematian tragis ayahnya, dia terjebak di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Beast : "Dark Fortress"
RomantikSuatu pagi Baron Dimitri Lurie yang tengah diselidiki karena keterlibatannya atas bencana ledakan tambang yang meluluh lantakkan seluruh desa, ditemukan tewas bunuh diri di kamar tidurnya. Kematiannya membuat anak laki-lakinya, Matthias, menyimpan d...