Episode 32: Melepaskan

162 35 3
                                    

"Kau sudah datang," suster kepala Margaret menyapa ketika melihat Emily memasuki ruangan.
"Mari, bergabung dengan kami."

Suster Margaret meraih tangan Emily.
"Bagaimana keadaanmu anakku?"

"Baik, suster. Hasil rontgen dan CT-scan menunjukkan progres pemulihan cedera internal pada tulang dan kepalaku. Hanya ... " Emily memperlihatkan beberapa goresan di lengannya dan luka yang ditutup plaster di dekat dagunya. "Beberapa bekas luka ini."

Suster Margaret tersenyum sembari meremas jemarinya.
"Itu akan hilang seiring waktu," ujarnya.
"Tapi apa yang terjadi pada Jeff ... pasti sangat berat bagimu."
Wajah wanita itu mengerut prihatin.
"Kalian berdua sangat dekat sejak kecil."

"Sulit untuk menerimanya suster Margaret," desah Emily.

"Aku terus membayangkan keadaan mungkin akan berbeda bila Jeff tidak datang kemari."
"Ia mungkin sangat mengkhawatirkanku hingga melakukannya, dan itu membuatku menyesal."

"Kenapa? Bila situasinya terbalik tidakkah kau akan melakukan hal yang sama untuk Jeff?"

Emily menundukkan wajahnya.
"Aku hanya berharap bisa mencegahnya, suster."

"Tapi kau tak bisa, tak ada yang bisa mencegah takdir."
Suster Margaret mencondongkan tubuh dan menepuk-nepuk punggung tangannya.

"Penyesalan tidak akan membawa kita kemanapun selain jurang keputusasaan."
"Ini sulit, tapi kau harus belajar merelakannya, anakku."

Emily menghela napas dalam-dalam.
"Ada satu hal yang ingin kutanyakan pada anda, suster." ia menengadah padanya.
"Ini soal hari di mana aku ditinggalkan di Emerald."

Kerutan di dahi wajah wanita tua itu terurai mendengarnya.
"Kukira kakakmu sudah menjelaskan segalanya?"

Emily menggeleng. "Ada yang lain."
"Jeff menunjukkan surat pribadi yang ditinggalkan atas nama Robert Hawthorne."

Suster Margaret mengingat-ingat.
"Malam itu kami menemukanmu dan surat yang diletakkan di dalam selimut."
"Tapi tidak seorangpun mengonfirmasi surat tulisan tangan itu."

"Hingga delapan tahun lalu ketika Matthias Lurie datang ke panti, dan dia mengklaim kau adalah adiknya, seperti yang pernah kuceritakan padamu."

"Apa yang membuat anda memercayainya waktu itu suster?"

"Karena Matthias memiliki fakta yang lebih konkret dibanding selembar kertas yang tak dapat diverifikasi kebenarannya," sahut Suster Margaret.
"Dia membawa foto, dan catatan medis kelahiran, hal-hal teknis semacam itu." 

"Kenapa kau tiba-tiba menanyakannya, Emily?"

"Aku hanya ... surat itu terus menggangguku, suster." Emily memejam frustasi.

"Lagi, kita tidak tahu pasti siapa yang menulis dan apa tujuannya," sahut suster Margaret.

"Tapi bisa saja surat itu mengarah pada suatu petunjuk!" bantahnya putus asa.

Suster Margaret dengan lembut menumpangkan telapak tangan di bahu Emily. "Anakku."
"Sekarang kau telah berkumpul kembali dengan ibu dan kakakmu."

"Ambilah nasihatku, tinggalkan semua itu di belakang dan mulailah hidup yang baru bersama keluargamu di sini."

Emily menggeleng kuat-kuat.
"Tidak, suster. Anda tidak mengerti, mereka ... "

'Mereka bukan keluargaku!' Emily ingin sekali meneriakkannya, tapi itu hanya akan menyeret para suster Emerald ke dalam pusaran masalahnya.

Bagaimana dia bisa?

Kini tak ada yang tersisa baginya selain mencari tahu apa yang terjadi pada Robert Hawthorne, dan kenapa ayah kandungnya itu tak pernah kembali untuk menjemputnya dari Emerald.

Beauty and The Beast : "Dark Fortress"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang