Suara ringkihan dan derap tapak kaki yang teratur terdengar dari arah istal sebelum Emily menyaksikan seekor kuda besar berwarna hitam legam dituntun keluar oleh seorang pekerja.
Lelaki muda itu mengangguk hormat kepada Emily saat melewatinya.
Emily tersenyum padanya lalu mengalihkan pandangan pada seekor kuda yang melangkah di sisinya.Hewan menakjubkan itu mengibaskan surai panjangnya dan menghembus napas kuat dari hidungnya yang terdongak angkuh.
"Berapa banyak kuda yang dipelihara di sini Mr.Flint ?" Emily bertanya kepada pengurus istal yang berjalan di sampingnya.
"Lima puluh lima, Miss. Semuanya ras murni."
Emily menangkap nada bangga dalam suara pria tua itu."Yang barusan ..."
"Oh itu kuda kesayangan sang Baron, Miss. Namanya Shadow."
Bibir Emily melengkung membentuk senyuman. "Hewan yang cantik."
Emily mendengar tawa tertahan akibat komentarnya."Anda mungkin tak akan berkata begitu bila melihatnya berderap bersama his lordship. Mungkin 'garang' deskripsi yang lebih tepat."
"Shadow ringan namun kuat dan telah terlatih sebagai kuda pacuan. Dia tak pernah melewatkan seharipun tanpa latihan keras terutama bila his lordship ada di sini."
"Mereka perpaduan yang seimbang, bila boleh saya katakan."
Mr. Flint tersenyum padanya."Maksudmu, Matthias sedang berkuda sekarang?"
Gagasan melihat Matthias berderap, menurut istilah Mr. Flint, bersama Shadow tiba-tiba membuat Emily bersemangat.Mr. Flint mengangguk. "Biasanya his lordship akan berkuda minimal satu jam menyusuri barisan bukit yang mengarah ke hutan pinus, di sebelah barat perkebunan." pria itu menunjuk bukit hijau yang membentang jauh di belakang bangunan istal.
Emily tiba-tiba memiliki ide yang menurutnya cemerlang.
"Aku ingin ke sana. Aku mau melihatnya."Mr. Flint mengerenyit ragu. "Apakah anda pernah menunggang kuda sebelumnya, Miss?"
Emily tak ingin mengatakan pada pria itu bahwa dirinya belum pernah melihat kuda ras secara langsung sebelum ini.
Dan satu-satunya momen ia pernah berinteraksi dengan kuda adalah saat dirinya bekerja paruh waktu sebagai pembersih kandang di peternakan milik kontributor panti asuhan saat dirinya berumur sepuluh tahun.Sebagai gantinya Emily berkata, "Aku pernah belajar menunggang kuda, sekali atau dua kali dulu."
Itu benar, walau sebenarnya yang terjadi saat itu adalah Emily merasa penasaran rasanya menunggang kuda, oleh karenanya suatu hari setelah memastikan tak ada siapapun yang melihat, Emily mencoba duduk di atas seekor kuda betina muram berpunggung melengkung yang bahkan enggan melangkahkan kakinya.
Jadi selama beberapa menit Emily hanya duduk di atas punggung kuda itu sambil berpura-pura sebagai penunggang handal yang sering ia lihat pada poster film War Horse, sebelum akhirnya sang pemilik rumah datang dan membuyarkan fantasinya.
"Kalau begitu saya akan menyarankan Light." Mr. Flint menunjuk ke arah seekor kuda yang baru saja ditarik keluar dari kandang.
Bila Shadow kuat dan mengagumkan, maka Light adalah hewan teranggun yang pernah dilihat oleh Emily.
Kuda itu berwarna seputih salju dengan surai keemasan.
Hewan itu berjalan dengan langkah teratur dan keanggunan alami.Seperti unicorn, pikir Emily takjub.
"Dia tangkas, tunggangan yang cocok untuk seorang lady."
Mr. Flint menghampiri pekerja yang menuntun Light dan mengambil tali kekang kuda itu darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Beast : "Dark Fortress"
RomansSuatu pagi Baron Dimitri Lurie yang tengah diselidiki karena keterlibatannya atas bencana ledakan tambang yang meluluh lantakkan seluruh desa, ditemukan tewas bunuh diri di kamar tidurnya. Kematiannya membuat anak laki-lakinya, Matthias, menyimpan d...