Episode 43: Aliansi Permanen

118 22 3
                                    

"Apakah itu benar?" tanya Xavier Lee curiga.
"Apa benar jika truk perusahaan anda menabrak taksi yang ditumpangi oleh Jeff?" ulangnya.

Leonard mendengus dalam hati.
Seolah bajingan parasit macam Xavier peduli pada anak lelakinya saja.
Anak yang sejak kecil dia telantarkan di panti asuhan, kini dia tiba-tiba berlagak merasa kehilangan? Bah!

"Tentu saja tidak!" geramnya.
"Jelas-jelas pada cctv tidak tampak kendaraan lain memasuki interstate, pasti Matthias cuma mengarang cerita dan membuat laporan palsu, kalian seharusnya tidak langsung memercayainya begitu saja!"
Ia berpaling kepada sang polisi.

"Siapa yang berwenang dalam kasus itu?Aku akan bicara pada komisaris kalian supaya dia dipecat karena tidak becus bekerja!"

Komisaris kepolisian adalah relasi Leonard karena mereka sama-sama memiliki kepentingan pribadi.

Sang komisaris memiliki sebuah perusahaan pemborong di distrik utara, dan memerlukan campur tangan Leonard selaku anggota parlemen agraria untuk meloloskan ijin proyek-proyek yang bermasalah atau yang tidak memenuhi standar.

Sedangkan Leonard seringkali menggunakan koneksinya dengan komisaris polisi, untuk menghindari masalah hukum yang berpotensi mengarah pada keluarganya.

"Maaf Your Grace," ujar petugas itu segan.
"Tapi bila anda melakukannya akan timbul lebih banyak kecurigaan, lagipula ini hanya prosedur standar untuk mengecek semua unit."
"Komisaris menyuruh saya kemari memperingatkan anda karena surat perintah telah dikeluarkan."

Leonard maju mendekati polisi itu.
Tatapannya semakin garang. "Maksudmu mereka sekarang mau menggeledah tempatku?" ujarnya meninggi.

Polisi itu mengangguk.

Leonard mengepalkan kedua tangannya dengan emosi.
Namun dalam hatinya ia berpikir, untung saja truk penyebab kecelakaan itu telah dibereskan dan dipoles sedemikian rupa, jadi sekalipun diperiksa mereka tidak akan menemukan apapun di sana kecuali setitik debu.

Tapi jika dirinya tidak memberikan perlawanan tentu akan terkesan ia membiarkan orang menuduh keluarga Beverly seenaknya, dan hal itu bakal merendahkan wibawa adipati Kingston di depan masyarakat.

"Aku tidak peduli surat perintah macam apa yang kalian tunjukkan!"
Ia menyambar telepon lalu menekan nomor sekretaris pribadinya di perusahaan.
"Kalau ada yang datang ingin menggeledah ke sana jangan biarkan mereka masuk sampai kau menghubungi pengacara kita, paham!" bentaknya sengit, lalu dengan kasar menutup sambungan teleponnya.

Ia menuding sang polisi dan memberikan ultimatum.
"Nanti bila terbukti kalian tidak dapat menemukan apapun, lihat saja, aku akan menuntut kalian semua atas tuduhan pencemaran nama baik dan juga perbuatan tidak menyenangkan!"
"Akan kutuntut kalian sampai mampus!"
"Katakan itu pada atasanmu!"

***

Papan angka penunjuk lift menyala di angka sepuluh lalu pintu gandanya berdengung terbuka.
Lady Clarice menggandeng lengan Matthias saat mereka melangkah keluar dari lift.

Sudut matanya menangkap sosok familiar seorang wanita yang berpapasan dengannya berjalan masuk ke dalam lift.
Namun sulit melihat wajahnya dengan jelas karena kacamata hitam besar yang menutupi nyaris separuh wajah wanita itu.

"Aku akan menemui dokter untuk memastikan kondisi Emily."
Ucapan Matthias membuatnya mengalihkan pandangan dari si wanita yang kini sudah berada di dalam lift yang menutup.

"Baiklah."
Mereka menyusuri koridor ke tempat kamar rawat Emily.
"Omong-omong apa kau sudah bicara pada penyidik soal ucapan Emily?"

"Ya, kemarin. Hari ini kabarnya mereka akan melakukan pemeriksaan pada semua unit kendaraan di Beverly Express."

Beauty and The Beast : "Dark Fortress"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang