17. MALAM MINGGU

4.2K 432 38
                                    

"Apa?"

Azriel menghembuskan nafasnya pelan, ia meraih kedua tangan Sena untuk digenggam. Menatap Sena yang kini masih memasang raut wajah bingung.

"Sen?"panggil Azriel, yang membuat Sena mengerutkan keningnya.

"Gue temen kecil lo, Azlil nya lo."ujar Azriel, mendengar ucapan Azriel barusan membuat tubuh Sena menegang. Ia melepaskan genggaman tangannya dari tangan Azriel.

"Tolong jelasin."cicit Sena, jantungnya berdetak lebih cepat. Apa maksud dari semua ini? Teman kecil? Azriel? Laki-laki itu telah kembali?

"Ada beberapa fakta yang ngungkapin kalo lo adalah Sena temen gue waktu kecil. Kesatu, boneka rubah dikamar lo."

Sena ingat, waktu Azriel menjenguknya lelaki itu menanyakan boneka yang berada dikamarnya.

"Sen? Lo punya boneka rubah dari siapa?"

"A-ah ini? Ini dari temen kecil gue."

"Kedua, nama lo sama. Gak ada bedanya."

"Nama lo siapa? Kenalin, nama gue Sena."

"Ketiga, papi lo ceritain masa masa kecil lo. Termasuk dengan kepergian temen kecilnya yang nama Azriel."

Hal itu membuat Sena diam, apa yang diucapkan oleh Azriel barusan membuat dirinya semakin yakin. "Terus?"tanya Sena.

"Dulu gue ninggalin temen kecil gue karna harus ikut bokap pindah pekerjaan. Itu sama kaya temen lo, bener?"tanya Azriel mengangkat satu alisnya.

Sena menatap wajah Azriel. "Apa buktinya kalo gue temen kecil lo?"tanya Sena.

Azriel mendengus sebal, padahal sudah beberapa fakta yang ia ucapkan. "Gue punya bunga, dan itu pemberian dia waktu kecil ditaman."

Bunga?

"Ini."

"Apa?"tanyanya.

"Bunga na buat kamu."

"Bunga?"tanyanya memastikan.

Sena mengangguk, bibir kecilnya tertarik menjadi sebuah senyuman. "Dicimpen baik-baik ya, nanti kalo udah besal kita pasti ketemu lagi."ujar Sena.

Anak lelaki itu mengangkat satu alisnya. "Kenapa enggak belteman dali sekalang aja?"tanyanya.

Sena menyimpan jarinya didagu, ia seperti sedang memikir. "Boyeh."jawab Sena.

Anak lelaki itu menyodorkan kelingking kecilnya. Sedangkan Sena mengerutkan keningnya. "Apa?"tanyanya.

"Ayo buat janji."

"Janji apa?"tanyanya lagi.

"Janji buat temenan telus sampe dewasa, kalo pun nanti kita pisah."

Tubuh Azriel terhuyung ke belakang ketika Sena tiba-tiba memeluknya secara erat, bahkan Azriel bisa mendengar isakan kecil dari Sena. Menghembuskan nafasnya pelan, Azriel membalas pelukan Sena. Menyimpan dagunya dikepala Sena, tangannya mengusap pelan punggung Sena.

WE'LL MEET AGAIN? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang