24. DIA KEMBALI

3.4K 327 31
                                    

Azriel menghela nafasnya sabar saat ini mengekori Sena dari belakang, perempuan itu terlihat semangat untuk membeli kinderjoy dan susu pisang. Memang salahnya juga menawari hal itu pada Sena.

Ah bukan maksudnya tak ingin mengeluarkan uang untuk Sena, tentu saja Azriel akan membelikan makanan dan minuman itu untuk Sena. Hanya saja, Azriel salah menyogoknya, itu terlalu banyak. Bisa-bisa Sena sakit gigi karna memakan coklat.

"Mau sekalian sama cemilannya?"tawar Azriel, ia menenteng tas belanjaan yang berisi kinderjoy dan susu pisang.

Sena menoleh, ia mengerjapkan matanya. "Boleh?"tanya Sena, lumayan. Rezeki tidak boleh ditolak, bukan begitu?

"Lo kan hobi ngedrakor."ujar Azriel, ia berjalan pada stan makanan diikuti oleh Sena dari belakang yang masih bingung.

"Apa hubungannya drakor sama cemilan?"tanya Sena, ia melihat Azriel yang memilih-milih cemilan.

Azriel menoleh, tangannya memasukkan beberapa ciki kedalam tas belanjaan itu. "Apa si yang gue gak tau tentang Lo? Lo kalo ngedrakor kan harus ada cemilan."jawab Azriel santai.

"Kok tau?"tanyanya lagi.

"Taulah."jawabnya.

"Udah, jangan banyak-banyak segitu aja cukup kok."ucap Sena, ia tak mau menghabiskan uang lelaki itu. Bisa-bisa dirinya dikira matre.

"Cukup segini?"tanya Azriel, melihat isi tas belanjaan yang hampir penuh dengan cemilan Sena.

Sena mengangguk, ia membawa tangan Azriel untuk kekasir. "Makasih ya."ucap Sena, ia menipiskan bibirnya dan melihat Azriel yang sedang fokus pada ponsel.

Azriel menoleh, memasukkan ponselnya kedalam saku celana sekolah. Tersenyum, dan mengangkat kedua alisnya. "Gapapa, santai aja. Buat pacar sendiri ini." Setelah mengatakan itu, Azriel menyerahkan belanjaannya pada sang kasir.

Sedangkan Sena, ia memalingkan wajahnya menahan malu. Sudah dipastikan pipinya memerah.

•••

Azriel menghempaskan tubuhnya kekasur, saat ini dikamarnya ada keempat temannya yang sedang bermain. Ia melihat ke arah Tegar yang sedang memainkan ponselnya dikursi pojok.

Baru saja akan berdiri, namun Tegar berhasil memberhentikan langkahnya. Membuat Azriel mengurungkan niatnya itu, ia menatap serius pada Tegar begitu juga dengan ketiga temannya.

"Gue udah tau jawaban dari teka teki itu."

"Apa?"tanya mereka serempak.

"Tak perlu terlalu terang, ya penting tetap ada dan tak pernah padam."ucap Tegar saat membaca kertas gulungan itu, bibirnya membentuk sebuah seringai.

"Itu artinya tak perlu terlalu menunjukkan, yang penting selalu ada dan tak pernah hilang."ujar Tegar, hal itu membuat keempat lelaki dihadapannya ini mengernyit tak mengerti.

"Maksudnya?"

Tegar memutar bola matanya malas. "Lebih simpelnya, dia cinta sama Azriel, tapi gak nunjukin secara terang-terangan. Cinta itu selalu ada, dan gak pernah ilang. Ngerti?"tanya Tegar dan dijawab anggukan oleh mereka.

"Terus kode yang dibawahnya?"tanya Kai.

"Itu bukan kode, itu nama dia."

"Siapa?"tanya Azriel.

Tegar mengangkat satu alisnya, dirinya terkekeh kecil ketika mendapati pertanyaan seperti itu.

WE'LL MEET AGAIN? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang