Hanya tinggal menghitung hari, SMA Angkasa akan melaksanakan perayaan hari ulang tahun sekolah. Bahkan semua kini aula sekolah sudah disulap menjadi mewah, beberapa hari kebelakang Azriel disibukkan dengan sekolah. Berangkat pagi pulang malam, selalu seperti itu.
Bahkan kini waktunya dengan Sena pun ia tak punya, keduanya disibukkan dengan urusan masing-masing. Saat ini Azriel berada di lapangan, memantau para OSIS yang sedang membantu bekerja.
Tangannya ia masukkan kedalam saku celana, mata tipisnya menatap tajam para anggota. Disebelahnya, ada Atha yang membawa buku catatan.
"Tinggal apa?"tanya Azriel, ia menoleh ke samping dimana Atha yang sibuk dengan pulpen dan buku.
Atha menoleh, lalu kembali melihat buku. "Hampir beres, kita tinggal tunggu arahan yang lainnya dari pak Lili."jawab Atha, dan diangguki oleh Azriel.
Baru saja akan melangkah, tatapan Azriel beralih pada tiga laki-laki yang berlari. Siapa lagi kalo bukan temannya itu? Mereka bertiga sampai dihadapan Azriel dengan nafas terengah-engah.
Melihatnya membuat Azriel memijit pelipisnya, tanpa lama ia meninggalkan mereka berempat. Tentu saja langsung diikuti oleh mereka dari belakang, mata sipit itu fokus pada jalanan. Dari kejauhan, Azriel melihat Sena yang sedang berlatih dengan Satya.
Jika bukan karna latihan, Azriel tak akan mengijinkannya. Bukan egois, ia hanya takut jika lama kelamaan Sena nyaman dengan lelaki itu. Bukannya mereka juga berawal dari teman?
"El."
Azriel menoleh, melihat Tegar yang mensejajarkan langkahnya dengan dirinya. "Apa?"sahut Azriel.
"Gue udah nemu jawabannya."ujar Tegar.
Azriel mengangkat satu alisnya. "Semua?"tanyanya, dan diangguki oleh Tegar.
"Gue semalem pecahin teka-teki itu, dan gotcha! Gue nemuin semua jawabannya."jawab Tegar.
Azriel mengangguk, ia menepuk bahu lelaki itu. "Nanti abis pulang ke rumah Lo."ujar Azriel.
"Oke."
Pandangan Azriel teralih kembali ke depan, saat ini tujuan mereka ada ruangan OSIS. Tentu saja mereka harus memeriksa kembali, takut jika ada yang terlewat.
"Hai El."
Azriel yang sedang membereskan kertas dimeja pun menoleh, mengangguk dan tersenyum tipis. Tangannya kembali membereskan kertas putih itu. Baru akan melangkah tangannya dicekal oleh perempuan itu.
"Istirahat bareng?"tawar Kayla tersenyum.
Azriel terdiam, ia melihat pergelangan tangannya yang dipegang. Kayla yang menyadarinya sontak melepaskan tangannya dan tersenyum kaku.
Azriel menatap jam digelang tangannya. "Lain kali aja, gue lagi sibuk." Setelah mengatakan itu Azriel pergi menghampiri temannya yang berada disebrang.
Kayla yang melihatnya mendengus sebal, namun tak lama ia tersenyum miring. Matanya beralih pada tangan, setelah itu ia pergi dari ruangan OSIS.
Ditempat Azriel, Gerald mendengus sebal. Dasar nenek lampir, pikirnya.
Dia pikir Gerald tak melihat gerak-geriknya? Tentu saja melihatnya, bahkan ketika perempuan itu tersenyum dirinya bergidik ngeri. Gila ni anak, batinnya.
•••
Azriel melemparkan tasnya pada sofa yang berada dikamar Tegar, begitu juga dengan yang lainnya. "Mau minum?"tawar Tegar. Ia melepaskan rompi yang berada ditubuhnya, lalu menggulung tangan seragamnya yang panjang hingga ke siku.
![](https://img.wattpad.com/cover/274067166-288-k95797.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WE'LL MEET AGAIN? [END]
Romance⚠️BELUM DIREVISI [SEKUEL MY HUSBAND IS MY DILAPIDATED] Disarankan untuk membaca MHID terlebih dahulu, agar bisa mengetahui karakter orang-orang sebelumnya. ••• "Lo itu cewe, tapi kelakuan lo ngelebihin laki-laki." Mata Sena memicing, bukannya marah...