19. RAZIA

3.7K 404 18
                                    

Kembali lagi seperti biasa, hari ini adalah hari Senin. Hari yang paling menyebalkan bagi seluruh murid pemalas untuk mengikuti upacara, berdiri tegak selama satu jam dibawah terik matahari. Mengeluh, memprotes, mengumpat, dan menjahili teman adalah kebiasaan mereka disaat sang guru sedang memberikan sebuah amanat. Sudah tak heran lagi.

Saat ini Sena berdiri dipodium, tempat dimana murid yang tak berpakaian lengkap. Tadi, Sena buru-buru karna sudah siang. Ia lupa mengenakan dasi, dan sialnya hari ini ia berdiri dipodium. Tentu saja dengan keempat temannya. Sebenarnya Jihan, Zora, dan Tania berpakaian lengkap. Karna tak mau melihat mereka menderita jadi mereka ikut melepaskan dasi agar ikut berdiri dipodium.

Sesekali Sena melirik ke arah samping, dimana Jihan berdiri disampingnya. Sedari tadi anak itu tak mengeluh, yang ada tersenyum-senyum sendiri. Karna penasaran, Sena mengikuti kemana arah pandangan Jihan.

Memutar bola matanya malas, dasar bucin.

Sedari tadi Sena menghembuskan nafasnya kasar. Kapan upacara ini selesai? Ia mengantuk, dan ingin tidur. Niatnya hari ini ia akan membolos, masa bodoh dengan pelajaran nanti.

Matanya benar benar mengantuk, semalam ia bergadang menonton drakor. Menghabiskan episode yang tertinggal, hal itu menyebabkan ia kesiangan.

Satu jam kemudian, upacara telah dibubarkan. Tidak terkecuali untuk para murid yang berdiri dipodium. Mereka harus melaksanakan hukuman terlebih dahulu.

"Silahkan bersihkan lapangan selama tiga puluh menit, jika ada yang berani kabur maka akan berhadapan langsung dengan Bu Rosna."ujar Azriel memberi tahu, Sena yang melihatnya menggerutu kesal.

Bukan, bukan pada Azriel. Melainkan perempuan disampingnya yang selalu menempel. Siapa lagi kalo bukan Kayla? Perempuan itu mengambil kesempatan dalam kesempitan, ia mencoba untuk selalu berbicara pada Azriel. Sena tak bodoh, perempuan itu mencari perhatian pada pacarnya.

"Heh caper, gak usah deket-deket lo sama cowo gue."

Semua murid yang berada dipodium langsung menatap Sena, sepertinya ada keributan sebentar lagi?

"Sena."tegur Azriel lembut, ia memberikan tatapan seolah 'jangan membuat masalah.'

"Apa sih Sen? Ketus mulu perasaan sama gue."

Sena menatap Kayla jijik, bahkan Sena memasang wajah ejek pada perempuan itu. "Udah caper, gak sadar diri lagi."cibir Sena.

"Lo juga, kalo ditempelin tuh sama cewe harusnya jaga jarak bukan diem."sinis Sena pada Azriel, hal itu membuat sang empu mengernyitkan dahinya.

Apa ini? Kenapa dirinya ikut dimarahi? Yang mendekati dirinya kan Kayla, bukan dia. Menghembuskan nafasnya pelan. "Hukuman dimulai." Setelah mengatakan itu, Azriel meninggalkan podium itu. Tentunya diikuti oleh Kayla dari belakang.

Tidak perlu khawatir dengan murid yang akan kabur, toh ada anggota OSIS lainnya yang mengawasi. "Lo ngapain ikutin gue?"tanya Azriel, ia menoleh pada Kayla yang berjalan disampingnya.

"Hah? Ahh gue mau ambil sesuatu diruangan, ada yang ketinggalan."jawab Kayla, Azriel hanya menganggukkan kepalanya. Langkahnya ia belokkan pada ruang BK, sedangkan Kayla sempat berhenti sebentar sebelum berjalan kembali.

Azriel yang mengamati gerak-gerik Kayla pun mengkerutkan keningnya. "Aneh."gumamnya.

•••

Sena dan Jihan berjalan beriringan untuk ke kelas, namun sesampainya dikelas ia dikejutkan dengan para OSIS yang berdiri didepan. Tanpa permisi Sena masuk dan duduk ditempatnya.

"Silahkan berdiri ke depan, kami akan mengecek satu per satu tas kalian."

Sena memutar bola matanya malas, razia ya? Tanpa lama, ia berjalan ke depan untuk bergabung dengan murid lainnya. Banyak bisikan khawatir yang didengar oleh Sena. Sena mengumpat didalam hati, jika tidak ingin kena razia ya tidak usah membawa kecantikan ke sekolah. Aneh memang.

WE'LL MEET AGAIN? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang