Kini keduanya sudah siap untuk turun kebawah, Azriel menahan tawanya ketika melihat cara jalan istrinya yang sedikit aneh itu. Sungguh sangat pelan perempuan itu berjalan, Azriel yang melihatnya menjadi gemas sendiri.
"Sini gue gendong, jalan lo kelamaan."ujar Azriel, Sena yang mendengarnya mengerucutkan bibirnya tak suka.
Apakah dia lupa penyebab dirinya seperti ini siapa? Tidak sadar diri emang.
"Gak usah, bentar lagi juga nyampe."tolak Sena pelan.
Hingga akhirnya, keduanya telah sampai dimeja makan. Sena mengedarkan pandangannya, masih banyak keluarganya yang belum pulang.
Tak memperdulikan itu, Sena mengambil piring dan diisi oleh lauk pauknya. Tak lupa juga dengan piring Azriel. Jadi begini ya ketika sudah menjadi istri? Menyenangkan, pikirnya.
"Kenapa senyum-senyum sendiri?"tanya Azriel ketika melihat sang istri tersenyum sendiri.
"Gapapa."jawab Sena, ia memberikan satu piring pada lelaki itu.
Keduanya memulai makan dengan hening, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang mengenai piring.
"Aduhh pasutri baru bangun ya?"
Sena menoleh ke belakang, ia tersenyum kecil pada sang bibi. Ayolah, dia berbicara seperti itu dengan nada yang lumayan tinggi, sehingga orang disekitar rumahnya menengok ke arah dirinya.
Azriel yang sibuk makan pun tak memperdulikan itu, ia tetap melanjutkan makan.
"El."panggil Sena.
"Hm."dehem Azriel, lelaki itu mengambil air disampingnya lalu meneguknya pelan. Ia menatap Sena yang sedang minum.
"Kenapa?"tanya Azriel, tangannya terulur untuk merapihkan beberapa helai rambut Sena yang menutupi wajahnya.
"Kita tinggal dimana nanti?"tanya Sena, membuat Azriel mengerutkan keningnya lalu setelah itu tersenyum kecil.
"Kolong jembatan."jawab Azriel, membuat Sena memasang wajah bingung tak mengerti.
"Lo mau ngajak gue tinggal di kolong jembatan? Kenapa? Kan udah dikasih hadiah rumah sama papi, papa, El."ujar Sena tak mengerti.
Azriel mendelik sinis. "Itu tau, kenapa nanya lagi dodol?"tanya Azriel, tangannya terulur untuk mencubit pelan hidung sang istri.
"Aduh sakit."ringis Sena, ia melepaskan cubitan itu dari hidungnya.
"Lebay."ucap Azriel, ia berdiri dari duduknya menuju ke kulkas.
"Libiy."cibir Sena, matanya mengikuti gerak-gerik sang suami.
"Nih minum." Azriel menyodorkan satu gelas susu pada Sena, dan langsung diterima oleh sang istri.
Sena mendongakkan kepalanya. "Makasih suami."ucapnya tertawa kecil.
Azriel yang melihatnya tersenyum kecil. "Sama-sama istri."balas Azriel, diakhiri dengan kecupan dikening Sena.
Kelakuan mereka tak luput dari kedua orangtuanya dan keluarga Sena, mereka tersenyum sendiri melihat pasutri baru yang menebarkan keromantisan disiang hari.
"Ayo ke kamar."ajak Sena.
Azriel yang sedang mengupas buah pun membalikkan badannya ke belakang.
"Ngapain? Mau buat dede bayi lagi?"tanya Azriel menaikkan satu alisnya.
"Sembarangan, semalem kan udah."jawabnya, namun setelah itu ia menutup mulutnya.
"Oalah udah bikin, gimana rasanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WE'LL MEET AGAIN? [END]
Romansa⚠️BELUM DIREVISI [SEKUEL MY HUSBAND IS MY DILAPIDATED] Disarankan untuk membaca MHID terlebih dahulu, agar bisa mengetahui karakter orang-orang sebelumnya. ••• "Lo itu cewe, tapi kelakuan lo ngelebihin laki-laki." Mata Sena memicing, bukannya marah...