32. BERTEMU

2.6K 294 43
                                    

Satya dan Sena keluar dari studio cinema, Satya menoleh kesamping. Dimana Sena yang mengerucutkan bibirnya kesal, ia masih ingat dengan kejadian tadi didalam. Dimana layar besar itu tiba-tiba menampilkan seorang badut yang berpakaian seram.

Hal itu membuat Sena berteriak dan merengek ingin meminta keluar, namun yang membuat Satya pusing adalah saat ia mengajak Sena untuk keluar perempuan itu malah menolak.

Aneh memang, Satya sendiri tidak bisa menebak isi pikiran perempuan. Yang ia tau dan ia dengar adalah perempuan selalu benar, menyebalkan emang.

Jam menunjukkan pukul tiga sore, tak terasa waktu telah menjelang sore. Kedua remaja itu menuruni lift untuk ke basement lantai bawah.

"Besok berarti tentuin lagunya ya Sat?"tanya Sena, ia menoleh ke samping dimana Satya berjalan.

Satya mengangguk. "Iya, waktunya mepet. Jadi kita harus cepet-cepet cari lagunya."

"Oh oke, nanti malem gue kabarin."

"Kabarin aja."

"Nanti gue cari dulu lagunya yang bener bener pas bu-"

"Aduuhh." Sena terhuyung kebelakang ketika ada yang menabraknya, untung saja Satya langsung menahannya.

"Eh maaf maaf gue gak sengaja, ada yang sak-"

"Satya?"

"Aileen?"

Sena, perempuan itu mengernyitkan keningnya tak mengerti. "Kalian saling kenal?"tanya Sena, ia berdiri disamping Satya yang masih setia menatap wajah Aileen.

"Sat?"

Satya tersentak, ia menoleh ke samping dan mengangguk. "Iya, dia anak kelas IPS. Ail-"

"Leen, nih minumannya."

Sena menoleh ke asal suara, badannya menegang ketika melihat siapa lelaki itu. Azriel, lelaki itu membawakan botol minuman dan memberikan pada Aileen. Begitu juga dengan Azriel yang terkejut melihat Sena dihadapannya.

Kini suasana mendadak hening, bahkan cuaca yang tadi panas kini menjadi dingin. Keempat remaja itu sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Sampai akhirnya, Azriel membuka suara. Ia harus berbicara serius dengan Sena, tentu ia tak bisa terus-terusan seperti ini. "Sat?"panggil Azriel.

"Ya?"sahut Satya.

"Gue boleh bawa pulang cewe gue?"tanyanya, hal itu membuat Satya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Kenapa Azriel harus minta ijin? Bukankah dirinya itu kekasih Sena.

"Ada yang harus gue omongin sama Sena."lanjutnya.

"Y-ya boleh aja, dia kan cewe lu."ujar Satya.

Azriel mengangguk, ia menoleh ke samping dimana Aileen yang sedari tadi memperhatikan Satya. "Leen?"panggil Azriel.

"Eh iya?"

"Gue sama Sena ya? Lo bisa pulang naik taksi kan?"tanya Azriel pada Aileen.

Aileen sontak mengangguk, lagian ia juga ada yang harus dibicarakan dengan Satya. "Iya, nanti gue pulangnya naik taksi."

"Dia pulang bareng gue."celetuk Satya, membuat Aileen sontak menolehkan kepalanya dan menatap Satya berbinar.

"Kalo gitu gue pamit duluan ya? Kalian hati-hati." Setelah mengatakan itu, Azriel menarik tangan Sena. Meninggalkan kedua remaja yang kini merasa canggung.

"Lo mau ngomong apa?"tanya keduanya serempak, membuat Aileen mengulum bibirnya.

"Lo aja deh pertama."ujar Aileen.

WE'LL MEET AGAIN? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang